2

4.5K 621 41
                                    

"Is she alright?" aku mendengar samar Kyle menggumam. Aku mencoba membuka mataku perlahan lalu mengerang ketika merasakan sinar lampu menyakiti pandanganku. Kemudian kurasakan sebuah tangan lembut, mungkin tangan Kyle memegang lenganku.

"Clarisa? bagaimana keadaanmu?" benarkan. Sebelum aku bisa memperbaiki penglihatanku, kuanggukan kepala-ku. "what's happen?"

"Kau pingsan, dan Sehun mengantarkanmu kesini. Bagaimana bisa kau dengan bodohnya melupakan swetermu di cuaca seperti ini?" aku mengingatnya sekarang, bagaimana Sehun menggendongku dengan gentlenya dan membiarkanku bersandar di dada bidangnya. Aku mengingat aroma dirinya, kayu manis dengan campuran mint. Dia meletakkan tubuhku di atas kasur dengan perlahan seperti aku adalah manekin yang mudah pecah. Kemudian aku mendengar teriakannya ketika memanggil Jean untuk membantuku mengganti pakaian. Aku merasakan pipiku memanas ketika mengingat dia ada disana, ketika Jean satu-persatu menanggalkan pakaianku. Tidak, apa yang baru saja kupikirkan?

".... soal Sehun, aku minta maaf Clarisa. Aku tau kriteria sekretaris keinginanya. Tapi aku sungguh, sudah menjelaskan padanya. Kau adalah temanku, dia.. kupikir dia.." aku mendongak menatapnya, ternyata ada Jean juga disini, tapi tidak ada dia. Syukurlah.

"A-aku butuh waktu sendirian. Maafkan aku" gumamku. Kudengar Kyle menghela nafas pelan.

"Aku mengerti, sekali lagi maafkan aku Clarisa" hening. Aku hanya bisa memandang Kyle dan Jean keluar dari kamarku kemudian Kyle menutup pintunya. "Selamat beristirahat"

*

Aku mencoba berdiri meski kurasakan kepalaku sedikit berdenyut. Kulangkahkan kakiku menuju connection door dan membukanya, salju masih turun dengan lebatnya. Dan aku membiarkan udara dingin masuk ke dalam kamarku. Aku mencoba mengingat keping-demi keping kejadian yang kualami hari ini. Tidak masuk akal. Bagaimana bisa aku merasakan kesialan dalam waktu satu hari.

Drrt-drrt.

Aku menoleh ke arah nakas ketika mendengar i-phoneku bergetar. Kulangkahkan kakiku kembali menuju tempat tidurku lalu mengambil i-phoneku. Aku mengernyit, ketika mendapati sebuah pesan dari nomor yang tidak ku kenali.

Fr : +171468xxxx

Are you wake up? Please call me

Dengan segera aku membalas pesan itu.

Fr : Me

Who's this? Mungkin anda salah sambung

Tidak sampai lima menit aku mendapati i-phoneku kembali bergetar, kali ini bukan lah lagi balasan sebuah pesan melainkan sebuah panggilan dari nomor yang sama. Meski ragu aku menggeser tombol hijau.

"Aku tidak pernah salah sambung Clarisa" deg!

Aku mengenali suara ini, meski baru beberapa jam tadi aku mendengarnya, tapi aku tahu betul siapa pemilik suara ini. Ya tuhan apa yang terjadi, dari mana dia bisa mendapatkan nomor telfonku?

Aku tidak mampu membalas perkataannya, otakku sangat sibuk mencerna hal apa yang sedang terjadi.

"its me Oh Seh-"

"Kurasa anda memang salah sambung sir" potongku cepat sebelum akhirnya aku memutuskan sambungannya. Tidak, sebenarnya apasih yang sedang terjadi? Mengapa aku masih saja merasa sial saat ini?

Scattered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang