BAB 3

48.5K 4.6K 431
                                    

"Tenang, kalau cuek gak bakal dapet denda kok."

***

Alesya mengeratkan genggaman pada kedua selempang tas. Koridor SMA Citra Bangsa sudah sepi. Pintu-pintu kelas tertutup rapat. Namun ada juga beberapa siswa yang masih berkeliaran. Alesya cuek menanggapi tatapan terselubung yang dari tadi tertuju padanya.

"Sya masuk sekolah ternyata."

"Buset ini udah jam delapan! Sya baru dateng?"

"Mentang-mentang nyokap bokapnya donatur utama."

"Itu anak berani banget."

"Etdah sekalian berangkat abis dhuhur."

"Itu anak kan langganan telat."

Merasa hormon kejahilannya muncul, ia sengaja berhenti dan menatap sinis ke arah salah satu gerombolan siswi.

"Apa liat-liat? Iri lo?"

Sontak membuat gerombolan siswi itu tersentak.

"Ehehehe iya. Ta-tasnya bagus," jawabnya dengan wajah memucat dan segera mengacir menjauhi Alesya. Seakan ingin tertawa saat itu juga melihat mereka mengacir seolah sedang melihat hantu.

Tujuan kaki melangkah adalah kelas XI IPA 3, kelas paling ujung di koridor satu.

"Assalamualaikum."

Alesya memamerkan barisan gigi putih. Ia bersandar di ambang pintu yang terbuka sembari melipat tangan di bawah dada. Semua tatapan seisi kelas sontak melihat ke arah Alesya. Termasuk dua sahabatnya. Afif dan Nabila. Melihat tatapan seisi kelas, Alesya hanya menautkan alisnya. Menunggu beberapa detik. Namun semua masih diam.

Detik berikutnya ia menggeleng-gelengkan kepala lantas berdecak. "Jawab kali salam gue. Dosa lo semua."

"Waalaikumsalam Alesya." Suara tujuh oktaf menggelagar tiba-tiba. Seketika Alesya terkesiap melihat bu Bilan-guru BK berada di meja guru.

Bakalan dapet ceramah gratis gue.

"Bu Bilan? Kok di sini?"

Mendapati mangsa sudah datang bu Bilan segera meluncur melangkah mendekati Alesya dengan kumpulan materi omelan.

"Kamu kira ini sekolah kakek moyang kamu!"

"Nenek kali bu," sahut Alesya reflek.

"Mulut mulut siapa?"

"Mulut ibu," jawabnya polos.

"Jadi terserah saya dong."

"Iya deh ibu Bilan yang cantik dan baik hat-"

"Hust! Jam berapa sekarang?"

"Delapan lewat." Alesya menilik kembali jam tangan. "Tiga menit."

"Sekolah ini masuk jam berapa?"

"Jam tujuh."

"Lalu kenapa kamu telat Alesya?" tanya bu Bilan geram.

"Ibu jangan marah-marah dong. Saya bisa jelasin kok."

"Alesya Alesya ini bukan hubungan yang perlu penjelasan."

"Ibu, tadi pagi saya nolongin orang ke rumah sakit."

Bu Bilan mengernyit begitu pula seisi kelas menatap Alesya dengan heran. Menunggu penjelasan selanjutnya.

"Nolongin? Bukannya biasanya kamu bikin orang masuk rumah sakit ya?" sindir bu Bilan menaikkan satu alisnya.

Bumantara Dan AmertanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang