CLARISA - EXTRA PART [THE WEDDING]

4.3K 391 79
                                    

[Warning 18+]

"He-hei." Aku mendesah pelan ketika melihat peluh membasahi wajah pria tampan dihadapanku. Dia tersenyum manis padaku lalu mendekatkan wajahnya kearah bahuku dan menggigitnya.

"Ah!"

Dia sedikit terkejut mendengar pekikan pelanku. Lalu kembali menatapku. "Apa sakit?"

Aku menggeleng. Tidak. Ini nikmat. Aku memekik bukan karna sakit. Tapi perasaan nikmat yang membawaku terbang ke langit tinggi. Tubuhku bergetar ketika ia mempercepat gerakannya. Kami saling berpandangan. Kemudian ketika aku mencapai pelepasanku. Dia mendesah, suaranya sangat seksi.

"Ah – hah. Ini.. luar biasa Cale.." bisiknya. Aku tersenyum. Lalu dia mencabut juniornya dari kewanitaanku kemudian membaringkan dirinya di sebelahku. Menarik tubuhku hingga bersandari di dadanya. Merasakan detak jantungnya yang berirama sangat cepat.

"Aku mencintaimu Clarisa." bisiknya sambil terus memelukku.

"Aku tahu." Gumamku. "Karna aku juga mencintaimu Sehun."

*

Aku terbangun ketika merasakan sebuah sinar menerobos penglihatanku. Menyilaukan. Kemudian aku merasakan sesuatu menarik – narik selimutku. Aku menoleh ke sisi ranjangku, mendapati gadis kecilku sedang tersenyum kecil sambil terus – menerus menarik selimutku.

"Cecil ada apa?" tanyaku pelan. Sembari melirik Sehun yang masih terlelap dengan tangannya memeluk perutku.

"Ini sudah pukul tujuh mommy. Cecil halus belangkat sekolah." Ucapnya. Aku melihat dia juga melirik kearah Sehun yang terlelap. "Apa mommy dan daddy selalu tidul tanpa pakaian? Apa semua olang dewasa sepelti itu?"

Aku terkekeh pelan. Sejak sebulan yang lalu. Sejak aku kembali memiliki rumah yang bisa membuatku nyaman. Sehun memutuskan untuk menetap sementara di Perancis. Aku tidak mengerti, tapi dia selalu memintaku melakukan hal ini. Melakukan pergumulan di setiap saat. Dia pernah mengatakan seperti ini padaku :

"Kau tidak tahu betapa tersiksanya aku Cale. Empat tahun aku menahan gairahku. Dan kini. Kau ada disini bersamaku. Aku akan berubah menjadi srigala ganas yang selalu menyerangmu. Setiap saat, dimanapun, kapanpun, saat aku menginginkannya."

Awalnya aku menganggap ucapannya, hanyalah omong kosong belaka. Namun dua hari setelahnya. Dia melakukannya, di dapurku. Persis seperti yang aku lihat dulu dengan wanita jalangnya. Sehun tidak mengenal tempat, di mobil ketika berada di parkiran, di dalam lift, di ruang tunggu sekolah Cecil, di toilet dan dimanapun di saat dia menginginkannya.

"Mommy!"

Ah – aku terlalu banyak melamun jadi melupakan gadis kecilku. Dengan pelan, aku memindahkan lengan Sehun yang berada di perutku. Lalu mengambil kemeja-nya yang tergeletak di dekat nakas.

"mommy akan membuatkanmu sarapan. Lalu daddy akan mengantarmu ya?"

Cecil mengangguk.

*

"Kau tidak membangunkanku?" tanya Sehun ketika aku baru saja kembali setelah mengantar Cecil. Aku memutuskan membiarkannya tertidur dan aku yang mengantarkan gadis kecilku.

"Kau terlihat lelah sekali. Aku tidak tega membangunkanmu." Ucapku seraya berjalan ke dapurku. Mengambil sebuah wajan dan menggoreng telur. Lalu aku merasakan sebuah lengan kekar melingkar di perutku. Aku tersenyum.

"Mark mengatakan aku harus kembali ke New York. Ada project penting dengan biaya fantastis. Apa kau tidak keberatan kalau aku pergi?"

Aku terdiam sejenak. New York. Aku sama sekali tidak berfikir akan kembali ke sana. Rasanya tempat itu sudah sama seperti Korea. Neraka dunia bagiku.

Scattered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang