Mataku terasa panas, segera aku berlari ke kamarku dan membanting pintu. Aku menangis sejadi-jadinya. Memang, aku baru jatuh cinta dengan Marc tapi aku tidak menyangka akan sesakit ini melihatnya dengan perempuan lain, ditambah beberapa hari yang lalu ia menyatakan perasaannya denganku. How cruel he is.
“KNOCK!! KNOCK!! Sam? Are you okay?”, yeah itu suara Mom—terdengar khawatir.
“I’m okay Mom, it’s okay. I just—“
“Let me in, Sam”. Akupun membuka pintu, aku langsung memeluk Mom dengan terisak. This is so hard for me. “Tell me apa yang terjadi?”. Aku menceritakan semua pada Mom, sambil sesekali aku terhenti karena tak sanggup menceritrakannya.
“Oh honey, don’t be sad, okey? I’m here for you. Ask him for explanation”, aku hanya memeluk Mom. Tidak sanggup rasanya untuk berbicara dengannya, aku hanya mengangguk pelan.
Malamnya, aku mencoba menelepon Marc. Aku merasa gugup sekaligus takut, ya takut aku akan menangis lagi. Setelah sekian lama, akhirnya aku memberanikan diri. Aku mencoba menelepon berkali-kali tapi tidak ada jawaban and I give up. Lalu, aku tersadar. Dia pasti sedang sibuk, Sam. Kau bodoh. Dia juga tidak akan mengangkat teleponmu, buat apa? Kau bukan siapa-siapanya, yang pacarnya Felice bukn kau. Ugh, aku merutuki diriku sendiri.
**
“Sam, kau baik-baik saja?”, seseorang menyadarkan lamunanku.
“Uh-oh, iya tentu saja aku baik-baik saja”, jawabku gugup.
“Kau tidak enak badan? Sebaiknya kau pulang saja, biar aku yang menggantikanmu”
“Oh tidak, ayo lanjutkan saja. Aku baik-baik saja kok”, sambil tersenyum untuk meyakinkan.
Argh, why the hell Marc always in my mind? Aku marah pada diriku sendiri. Hari ini, semua pekerjaanku terasa kacau karena aku gampang kehilangan focus, semua pikiranku tertuju pada Marc. Aku mengambil handphoneku dan segera menelepon Ashley untuk makan siang bersama sekaligus menceritakan apa yang terjadi.
“Apa yang terjadi?”, tanya Ashley penasaran. Aku menarik napas, sebenarnya aku takut kalau aku menceritakan kembali aku menangis lagi tapi aku tidak kuat memendam ini sendirian. Akhirnya aku pun menceritakan pada Ashley.
“Oh my god! How cruel he is! How dare he did that to you, Sam”, Ashley langsung memelukku dan menenangkan ku yang—yeah this shit happening again—menangis. “I swear I’d never thought this before”
“Me too”
“Okey. Look, now you have to forget him. I don’t want you get hurt because of him. He’s such a jerk, you know? Better you forget about him. I will help you darling, please don’t be sad. I really worried about you”
“Thanks Ashley, I will try. You always be my favorite person, like serious haha”
“Oh, let me hug you”
Aku memarkirkan mobilku di garasi. Ada seorang laki-laki di depan rumahku, aku segera turun dan menghampiri laki-laki itu.
“Anda pasti Samantha Price?”, tanya laki-laki itu.
“Ya benar, ada apa?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Ever Enough
Hayran KurguKebenciannya Sam akan MotoGP mempertemukan ia dan Marc. Mereka pun mulai jatuh cinta. Tapi, akankah berhasil? amazing cover by @najlaputri17