"Ada apa kau ingin bertemu denganku?"
Aku menghembuskan napasku perlahan sebelum akhirnya menjawab pertanyaan itu.
"Hanya ingin bertemu saja. Kita belum sempat berbincang-bincang sebelumnya, jadi aku ingin menyempatkan waktu bertemu denganmu."
Orang yang duduk di hadapanku menatap dengan tatapan yang menyelidik. Ia pasti merasa curiga. Walau jarak di antara kami sudah dibatasi oleh meja, tetapi aura yang ia pancarkan sangat menakutkan. Seakan-akan ia bisa menghabisiku kapan saja.
"Kau berbohong. Kau pasti ingin mengatakan sesuatu bukan?"
Oh, hebat sekali! Lelaki di hadapanku ini tidak bisa dibohongi. Akhirnya aku terpaksa harus berkata yang sebenarnya.
"Baiklah, baiklah. Sebenarnya bukan masalah besar. Aku hanya ingin berbicara tentang Haeun."
Menyebut nama Haeun, lelaki itu menjadi bersemangat, dilihat dari posisi duduknya yang menjadi lebih tegak.
"Haeun? Ada apa dengannya? Apa ia baik-baik saja?"
"Tenang, Hyung. Ia baik-baik saja."
Shownu, yang adalah kakak kandung Haeun, adalah orang yang kutemui pada hari ini. Kami belum pernah sempat berbicara sebelumnya, hanya sempat bertemu sekali di saat acara pemberkatan pernikahan. Entah kenapa, ada rasa ingin bertemu dengannya dan membicarakan banyak hal sebagai saudara ipar. Aku merasa aku akan tahu banyak tentang Haeun dari Shownu.
"Lalu, apa sebenarnya yang ingin kau bicarakan?" tanyanya terdengar bingung.
Kami sedang berada di salah satu kafe ternama di daerah Gangnam. Kafe ini terkenal dengan nuansa vintage-nya dan juga arsitektur tempatnya yang indah, membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di sini.
"Sebenarnya... sebenarnya aku ingin tahu lebih banyak tentang Haeun. Karena kau adalah kakaknya, pasti kau tahu banyak tentang Haeun kan? Maka dari itu, aku mengajakmu untuk bertemu."
Aku sedikit ragu ketika mengucapkannya, jadi aku berbicara sambil menggaruk-garuk tengkukku yang tidak gatal.
Mata Shownu kembali menyelidikiku, tapi kali ini tanpa aura menakutkan dari dirinya.
"Haeun sangat menyukai sup rumput laut. Ia memang pintar masak, tapi ia lebih suka mencoba sup rumput laut buatan orang lain, bukan dirinya sendiri."
Aku mendengarnya dengan baik. Ini akan menjadi kesempatan emasku untuk mengetahui segala tentang Haeun.
"Ia tidak pandai berenang. Walaupun aku mengajarinya berkali-kali, ia tetap tidak bisa berenang sampai sekarang."
"Benarkah? Padahal kudengar dari Haeun kau itu jago sekali berenang, Hyung."
"Begitulah. Mungkin darahku dan darahnya berbeda."
Aku tertawa pelan mendengarnya dan menyesap sedikit Iced Americano pesananku.
"Haeun itu sangat jijik sama kecoak."
"Siapa di dunia ini yang tidak jijik sama serangga itu?"
"Haha. Entahlah. Bisa saja mungkin ada yang memeliharanya."
Kami pun tertawa bersama. Aura menakutkan yang dipancarkan Shownu tadi menghilang seketika begitu saja. Dan aku menyadarinya, itu semua karena Haeun. Membicarakan Haeun membuat Shownu sangat senang. Ia pasti sangat mencintai adiknya.
"Oh, ia juga memiliki kebiasaan yang buruk. Saat ia merasa ragu ketika ingin mengatakan sesuatu, ia akan..."
"Menggigit bibirnya sampai berdarah. Ya, aku tahu itu. Sudah beberapa kali aku memergokinya melakukan hal itu." ucapku.
Shownu menganggukkan kepalanya. "Kalau ia melakukan hal itu lagi, kau tinggal menangkup kedua pipinya saja, maka ia akan berhenti menggigit bibirnya."
Ah, benarkah? Itu saran yang berguna sekali, supaya Haeun tidak selalu melukai bibirnya.
"Terima kasih, Hyung. Itu sangat membantu." ucapku tulus.
"Tidak masalah. Kapanpun kau butuh bantuan, hubungi aku saja." Shownu mulai meminum minumannya, Caffe Macchiato.
"Sekarang, gantian aku yang bertanya padamu." ucap Shownu tiba-tiba.
"Silahkan, Hyung."
"Apakah kau benar-benar mencintai Haeun?"
Pertanyaannya mudah, singkat dan juga jelas. Tapi untuk menjawabnya, bagaikan antara hidup dan mati. Masalahnya, aku harus menjawab ini di depan kakak kandung Haeun. Aku tahu aku mencintainya, namun bagi seorang Shownu ia pasti membutuhkan komitmen yang jelas.
"Aku mencintainya sepenuh hatiku."
"Apa kau sanggup membahagiakannya?"
"Apapun yang terjadi, bahagia Haeun akan menjadi prioritas utamaku."
"Kau tahu, sekali saja kau berbuat macam-macam pada Haeun, kau akan berhadapan denganku." kata Shownu mantap.
Aku hanya bisa membalas perkataannya dengan senyuman. "Kalau aku sampai melakukannya, maka aku akan siap berhadapan denganmu, Hyung. Apapun yang akan kau lakukan padaku, aku akan menerimanya."
Shownu membalas senyumanku. Dan aku tahu, ia mempercayai perkataanku.
"Ah, ada satu lagi yang ingin kutanyakan. Sebentar lagi adalah hari ulang tahun Haeun. Apa hadiah yang baik untuknya?"
Tanpa perlu waktu yang lama, Shownu langsung menjawab, "Ia sangat ingin mengunjungi Jepang."
***
"Changkyun-ah, apa kau sudah melakukan hal yang kuminta?" Sambil berbicara padanya melalui ponsel, aku mematikan mesin mobil yang sudah terparkir di halaman rumah.
"Jangan banyak tanya. Lakukan saja." Aku keluar dari mobilku dan menutup pintunya.
"Yang mana saja, kau tinggal pilih yang terbaik, asal waktunya sesuai dengan yang kuberikan." Kubuka pintu rumah dan mendapati ruang depan rumah kosong seperti biasa. Haeun pasti sedang berada di dapur.
"Apa maksudmu dengan semua sudah penuh? Pasti ada yang..."
BRUG!
Baru saja aku ingin menghampiri Haeun di dapur, langkahku terhenti kala melihat Haeun yang terjatuh pingsan.
"Changkyun. Aku akan menghubungimu lagi nanti."
"IN HAEUN!"
Dengan cepat aku menghampirinya. Wajahnya terlihat pucat. Keringatnya juga dingin.
"Ya Tuhan! Apa yang terjadi denganmu?"
Ketika kupegang keningnya, terasa panas sekali. Ia demam. Haeun demam. Kuangkat tubuhnya agar aku dapat menggendongnya dan membawanya ke dalam kamar.
"Kumohon. Kumohon agar semua baik-baik saja."
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Slowly | Yoo Kihyun (Monsta X)
Fanfiction[COMPLETED] In Haeun "Ajari aku untuk mencintaimu." Yoo Kihyun "Perlahan tapi pasti, aku akan membuatmu mencintaiku." In Haeun (OC) || Yoo Kihyun || Lee Minhyuk Please don't be silent reader 🙏 11.11.2016-22.12.2016