1

10K 709 78
                                    


Musim Dingin, Aku merapatkan sweter yang menyelimuti tubuhku, dan berkali-kali ku tiupkan nafas di kedua telapak tanganku, Ah hangat. Salju mulai turun dan kini mulai menutupi jalan. Aku bersyukur pihak bandara belum menghentikan seluruh penerbangan hingga hari ini. Salju yang turun memang tidak lebat karna ini adalah salju pertama. Sekali-lagi aku mengedarkan pandangan di setiap sudut bandara Kota New York. Mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing, begitu pula aku.

Aku mengambil gulungan kecil di saku tas-ku, dan mulai membukanya, sebuah peta buta Kota New York. Aku mulai mencari tempat dimana aku berdiri dalam peta itu.

"Sial," aku mengumpat pelan. Kumasukkan lagi gulungan peta itu kedalam saku tas-ku. Ku hembuskan nafas pelan dan kini mulai menarik koperku meninggalkan tempat ini. Aku akan mencari Motel yang murah, agar keuanganku tetap stabil. Dan, aku harus mencari kerja. Ku langkahkan kakiku menuju pintu keluar dan berhenti di samping sebuah taksi.

"Ingin saya antar Nona?" Aku tersenyum tipis lalu mengangguk. Pria paruh baya itu ikut tersenyum lalu membuka pintu taksi-nya.

"Ada tempat yang ingin anda kunjungi Nona? Aku lihat sepertinya anda baru datang tapi bahasa inggris anda benar-benar fasih. Orang Asia benar?"

"Ya, Saya dari Korea" Balasku. Pria paruh baya itu mengangguk pelan. Lalu mulai mengemudikan taksi-nya. Aku menyandarkan bahuku dan mulai memejamkan mataku

"Apakah anda punya keluarga disini?-Oh maafkan aku"

"Anda pasti sangat lelah Nona. Maafkan pria paruh baya ini, silahkan kembali istirahat."

"Tidak, tidak masalah. Aku hanya sedang berfikir. Apa bapak-"

"Panggil saja aku John," potong pria tua itu. Aku mengangguk. "Apa kau tau penginapan yang murah disekitar sini?"

"Sepertinya aku tau, aku akan mengantarmu ke Manhattan"

*

Aku sampai di Manhattan sekitar satu jam yang lalu. John menghentikanku di sebuah rumah susun dengan warna coklat tua. Dibagian depan tampak beberapa kardus dan sampah berserakan. Aku bukanlah wanita yang rewel. Aku bahkan tinggal di Sauna ketika di Korea. Aku menarik koperku menaiki anak tangga lalu menekan bel.

"Siapa?"

"A-aku ingin menyewa salah satu kamar"

Kriet!

Aku mundur perlahan begitu pintu tua didepanku terbuka, seorang wanita berusia 30 tahun, mungkin. Tersenyum padaku. Aku membalas senyumannya. "Kau pendatang?"

Aku mengangguk. "Ya, saya dari Korea"

"Aku Jeanice, kau bisa memanggilku Jean. Benar ingin menyewa tempat ini? Disini begitu kumuh mungkin kau tid-"

"Tidak masalah bagiku" potongku cepat. Jean membetulkan posisi kacamatanya.

"Baiklah silahkan masuk" dia membuka pintunya lebar-lebar. Kemudian mempersilahkan aku masuk lebih dulu. Jean mengantarku ke kamar atas. Ada sekitar lima kamar dilantai atas. Dan kami berhenti di kamar yang paling pojok. "Ini kamarmu. Ini kuncinya. dan- Ah ya, siapa namamu Nona?"

"Clarisa. Clarisa Im"

Jean mengangguk lalu tersenyum. "Baiklah Nona Im. Semoga kau nyaman dengan tempat ini. Kamarku ada dibawah, jika kau membutuhkan sesuatu. Jangan sungkan menemuiku. Oke?"

Scattered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang