waktu menunjukkan pukul 5 sore,masih ada 2 jam untuk Kinal memutuskan apakah ia akan menikahi ketiga wanita itu atau memilih mendekam di penjara. menyebut namanya saja Kinal sudah bergidik ngeri apa lagi benar-benar berada di tempat jelek itu.
"hiiii amit amit" gumam Kinal sambil memukul kepala dan meja secara bergantian
seminggu sudah Kinal diberi waktu oleh ketiga wanita yang mengaku hamil oleh ketiga kakak laki-lakinya itu.kini hari terakhir dimana Kinal harus memutuskannya.
"udah sih Nal terima aja ,toh hartamu ini banyak jadi kamu gak akan jatuh miskin cuma karena nikahin tiga-tiganya" ucap wanita bertubuh tinggi yang tak lain adalah Cides saat melihat Kinal yang sudah dianggapnya adik itu sedang terlihat bingung
mendengar ucapan Cides,Kinal menatap tajam ke arah Cides
"ini bukan masalah Kinal bakal takut jatuh miskin atau engga. tapi ini masalah harga diri Kinal Ci" ucap Kinal sedikit emosi
Cides terkekeh geli mendengarnya
"Gayamu Nal Nal,sok sok'n harga diri" kata Cides
"mandi aja masih minta ditemenin Cides haha dimana harga dirimu Nal???" ledek cides
Kinal yang diledek seperti itu semakin kesal dan memutuskan untuk pergi ke arah balkon kamarnya. Cides yang melihat itu mengikuti langkah Kinal dari belakang.
"ngapain si ngikut-ngikut" kata Kinal sedikit kesal saat Cides mengikutinya
"cides cuma mau mastiin,kamu ke balkon mau liat pemandangan atau mau terjun ke bawah buat bunuh diri" ucap Cides
Kinal memutar bola matanya malas
"udah deh ah cides lebih baik siapin makan malam buat kita nanti malam" perintah Kinal
namun Cides menolak dengan menggelengkan kepala
"Cides gak mau kemana-mana dan akan disini terus buat nemenin Kinal" kata Cides yang kini tengah memeluk Kinal dari samping
Kinal sedikit terharu,ia merasa beruntung memiliki cides yang selalu ada untuknya.Kinal membalas pelukan cides.
"makasih cides selalu ada buat Kinal"
cup
Kinal mencium pipi Cides dan cides tersenyum.
"sama-sama" jawab cides
kini waktu menunjukan pukul 6.50 berarti masih ada sisa waktu 10 menit untuk Kinal kembali memutuskan,apakah pilihannya itu sudah mantap atau justru akan membuat rugi dirinya sendiri.
"gimana Nal udah siap?masih ada sisa beberapa menit buat kamu melarikan diri sebelum ketiga wanita itu datang" ucap cides yang duduk di samping Kinal
"Kinal gak mau jadi pecundang ci,cukup abang-abang Kinal aja yang pecundang"kata Kinal
"ya udah lah gimana baiknya Kinal cides ikut aja"
Kinal tersenyum lalu menyenderkan kepalanya di bahu cides dan cides mengusap lembut kepala Kinal.
Tingnong
tingnong
tingnong
"ci itu kayanya mereka deh" mendengar suara bell rumahnya Kinal langsung menegakkan tubuhnya
"sebentar biar cides liat" cides mengintip dari jendela besar yang ada di dekatnya
"iya Nal itu mereka" kata cides
"ya udah gih cides bukain pintunya dan suruh mereka masuk" perintah Kinal dan cides mengangguk patuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Kok Gue?
Teen FictionKok Gue? iya kok gue? kenapa harus gue? sialan emang abang-abang gue. mereka yang nikmatin,gue yang nanggung. apes banget hidup gue,udah cuma satu-satunya anak cewek di rumah. eeeehhhh sekarang gue di suruh tanggung jawab buat nikahin tiga cewek sek...