Kembali

289 6 0
                                    

Sore ini-pun hujan deras masih mengguyur kota dimana aku berada, Jatinangor. Kelas sudah berakhir sejak satu jam yang lalu, tapi aku masih belum juga beranjak dari tempat dudukku.

"Nasib jadi mahasiswa semester akhir ya begini. Tugas numpuk, hujan reda-pun tugasku pasti belum selesai juga." Keluhku.

Suara musik klasik yang kuputar dari handphone-ku mendamaikan suasana kelas yang begitu hening. Aku masih mengerjakan tugasku sembari menunggu hujan reda, dengan sesekali melirik ke handphone-ku jikalau ada pesan masuk.

*drrrt* handphone-ku bergetar tanda ada pesan masuk. Segera kubuka pesan tersebut.

Pada awalnya, kukira pesan tersebut hanyalah pesan iseng untuk menipu orang atau hanyalah pesan dari operator, tapi setelah aku membacanya dengan seksama, pesan itu bukanlah pesan dari operator, bukan pesan menipu dan bukan juga pesan salah kirim.

Dari: +628xxxxxxxxxx
Isi Pesan:
Kang Dito daritadi gak sadar ada saya ya di pojok belakang?

Aku terkejut. Karena sedari tadi hanya aku seorang yang tinggal di kelas itu, dan tidak ada seorang-pun orang yang masuk ke dalam kelas itu. Aku segera menoleh ke belakang, dan benar saja ada seorang gadis yang sedang duduk melamun di pojok belakang menatap ke arah jendela.

Aku bergegas menghampiri gadis itu.

"Ngg anu, mbak? Sejak kapan disitu?" Aku memulai percakapan.

Gadis itu menoleh ke arahku dan tersenyum, "Loh kang Dito daritadi nggak sadar? Saya udah lama banget tahu duduk disini, jauh lebih lama daripada kamu." Jawab gadis itu.

"Wah, manis banget si mbak-nya!"pikirku dalam hati.

Bagaimana bisa aku tidak menyadari keberadaan gadis cantik yang kini duduk di depanku. Kulitnya putih mulus dan wajahnya sangatlah cantik seperti kebanyakan para mojang sunda lainnya.

"Ahaha mana mungkin sih saya nggak sadar sama kehadiran neng geulis kayak mbak?" Aku mencoba menggombalinya.

"Aduh kang Dito bisa aja. Oh iya jangan panggil saya mbak, nama saya Jelita. Salam kenal kang!" Gadis bernama Jelita itu tersipu malu dan menjulurkan tangannya padaku.

Dengan sigap aku langsung membalas jabat tangannya, "panggil saya juga Dito aja yah! Nggak usah pake kang atuh. Kalem aja."

Jelita hanya tersenyum.

Kemudian suasana kembali hening, aku juga sedang tidak ada topik pembicaraan. Aku memang paling tidak bisa memulai pembicaraan duluan apalagi kalau lawan bicaraku gadis cantik seperti Jelita ini.

"Ngg, Dito..." panggil Jelita.
"Kenapa Lit?" tanyaku.
"Kamu nggak penasaran sama sekali kenapa saya sudah tahu nama kamu padahal kita baru kenal?" Tanya Jelita padaku.
"Ah! Ya, sebetulnya saya cukup penasaran." Jawabku.
"Hehehe, kita ngobrolnya sambil jalan-jalan keluar kelas yuk. Kebetulan, saya pengen ngajak kamu ke suatu tempat" Ajaknya tiba-tiba. Aku hanya mengangguk mengiyakan dan mengikuti langkahnya.

Jujur saja aku sedikit merasa aneh pada Jelita yang sudah tahu namaku padahal kami baru berkenalan sekarang, dan dia yang bisa dengan mudahnya mengajakku ke suatu tempat. Padahal kita benar-benar baru saling mengenal hari ini. Ditambah lagi aku tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya, padahal aku sering sekali mengambil mata kuliah ini. Tapi, yasudahlah ini hanya perasaanku saja.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang