EPILOG

3.9K 393 38
                                    


Sehun menatap pernak pernik tulisan yang tergantung dari ujung dinding ke dinding lainnya. Dalam hati dia mendesah kesal. Bukan, bukan ini yang ia inginkan. Dia ingin pesta ulang tahun gadis kecilnya terlihat mewah. Bukan seperti ini.

Ini semua ulah Nathan, gerutunya.

Dia berteriak memanggil nama saudaranya itu. "Nat. Nathan!"

Terdengar langkah terburu – buru di belakangnya. Dia langsung berbalik dan mendapati Nathan telah berdiri di belakangnya dengan nafas tersengal.

"Apa?"

"Ini.." Sehun menunjuk tulisan HAPPY BIRTHDAY CECILIA dengan pandangan tajam menatap Nathan. "Bukan seperti ini yang aku mau Nat. Tulisannya terlalu sederhana. Cecil tidak akan menyukainya. Nat. Ini momen penting bagiku. Aku akan.."

"Ya. Ya. Ya. Mengaku sebagai daddy-nya bukan?" potong Nathan dengan nada jengkel.

"Aku memang daddy-nya Nat!"

Nathan terkekeh. Sehun sudah menjadi lebih sensitif seminggu ini. Dia selalu uring – uringan mendekati ulang tahun Cecilia, keponakannya.

"Well. Sekarang dia tahu kau adalah daddy-nya." Nathan mengangkat dagunya menunjuk kearah belakang Sehun.

"Jadi paman daddy-nya Cecil?" suara gadis itu terdengar parau di telinga Sehun. Tubuhnya menegang. Dengan enggan dia berbalik dan mendapati Clarisa berdiri dengan tatapan tajam di susul dengan gadis kecilnya yang menatapnya dengan wajah sendu.

"Cecil.." ucap Sehun pelan. Sejujurnya dia tidak tahu apa yang akan dia katakan pada Cecilia gadis kecilnya. Otaknya mendadak buntu.

"Paman, daddy-nya Cecil?" tanya Cecil lagi. Dengan suara lebih parau dari yang sebelumnya. Sehun merasakan lututnya melemas. Dia menatap Clarisa sejenak. Wanita itu terdiam, lalu menggendong gadis kecilnya.

"Cecil, dengar mommy seben – "

"Ya. Paman daddy-nya Cecil. Daddy Cecil yang sebenarnya."

*

Clarisa menatap Sehun yang sedang menatap kearah dirinya dan Cecil dengan pandangan sendu. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Cecil kini mulai menangis dalam gendongannya. Sedangkan Sehun masih dalam posisi diam. Dia melirik Nathan yang juga terdiam di belakang Sehun. Sehun dan Cecil sama – sama terluka. Ini adalah salahnya.

"Sehun. Aku akan membawa Cecil kekamarnya." Ucapnya pelan. Entah Sehun mendengarnya atau tidak. Dia tetap berbalik membelakangi Sehun dan menggendong Cecil kekamarnya.

*

"Dia membenciku Nat." Ucap Sehun pelan. Nathan tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Dia hanya bisa memeluk Sehun yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri meski mereka hanya berbeda setahun.

"Apa yang harus kulakukan?"

"Beri Cecil waktu. Clarisa akan menjelaskan semuanya pada Cecil. Percaya padaku."

Sehun mengangguk pelan.

*

Clarisa nyaris memekik ketika melihat sebuah siluet di antara kegelapan ruang tamunya. Dengan perlahan dia berjalan menuju tombol lampu dan menyalakannya.

Sehun ada di sana. Pria itu berdiri menghadap sebuah foto berukuran hampir memenuhi setengah dindingnya. Foto dirinya dengan Cecilia ketika berusia dua tahun.

"Sehun?"

Sehun menoleh kearahnya dengan pandangan Sendu. Kemudian berbalik menghadap foto itu lagi.

Scattered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang