11. Haeun-Perasaanku

1.5K 211 15
                                    

Dengan langkah penuh rasa kebahagiaan, aku melangkah bersama Kihyun masuk ke dalam hotel tempat kami menginap. Ini sudah memasuki hari kedua kami berada di Jepang dan kami sudah mengunjungi beberapa tempat seperti Ueno Park, Tokyo Tower, Zoorasia, Disneyland dan juga Disneysea. Semua tempat yang direkomendasikan oleh Kazuo memang sangat bagus. Aku sangat menyukainya. Mungkin memang karena Jepang adalah negara yang indah.

Aku dan Kihyun baru saja pulang dari Disneyland. Waktu hampir menunjukkan pukul 9 malam dan aku sangat ingin beristirahat. Mengunjungi Disneyland sangatlah menguras tenagamu. Dengan tangan saling bertautan, kami melangkah menuju lift dan memencet tombolnya.

Selagi menunggu, aku membetulkan posisi bando berbentuk telinga Mickey Mouse di kepala Kihyun. Kami baru saja membelinya tadi dan Kihyun tidak segan untuk menggunakannya. Ia tidak merasa malu bila dilihat oleh orang lain.

"Kau terlihat lucu sekali." ucapku. Aku sendiri juga masih menggunakan bando yang sama.

"Lucu atau tampan?" tanyanya menggoda.

"Hmm tidak dua-duanya."

Ia cemberut. Pertama kali aku melihatnya cemberut seperti ini. Apakah itu artinya aku berhasil menggodanya?

"Kau tidak lucu dan tidak tampan. Tapi kau menawan, Oppa."

"Oh, apa kau sedang memuji atau meledekku?" Ia meraih kepalaku dan mengapitnya di bagian bawah lengan dengan gemas, lalu mengacak-acak rambutku sampai benar-benar berantakan.

"Oppa, nanti bandonya rusak."

Beberapa saat kemudian, lift berdenting, menandakan lift telah sampai. Saat pintu terbuka, kami berdua masuk, namun aku masih saja tidak berhenti menggerutu.

"Rambutku jadi berantakan sekali." Aku berusaha membetulkannya melalui pantulan kaca di lift.

Ia menghampiriku dari belakang, aku dapat melihatnya dari pantulan cermin. Lalu ia meraih rambutku dan mulai menyisirnya pelan dengan tangannya.

"Tapi kau tetap cantik kok." ucapnya lembut dari belakangku.

Aku tersenyum padanya. Karena ia melihatku juga melalui pantulan cermin, ia membalas senyumanku.

Kemudian, suasana indah itu dirusak oleh sebuah nada dering yang masuk ke ponsel Kihyun. Ia menghentikan acara menyisir rambutku dan menjawab panggilan tersebut.

"Halo."

Aku terdiam mencermati setiap jawaban yang ia berikan. Sebenarnya aku sendiri penasaran siapa yang menghubunginya malam-malam seperti ini.

"Apa maksudmu dengan ingin meminta bantuan?"

Kuketuk pelan lantai lift ini dengan kakiku sambil melihat tampilan lantai yang berganti-ganti yang terpampang di bagian atas lift. Cukup lama untuk mencapai lantai 20 yang memang adalah lantai tempat kami menginap.

"Jangan bercanda. Kau tahu aku sedang liburan. Jadi tolong jauhkan masalah pekerjaan dariku."

Aku menatap dirinya yang mulai menaikkan nada bicaranya. Jarang sekali Kihyun bisa seperti itu, malah aku tidak pernah melihatnya sama sekali. Kihyun bisa marah juga?

"Aku tidak mau melakukannya. Kau cari orang lain saja." Setelah mengucapkan hal itu, ia mematikan panggilan tersebut dan mengatur napasnya yang mulai naik turun.

Aku terdiam. Tidak berani bertanya yang macam-macam padanya. Lift kembali berdenting dan kami sudah sampai di lantai 20. Untuk beberapa saat aku diam, sebelum akhirnya aku mulai melangkah keluar dari lift. Ia mengikuti dari belakang tanpa mengungkit hal tersebut sama sekali.

Falling Slowly | Yoo Kihyun (Monsta X)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang