Jilid 41 : Thian-tong-kau Hancur

3K 50 1
                                    

Kemunculan Blo'on dan rombongannya di panggung yang sedianya akan digunakan untuk upacara meresmikan berdirinya partai Thian-tong kau, telah menyebabkan
kegagalan rencana fihak Thian-tong-kau.
Dalam upacara peresmian itu Thian-tong-kau telah mengeluarkan anak murid dan tokoh2 yang diandalkan untuk menjaga keamanan.

Barisan anakbuah Thian tong kau yang siap diatas panggung terdiri dari enam kacung Baju Merah dan enam kacung Baju biru. Kacung sekalipun mereka tetapi ilmu kepandaiannya cukup untuk melawan jago2 silat kelas satu.
Kemudian dua belas dara Baju kuning dan dua belas dara Baju Hijau. Mereka dara2 remaja yang selain cantik juga lihay ilmusilatnya.
Lalu duapuluh pengawal Baju Merah dan dua puluh pengawal Baju Putih. Keempat puluh pengawal itu merupakan tokoh2 persilatan yang telah hilang dalam dunia persilatan.

Sebelum diculik dan dibius kesadaran pikirannya, mereka adalah tokoh yang tekenal sakti dalam dunia persilatan.
Apabila keduapuluh Pengawal Baju Merah itu memiliki ilmu pukulan tangan kosong yang beraneka aliran, dan kesaktiannya, keduapuluh pengawal Baju Putih itu terdiri dari
tokoh2 yang sakti dalam menggunakan senjata. Mereka terdiri dan tokoh2 berbagai aliran persilatan.
Terakhir yang duduk dikursi kebesaran, adalah ketua Thian tong kau sendiri yang dikawal oleh dua orang gadis cantik.
Kedua gadis cantik membawa kipas bertangkai panjang dan tengah menggoyang-goyangkan kipasnya untuk menyejukkan tubuh ketua Thian tong-kau.

Juga dimuka ketua Thian-tong kau, dijaga oleh sepasang harimau yang mendekam dibawah kaki ketua itu.
Kemudian masih terdapat seorang pengacara Baju Merah yang memimpin upacara peresmian dan pengambilan sumpah dari anggauta baru yang akan masuk kedalam Thian tong-kau.
Yang hadir hampir dikata adalah seluruh tokoh2, baik ketua partai persilatan maupun perorangan, yang telah mempunyai nama besar dalam dunia persilatan.

Mereka itulah yang akan dipaksa menjadi anggauta Thian tong kau. Partai Thian-tong-kau mempunyai rencana besar untuk menggabung dan melebur semua partai2 persilatan
kedalam satu wadah yalah Thian-tong kau. Demikian juga akan mempersatukan aliran2 ilmusilat yang terdapat dalam dunia persilatan. Ilmusilat dari berbagai partai persilatan dan
aliran itu, akan dipelajari, diambil yang penting2, dirangkai dengan semua ilmusilat lalu akan diciptakan satu aliran ilmusilat dari Thian-tong-kau saja.

Banyak darah mengucur dan mayat2 berjatuhan akibat tokoh2 persilatan itu tak mau tunduk dan masuk menjadi anggauta Thian-tong-kau.
Keadaan makin gawat dan berbahaya bagi tokoh2 persilatan yang menghadiri upacara itu. Tokoh2 dari Kun lun pay, Hoa san-pay, Go-bi pay dan Kay pang hampir putus asa karena tak mampu menghadapi kekuatan Thian tong-kau yang memiliki barisan2 sakti.

Untunglah pada saat2 yang berbahaya muncul lah Blo'on, Sian Li, kakek Lo Kun, Hong Ing dan juga seorang tokoh aneh yalah Pek I lojin atau kakek Baju Putih.
Dengan ilmu kepandaian yang bersumber pada tenaga dalam luar biasa Ji-ih-sin kang dan ilmu latah dari Kitab tanpa tulisan atau Bu ji-keng, Blo'on dapat menghadapi jago2 dari Thian-tong-kau itu.
Akhirnya bubar berantakanlah barisan Thian tong kau. Satu demi satu, dimulai dari barisan kacung lalu gadis2 cantik, kemudian barisan pengawal baju putih maupun baju merah yang lihay, telah diobrak-abrik. Yang mati, yang terluka dan yang kabur. Pengacara baju merah dan ketua Thian tong kau mencuri kesempatan pada waktu rombongan Blo'on sedang berhadapan dengan pengawal2 baju putih, telah meloloskan diri.

Blo'on dan rombongannya mengejar, masuk kedalam terowongan, melalui beberapa perangkap yang berbahaya dan terakhir mengalami maut yang hebat ketika terjadi ledakan dahsyat.
Tetapi entah karena umurnya memang masih panjang dan hatus mengalami berbagai lelakon di dunia, entah karena pikirannya kosong tiada kotor dengan kejahatan2, Blo'on dan rombongannya masih selamat.
Tetapi beberapa ketua partai persilatan menerima penderitaan. Ceng Sian suthay tertindih batu sehingga kehabisan tenaga dan menderita luka-dalam. Hoa Sin ketua Kay-pang juga sama. la menyanggah batu besar yang akan menindih dirinya. Setelah Lo Kun mewakilinya, ketua Kay pang
itupun duduk bersemedhi pejamkan mata. Wajahnya pucat karena menderita luka-dalam.
Dari tumpukan puing2 dan timbunan batu2 besar, Sian Li melihat sebuah aliran darah.
Aliran darah itu tentulah merupakan timbunan mayat. Dan menjeritlah Sian Li ketika melihat sebuah pemandangan yang menyayat hati.

Pendekar Blo'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang