Jadi, ini kediaman keluarga In. Kami baru saja sampai dan sedang berjalan melewati pekarangan rumah mereka. Aku sudah sering mendengar segala hal mengenai keluarga In dan juga perusahaannya dari Appa. Appa dan Tn.In sudah bersahabat sejak lama, dari awal mereka meniti karir hingga sampai saat ini. Mitos yang mengatakan kalau bisnis akan menghancurkan persahabatan, tampaknya itu tidak berlaku untuk mereka berdua. Aku sangat menyaluti mereka.
"Kihyun. Mengapa kau melamun seperti itu?" Suara Eomma menyadarkanku dari lamunanku.
"Ah, tidak ada apa-apa, Eomma."
"Apakah kau gugup?" tanyanya lagi.
Gugup? Hanya orang tidak waras yang tidak mungkin gugup. Tentu saja aku gugup, tapi aku juga tidak bisa berbuat banyak. Semua ini sudah menjadi keputusan orang tuaku.
"Tidak. Aku baik-baik saja."
"Wajar saja bila kau gugup, nak. Tapi, Appa bangga kau mau menyetujui pertemuan ini." Dan Appa menepuk-nepuk pundakku bangga. "Kau sudah mau mendedikasikan dirimu untuk perusahaan."
Aku hanya bisa tersenyum padanya. Membahagiakan kedua orang tuaku adalah prioritasku. Tapi jika dikatakan bahwa aku bahagia, tentu saja aku tidak dalam keadaan bahagia menerima tawaran ini. Aku masihlah orang normal yang tidak mungkin untuk menikahi seseorang yang tidak kucintai begitu saja. Namun lagi-lagi, ini semua demi membahagiakan kedua orang tuaku. Aku rela melakukannya.
"Ayo, kita masuk." ajak Eomma.
Hanya dalam menekan dua kali bel, pintu terbuka dan munculah seorang wanita paruh baya yang terlihat masih cantik dalam usianya.
"Selamat datang. Silahkan masuk."
Ia mempersilahkan kami masuk dan sekarang kami sudah berada di ruang tamu, duduk di atas sofa yang terlihat sudah cukup lama usianya namun masih bernuansa elegan.
"Mau minum apa?" tawar Ny.In dengan senyumnya.
"Tidak usah repot-repot. Air putih saja boleh." jawab Eomma.
Tak lama setelah Ny.In meninggalkan kami, datanglah Tn.In dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Yoo Jinpyo, lama tidak berjumpa."
"In Gyomin! Kau tampak semakin tua."
"Hahaha. Kalau aku tua, berarti kau pun juga tua."
Mereka tertawa bersama dan berpelukan saling melepas rindu. Aku tersenyum geli melihatnya. Jarang sekali dapat melihat Appa bisa sebahagia ini. Dan sekalinya ia merasa bahagia adalah ketika bersama temannya, bukan bersama aku ataupun Eomma. Tapi, aku senang melihatnya bahagia.
"Ini minumannya. Ayo diminum!"
Dengan alasan sopan santun, aku meraih gelasku dan meneguknya sekali.
"Kau pasti Yoo Kihyun, bukan? Dulu aku melihatmu ketika kau masih sekecil ini. Dan sekarang kau sudah besar. Apa pekerjaanmu sekarang, nak?" tanya Tn.In memperlihatkan tampang bahagianya.
"Tetap di dunia bisnis seperti Appa. Aku masih suka bantu-bantu Yoo.Corp sesekali."
"Wah, hebat sekali! Dengar-dengar kau juga sibuk, kan? Terima kasih karena sudah menyempatkan diri datang kesini." umbar Ny.Yoo.
"Oh, tidak apa, Ny.Yoo. Saya merasa senang dan terhormat bisa berkunjung kesini. Appa sering menceritakan kehebatan In.Corp padaku sehingga suatu kehormatan bisa bertemu dengan pendirinya secara langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Slowly | Yoo Kihyun (Monsta X)
Fanfiction[COMPLETED] In Haeun "Ajari aku untuk mencintaimu." Yoo Kihyun "Perlahan tapi pasti, aku akan membuatmu mencintaiku." In Haeun (OC) || Yoo Kihyun || Lee Minhyuk Please don't be silent reader 🙏 11.11.2016-22.12.2016