Part 27 (Aku, atau desy!)

1.7K 212 8
                                    

"Nal, jalan yuk!" Ajak ve yang baru saja keluar dari kamar mandi, dan kinal yang sedang asik bermain game di atas kasur.

Kinal melirik ve sekilas, lalu lanjut bermain game fav nya lagi.

"Aku males ve. Kamu jalan sendiri aja ya" tolak kinal halus.

Tapi sepertinya ve tidak terima dengan penolakan kinal. Lalu diambilnya dengan paksa hape kinal oleh ve.

"Kalo kamu gak mau aku ajak jalan. Gak akan ada lagi game, dan aku bakal hapus semua game kesayangan kamu itu!" Ancam ve pada kinal.

"Gak cuma itu. Aku bakal sita hape kamu, sampai paket UNLIMITED kamu itu habis sama aku!" Lanjut ve.

Ve berharap kinal akan takut pada ancamannya itu. Tapi nyatanya, kinal terlihat biasa saja dengan ancaman ve.

*Yaelah gitu doang? Gue gak takut. Duit gue banyak, dan bisa beli lagi bahkan 10x lipat dari itu* batin kinal menatap ve biasa saja.

"Kok kamu malah keliatan santai gitu sih?! Gak takut sama ancaman aku tadi?" Tanya ve

*Kinal menggeleng cepat*

"Buat apa aku takut. Ancaman kamu itu gak mempan buat aku, veranda sayang" kata kinal sambil mencubit gemas pipi chubby ve.

*aku lupa, kinal kan tajir. Satu henpon aku sita, atau aku ambil pun dia bisa beli lagi 10x lipat nya dari ini* batin ve yang menatap kinal kesal

"Ya udah kita pulang aja kalo gitu ke jakarta!" Ucap ve dengan nada kesal.

Sementara kinal terlihat senang ketika mendengar ve mengajaknya pulang ke jakarta. Karena ini lah yang kinal tunggu-tunggu, mengajak veranda pulang ke jakarta.

"Ok. Kalo gitu aku pesan tiket pesawat untuk kita pulang ke jakarta hari ini juga" kata kinal, sambil mengambil henpon miliknya dari tangan ve.

Ve semakin kesal dengan kinal yang tidak peka dengan keinginannya. justru kinal mengiyakan ajakannya untuk pulang ke jakarta. Padahal itu hanya gertakan ve saja untuk kinal, dan ve berharap kinal menolaknya. Lalu kinal akan menyetujui ajakannya untuk jalan-jalan. Tapi yang terjadi justru kinal setuju untuk pulang ke jakarta hari ini juga.

"Terserah!" Ketus ve, lalu meninggalkan kinal yang masih mengotak-atik henpon.

***

Jakarta,

Pukul 4 sore

Kinal, dan ve sudah tiba di jakarta dengan selamat. Kini mereka dalam perjalanan ke rumah dengan taxi online yang mereka tumpangi dari bandara.
Selama perjalanan keadaan di dalam mobil hening, kinal sibuk dengan pikirannya. Bahkan terlihat gusar, dan gelisah. Sementara ve masih dengan diam seribu bahasanya karena ulah kinal.

"Depan belok kanan ya pak" kata kinal  pada supir taxi yang mengangguk mengerti dengan ucapannya.

Dan tak lama mereka sampai, lalu kinal membayar taxi online tsb. Setelah itu kinal, dan ve masuk ke dalam rumah sambil menggeret koper besar mereka.
Sesampainya di dalam rumah, keduanya disambut oleh viny. Yang heran karena keduanya sudah pulang lebih awal dari jadwal honeymoon mereka.

"Kenapa kalian udah pulang?" Tanya viny pada keduanya.
Sebelum menjawab, kinal lebih dulu memeluk viny.
"Aku pulang karena ve yang ngajak, dan aku mau liat keadaan Cides" jawab kinal.

Ve semakin kesal mendengar jawaban kinal kepada viny. Padahal yang membuatnya ingin pulang ke jakarta adalah kinal sendiri.

"Aku kan udah bilang sama kamu nal, gak usah pulang. Cides baik-baik aja" kata viny

Ve yang tidak mengerti dengan yang dimaksud oleh viny kepada kinal pun meminta penjelasan.

"Emang desy kenapa sih?!" Tanya ve dengan nada sedikit meninggi.
"Desy sakit. Semalam tiba-tiba dia pingsan, dan mengeluarkan darah dari hidungnya cukup banyak" jelas viny yang menjawab pertanyaan ve.
Kinal yang sebelumnya sudah lebih dulu tau dari ve masih saja shock mendengar kondisi desy seperti yang dijelaskan oleh viny kepada ve.
"Terus kenapa gak dibawa ke rumah sakit? Dan kamu nal. Kamu ikut aku sebentar!" kata ve yang menarik kinal menjauh dari viny.
Ve pun membawa kinal keluar rumah, lebih tepatnya membawa kinal ke halaman rumah kinal yang cukup luas.

"Jadi kamu setuju aku ajak pulang ke jakarta itu hanya karena demi desy?!" Tanya ve emosi
Dan kinal mengangguk menjawab pertanyaan ve.
"Nal, kamu!" Geram ve
Kinal yang tau ve akan marah besar padanya hanya menunduk takut, dan merasa bersalah.
"Maafin aku ve. aku udah rusak honeymoon kita, dan nolak kamu ajak jalan. Aku juga setuju waktu kamu ajak pulang ke jakarta, padahal aku tau kamu cuma gertak aku. Tapi aku malah setuju hanya karena demi cides" sesal kinal pada ve.
Ve masih tak percaya dengan apa yang kinal lakukan.
"Aku khawatir sama cides. Aku takut cides kenapa-napa waktu kak inyi ngabarin aku kalo cides tiba-tiba jatuh pingsan, dan mimisan. Padahal kak inyi udah ngelarang aku buat pulang ke jakarta, tapi aku gelisah. Jadi, waktu kamu ajak aku jalan mendadak mood aku jelek. Rasanya aku mau cepet-cepet pulang ke jakarta buat cek keadaan cides. Dan waktu kamu gertak aku buat pulang ke jakarta bener-bener kesempatan buat aku, ve" jujur kinal.
"Kalo kamu mau marah sama aku silahkan ve. Mau hukum aku juga silahkan. Asal kamu maafin aku"

Ve tau kinal begitu peduli kepada desy. Tapi ve merasa apa yang kinal lakukan membuat bulan madu mereka berantakan. Mereka yang seharusnya 2 minggu bulan madu di bali, justru hanya 4 hari saja.

"Liat aku nal!" Perintah ve pada kinal

Kinal yang semula menunduk, mengangkat wajahnya ke arah ve.

"Sekarang kamu pilih. Aku, atau desy?!" Tanya ve, yang membuat kinal menatap tak percaya dengan apa yang ve katakan padanya.

"Ve, kamu-"

"Jawab! Kamu pilih aku, atau desy?!" Tanya ve lagi dengan nada meninggi, membuat kinal terlonjak kaget.

Kinal masih tak percaya kenapa ve sampai seperti ini, dan tidak mau mengerti perasaannya.

"Aku tunggu jawaban kamu malam ini juga kinal. Dan kamu harus tau resikonya kalau kamu lebih memilih desy dari pada aku!" Kata ve, sebelum akhirnya ia pergi dari hadapan kinal.

Kini kinal dihadapi dua pilihan yang cukup berat. Dan manakah yang akan kinal pilih. Veranda sang istri, atau desy yang sudah merawat kinal dan juga lebih dulu kinal kenal dari pada ve.















Jangan lupa baca ff gue yang judulnya "I love you, bunda"

Kok Gue?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang