9. Engagement Party

15.9K 984 39
                                    

Sejak ia  memasuki ruangan itu beberapa hari yang lalu dan menatap lama pada lukisan Ellisa, pikiran Erika selalu gelisah dan berubah menjadi iba ketika bersama dengan Nick.

Entah sejak kapan sudah menjadi kewajiban bagi Erika untuk menemani Nick sarapan dan makan malam setiap hari. Dan entah kenapa Erika tidak banyak menolak seperti biasanya. Dia sibuk dengan pikirannya tentang cerita Hannah mengenai Ellisa.

Erika menatap Nick yang sedang memotong roti pada piringnya. Untuk beberapa saat dia berpikir apakah benar yang dikatakan oleh Hannah? Nick dulu adalah laki-laki yang hangat.

"Jangan menatapku seperti itu," ucap Nick melirik sekilas pada Erika.

Erika buru-buru mengalihkan pandangannya pada piring yang berisi roti dan potongan daging di depannya. Tapi tak berapa lama Erika melirik kembali ke arah Nick.

Nick yang merasa ditatap langsung memasang wajah tidak suka.

"Apakah kau menginginkan sesuatu?" tanya Nick kemudian meletakkan pisau dan garpunya.

Seperti seorang pencuri yang kepergok oleh si pemilik rumah, Erika buru-buru menggelengkan kepalanya gugup.

"Kau aneh akhir-akhir ini Erika."

Erika segera meneguk susu hangatnya dan kemudian mengusap mulutnya dengan serbet. "Aku akan kembali ke kamar,"  ucapnya kemudian berdiri.

Dia berjalan meninggalkan Nick yang masih duduk di kursi ruang makan tersebut. Namun langkah Erika berhenti dan menoleh kembali ke arah Nick yang ternyata Nick juga sedang menatapnya.

Erika menoleh kembali dan melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Setidaknya di kamar dia bisa leluasa berpikir.

Dan sekali lagi Erika terkejut ketika memasuki kamarnya, dia melihat salah seorang pelayan sedang membereskan pakaiannya. Lagi.

"Sedang apa kau?" tanyanya sedikit kesal.

"Bersiaplah, kita akan pergi ke New York."  Erika tahu suara siapa itu, kali ini bukan Hannah yang menyuruhnya untuk bersiap tapi Nick sendiri yang datang ke kamarnya.

Dan sejak kapan laki-laki itu sudah berdiri di belakangnya? Bukankah tadi dia sedang sarapan di ruang makan?

"Apa yang kau tunggu lagi Mrs. Simpsons?"  tanyanya sinis.

"Aku menolak," ucap Erika yang berjalan menuju ranjang kemudian duduk.

"Rupanya kau lebih suka jika aku memaksamu." Ucapan Nick membuat Erika sedikit takut.

"Kau tidak akan melakukannya," balas Erika geram.

"Benarkah? Bukankah aku sudah sering melakukannya padamu," ucap Nick yang berjalan mendekat pada Erika.

Erika gugup dan segera berdiri tapi dengan gerakan cepat Nick dapat meraih tubuh Erika dan menggendongnya di pundaknya. Tentu saja Erika langsung berontak, memukul-mukul punggung Nick.

"Angkat kopernya ke mobil," perintah Nick pada pelayannya.

"Baik Tuan."

Nick menggendong Erika menuruni anak tangga dan Erika, dia masih saja berteriak dan meronta membuat beberapa pelayan keluar untuk menyaksikan apa yang terjadi. Tidak terkecuali Hannah, pelayan wanita itu tersenyum kecil melihat perlakuan Tuannya pada Erika.

Hannah mengenal baik Tuannya dan dia tahu bahwa Tuannya sangat peduli pada Erika.

Nick menurunkan dengan kasar tubuh Erika di jok belakang mobilnya dan disusul Nick yang masuk kemudian duduk disampingnya.

Save You - e-book di PSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang