19. Please, Save Her!

12.1K 986 53
                                    

Joshua memegang amplop cokelat berisi surat perjanjian yang telah ditandatanganinya beberapa hari yang lalu dan sebuah koper yang berisikan uang tunai jutaan dollar setelah selesai mengantarkan istrinya tercinta masuk ke dalam kandang binatang buas. Ya, Joshua bisa berpikir seperti itu karena Mark memiliki sifat berbanding terbalik dengan Nick.

Apakah dia menyesal? Tentu saja.

Sesungguhnya dia sangat mencintai Erika. Tidak pernah dalam benaknya akan melakukan hal sebodoh ini pada istrinya. Namun, hasutan rekan bisnisnya telah membuat dia kehilangan semua miliknya, termasuk istrinya sendiri.

Kenyataan tentang kebangkrutan perusahaannya membuat Joshua gelap mata dan menuruti hasutan teman-temannya. Mereka tahu kalau Josh memiliki istri yang begitu cantik. Jadi mereka menyuruh Joshua untuk menggunakan istrinya sebagai alat untuk mendapatkan pinjaman. Dan dengan bodohnya Joshua melakukannya.

Lalu apa yang harus dilakukannya sekarang? Menyesal dan menangis? Sungguh itu adalah suatu hal yang sia-sia untuknya saat ini.

Joshua berpikir sejenak dan menatap kembali koper yang berisikan uang tersebut. Dia tidak membutuhkannya saat ini. Persetan dengan uang itu dia telah kehilangan orang yang sangat dicintainya.

Lalu dia harus meminta bantuan siapa? Tidak mungkin dia melaporkan hal ini kepada polisi karena tentu saja polisi akan menjebloskannya ke dalam penjara terlebih dahulu. Lalu bagaimana dengan nasib adik dan juga Erika? Dia tahu ketika dirinya berada dalam penjara, bajingan itu akan tetap bebas berkeliaran di luar sana dengan uang yang dimilikinya.

Sial.

****

Nick menatap kembali amplop cokelat yang tergeletak begitu saja di meja kerjanya setelah satu jam yang lalu laki-laki yang pernah datang dua bulan yang lalu bersama istrinya datang kembali dan meminta bantuan padanya.

Siapa lagi kalau bukan Joshua Daniel Hoffman. Laki-laki yang telah menyerahkan istrinya sendiri sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan olehnya.

Pandangan Nick beralih pada koper yang juga masih tergeletak di atas mejanya. Koper yang tadi sempat dibuka dan Nick sedikit terkejut dengan isinya, yaitu dua kali lipat uang pinjaman yang diberikannya pada Joshua. Dia sempat berpikir dari mana laki-laki ini bisa mendapatkan uang sebanyak itu, sebab Nick tahu bahwa Joshua telah benar-benar jatuh miskin. Namun, setelah Joshua menyodorkan sebuah amplop cokelat kepadanya, Nick baru tahu kalau ini adalah sebuah permainan yang akan melibatkannya suatu saat nanti, walaupun tanpa Joshua sendiri yang datang kepadanya.

Satu jam yang lalu.

"Ada apa Mr. Hoffman? Kenapa tiba-tiba Anda datang kemari?" tanya Nick heran.

"Maafkan saya Mr. Mackenzie, tapi saya membutuhkan bantuan Anda kembali," ucap Joshua sedikit bergetar.

"Bantuan? Apa kau memerlukan uang lagi?" Nick menyipitkan matanya.

"Bukan — bukan Tuan," balas Joshua sedikit terbata.

Kemudian Joshua menyodorkan sebuah koper dan meletakkannya di atas meja lalu membukanya.

"Saya ingin mengembalikan uang pinjaman yang Anda berikan kepada saya dua kali lipat dari sebelumnya."

Nick menatap uang tersebut kemudian beralih menatap Joshua. Dia bertanya dalam hati dari mana laki-laki itu bisa mendapatkan uang yang begitu banyak bahkan Nick tahu bahwa dia hanyalah seorang pengangguran setelah semua hartanya habis.

Lalu Joshua menyodorkan kembali sebuah amplop cokelat dan meletakkannya di atas meja tanpa membukanya.

"Apa ini?" Nick melirik amplop yang telah tergeletak di atas mejanya.

Save You - e-book di PSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang