BAB 30

15.9K 1.4K 38
                                    

Nyala api berkobar di tengah gerumbulan yang membentuk lingkaran. Semua bertepuk tangan saat bu Bilan dan pak Muhdi berhasil digiring ke tengah untuk berduet. Kikuk jelas terlihat dari keduanya. Bu Bilan dan pak Muhdi memang kerap digadang-gadang memiliki hubungan istimewa. Apalagi status mereka yang sama-sama single.

Meski malu-malu. Pak Muhdi mulai mendendangkan lagu Cuma Kamu dari Rhoma Irama. Dunia berubah seakan hanya milik mereka berdua. Tanpa ragu lagi mereka saling membalas syair.

"Ihuuiii!"

Sorakan serta siulan bersahutan memenuhi hening malam saat pak Muhdi menyelesaikan syair terakhir dengan memberikan setangkai mawar putih pada bu Bilan lengkap dengan posisi berjongkok.

"Duh! Ngiler bu ngiler."

"Woo! Panggilin penghulu ini mah."

"Suit..Suit!"

Bu Bilan menatap siswa siswi dengan pipi yang memerah, persis kepiting rebus. Entah mengapa semua murid menjadi diam seperti patung melihat momen ini.

"Ihuuiii!"

Sorakan semakin keras terdengar saat bu Bilan akhirnya mengambil setangkai bunga itu. Tos celebration dilakukan beberapa murid cowok pada pak Muhdi, termasuk Angga CS dan si anggota baru itu.

Hingar bingar siulan perlahan mereda saat pembawa acara Kevin dan Afif berdiri di tengah lingkaran.

"Oke guys. Setelah momen pak Muhdi dan bu Bilan yang sukses menaikkan baper akut kalian. Gimana kalo kita langsung ke acara selanjutnya?" kata Kevin membuat suasana langsung gaduh.

"Iya cepetan. Gak sabar nih."

Afif bersuara. "Jadi permainan kali ini adalah Lo Kasih Gue Terima."

Semua diam melihat Afif bersiap menjelaskan peraturan permainan. Ia memegang bola plastik berukuran sedang.

"Jadi gue bakal lempar bola ini secara asal dan dengan mata tertutup. Siapapun nanti yang menerima wajib maju ke depan dan lempar lagi asal. Nanti orang yang kena bola bakal jadi pasangan orang yang kena lemparan bola pertama. Dan mereka ambil tantangan dari kotak ini. Begitu pula selanjutnya," jelas Afif panjang lebar.

"Fif," panggil seseorang dari gerombolan kelas IPS. Afif menoleh mencari sumber suara. Cowok dengan rambut cepak sedang berdiri.

"Ya? Apa ada yang gak dipahami?"

"Kalo lempar hati lo ke gue bisa gak?"

Sorakan langsung mengeras membuat darah Afif naik ke ubun-ubun. Menyumpah serapahkan Jaelani si anak IPS 4 itu. Namun niatnya urung saat menyadari Kevin masih di sampingnya. Tidak mungkin ia berbuat sesuatu yang akan merusak image.

Permainan pertama dimulai. Afif berdiri di tengah dengan mata tertutup kain hitam. Semua diam menanti lemparan bola. Ada juga yang diam diam cemas tidak ingin terkena lemparan bola, entah alasan malu atau malas.

"Aa! Gue." Teriak Angga berjingkrak ria sambil memegang bola. Ia mulai berjalan ke tengah. Angga termasuk siswa most wanted yang bermulut lambe turah. Meskipun begitu banyak siswi yang mengantri untuk sekedar menjadi pasangan makan di kantin.

"Semoga Alesya semoga Alesya semoga Alesya," harap Angga setelah bola dilempar. Ia segera memutar tubuh mencari siapa penerima bola.

Tubuhnya melonjak kaget saat mengetahui bukanlah Alesya yang dia dapat. Tetapi Loli salah satu geng Kervia. Dandanan Loli memang agak berbeda. Gadis yang selalu dikuncir kuda, gigi berkawat dan dandanan yang terbilang berlebihan alias menor.

Bumantara Dan AmertanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang