9

4.9K 441 37
                                    


[WARNING - 21 + (sedikit)]

Sorry for typo and hope you like it

-----------------------------------------------

Tidak mungkin, itu Donghae?

Aku sontak langsung memposisikan diriku untuk duduk membuat Sehun sedikit terkejut dengan gerakanku. Dia terlihat baru saja mencabut kejantanannya dari daerah kewanitaanku. Aku meringis langsung merapihkan pakaianku. Dan berjalan keluar ruangannya.

"Sial, Clarisa" dia mengumpat.

Aku mempercepat langkahku ketika mendengar derap langkah dibelakangku. Itu pasti Sehun. Bisa kupastikan juga kini kami telah menjadi pusat perhatian. Aku melirik ke sebelah kiriku, mendapati 2 orang wanita cantik menatapku dengan tatapan sebal, kulirik kearah lainnya dan mendapati tatapan iba. Kuhela nafas pelan ketika berhenti di depan lift dengan terus menekan tombolnya.

"Cale!!."

Bayangan foto Sehun dan Donghae berputar di kepalaku. Aku tidak mungkin salah lihat, dia benar-benar Donghae. Mengingat kami menghabiskan waktu bersama yang dibilang tidak cepat mana mungkin aku melupakannya begitu saja. Dia istimewa, aku mendadak melankolis.

Ting!

Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam lift dan dengan panik menekan tombolnya agar pintu itu segera tertutup. Dan benar saja, tepat ketika pintu hampir tertutup aku bisa melihat Sehun berdiri disana, hanya diam menatapku.

*

Aku meneguk gelas ketigaku, sembari menatap nanar sekitarku. Setelah kejadian memusingkan tadi siang, aku memutuskan untuk menghabiskan waktu-ku di sebuah bar yang tidak sengaja aku lewati. Sejenak aku tertawa, mengingat wajah Sehun yang menatapku tajam. Aku menyukai tatapan tajamnya ketika menatapku, yeah. Aku kembali meneguk habis wine-ku dan meletakkan gelas itu diatas meja panjang di depanku sehingga menimbulkan suara agak gaduh.

"Aku minta satu lagi" ucapku pada seorang bartender yang tengah berdiri di sebrang meja.

"Kau sudah menghabiskan 1 botol nona. Kau akan mabuk jika menambahnya"

Aku memajukan bibirku kemudian menekuk kedua tanganku dan meletakkan daguku diatasnya. Berpose se-imut mungkin. Bartender itu tertawa melihat tingkahku.

"Please?" dia menghela nafas berat. Kemudian mengambil sebuah botol wine dan membukanya untukku. Dia memberikan botol wine itu padaku, aku tersenyum senang menyambutnya.

"Sebelum aku memberikan ini padamu, berikan handphone-mu padaku" perintahnya.

"Kau ingin merampokku, huh?" dia tertawa kencang. Meski dentuman musik mengalun dengan kencang, aku masih bisa mendengar suara tawa renyahnya. Tapi aku tetap memberikan I-phoneku padanya.

"Password?" aku menggeleng. Aku tidak pernah mengunci I-phoneku. Alasannya simple aku tidak ingin ketika suatu saat aku dalam bahaya, tidak ada yang bisa menolongku. Lagi, bartender itu tersenyum kemudian memberikan botol wine itu padaku.

Aku meneguk satu gelas pertama di botol kedua.

"Siapa namamu?" tanyaku. Bartender itu terlihat bingung sebelum akhirnya dia tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih. "Aku Mark."

Scattered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang