6. Escape

14.2K 1K 21
                                    

Erika mondar mandir di dalam kamar memikirkan rencana yang telah dibuatnya beberapa hari ini. Kakinya sudah lebih baik dan perbannya pun sudah dilepas. Dia menggigit ujung kuku ibu jarinya.

Sudah hampir satu bulan Erika tinggal di rumah Nick. Dan sambil menunggu luka di kakinya sembuh setiap hari Erika akan berkeliling rumah tersebut untuk mencari celah bagi dirinya pergi dari rumah Nick. Ya, Erika berencana untuk melarikan diri.

Penjagaan di rumah Nick tidak begitu ketat hanya ada beberapa penjaga di gerbang depan. Sedangkan di belakang taman ada gerbang kecil dan Erika berencana untuk melarikan diri melalui gerbang kecil tersebut. Tidak mungkin dirinya melewati gerbang utama karena ada dua penjaga disana.

Di dekat dapur ada pintu yang menghubungkan langsung dengan taman belakang dan Erika akan keluar dari rumah Nick melalui pintu tersebut kemudian menuju taman dan sampailah dia pada gerbang kecil yang akan membebaskannya dari penjara yang dibuat Nick.

Terdengar berlebihan mungkin karena sesungguhnya Nick tidak pernah memperlakukan dirinya seperti seorang tawanan yang berada di dalam penjara yang harus diawasi selama 24 jam. Nick bahkan membebaskan Erika melakukan apapun yang diinginkannya.

Tapi sikap Nick membuat Erika muak dan ingin secepatnya meninggalkan rumah ini. Pergi sejauh mungkin dari laki-laki dingin dan angkuh itu.Tapi pertama kali yang harus dia dilakukan adalah mencari Joshua. Walaupun Erika sangat membenci Joshua namun laki-laki itu masih berstatus sebagai suaminya yang sah.

Erika sudah bertekad malam ini dia akan pergi dari rumah Nick pada tengah malam nanti disaat semua orang telah terlelap terutama Nick. Erika tidak ingin laki-laki itu tiba-tiba muncul dan mengacaukan semua rencana yang telah disusunnya dengan rapi.

Erika tidak perlu membawa barang banyak dan sial dia baru sadar kalau dirinya tidak mempunyai uang sama sekali.

Brengsek

Joshua benar-benar brengsek pikirnya. Laki-laki itu bahkan tidak memberikannya uang sepeserpun. Mungkin dia tahu kalau Erika akan bisa kabur kapan saja.

Erika kembali berpikir dan dia melihat cincin pernikahan yang masih melingkar indah di jari manisnya. Erika berpikir sejenak kemudian tersenyum.

Persetan dengan pernikahannya, dia akan menjual cincin tersebut ketika berhasil keluar dari rumah terkutuk ini bagaimanapun caranya.

Dia segera mengambil tas kecil dan memasukkan beberapa potong pakaian kemudian meletakkannya di tempat yang pelayan tidak bisa melihatnya. Setelah selesai melakukannya Erika segera keluar dari kamarnya dan menutup pintu kamar  tersebut.

Dengan langkah mantap Erika berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk makan malam. Makan malamnya yang terakhi, pikirnya.

Tapi langkah kakinya terhenti ketika dia mendapati Nick sudah duduk di salah satu kursi di meja makan tersebut. Selama hampir satu bulan dia tinggal di rumah tersebut Erika belum pernah sekalipun melihat Nick makan malam dirumahnya sendiri.

Hanya sekali saja ketika sarapan pagi waktu itu dan setelah kejadian pagi itu Erika berusaha mati-matian untuk menghindari Nick. Dia akan turun sarapan ketika Nick sudah berangkat bekerja.

Tapi ini makan malam dan Nick sudah duduk di sana. Erika tidak bisa kembali ke dalam kamarnya.

"Kenapa kau terlihat terkejut, apakah aku tidak boleh  makan malam di rumahku sendiri?" sepertinya Nick bisa membaca apa yang tengah dipikirkan oleh Erika.

Erika tidak menjawab dan memilih mengambil tempat duduk menjauh dari Nick dia tidak ingin nafsu makannya hilang dengan melihat wajah Nick dari dekat.

Save You - e-book di PSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang