7. Haeun-Two Tickets

1.8K 257 3
                                    

Hari ini merupakan hari yang cukup melelahkan bagiku. Aku harus mengurus dua kelas sekaligus karena Jooheon berhalangan hadir. Katanya sih dia sakit. Tumben sekali.

Aku masuk ke dalam rumah yang tentu saja kosong. Kihyun belum pulang jam segini, biasanya ia akan pulang sekitar jam 6, tepat saat waktunya untuk makan malam. Happy sedang tidak dibiarkan masuk ke dalam rumah karena ia lagi senang merusak barang-barang. Kemarin ia telah merusak sofa dan membuat kulit sofanya sobek. Lalu beberapa hari yang lalu ia juga hampir memecahkan sebuah vas bunga yang harganya tidak main-main. Tidak tahu kenapa Happy sedang nakal sekali. Akhirnya aku dan Kihyun menghukumnya untuk tidak membolehkan ia masuk ke dalam rumah dulu.

Baru saja ingin mengistirahatkan tubuh ini di atas sofa, tiba-tiba ponsel ini bergetar. Sebuah panggilan masuk, dari Kihyun. Ada apa ya kira-kira ia memanggilku?

"Halo, Oppa."

"Haeun-ah, apa kau sudah sampai di rumah?"

"Ne, aku baru saja sampai. Ada apa, Kihyun Oppa?"

"Aku ingin minta tolong padamu. Ada sebuah barang yang ketinggalan di kamar. Bisakah kau bantu untuk melihatnya?"

"Ketinggalan? Kenapa bisa sampai ketinggalan, Oppa?"

"Hehehe, maafkan aku. Aku lupa untuk membawanya tadi pagi."

Aku mulai beranjak menuju kamar yang terletak di lantai atas sambil terus berbicara dengannya lewat ponselku.

"Apa barang itu sangat penting?"

"Benar, sangat penting. Berkas itu dibutuhkan untuk rapat nanti."

"Apakah kau ingin aku mengantarkannya ke kantormu?"

"Kau sudah menemukannya?"

"Hmm, sebentar. Oppa meletakkannya dimana?"

"Ada di lemari, tepatnya di dalam laci kedua. Coba kau cari di situ."

"Oke sebentar. Aku cari dulu."

Aku menjepit ponselku pada bahuku, lalu aku mencoba membuka lemari dan juga laci kedua seperti yang tadi Kihyun bilang. Isinya memang map-map yang pasti merupakan berkas-berkas kantor penting miliknya. Namun, di paling atas map tersebut terdapat dua buah tiket yang warnanya sangat mencolok.

"Apa kau sudah menemukannya?"

"Di dalam laci ini aku menemukan dua buah tiket Gyeongju World Amusement Park. Apa ini punyamu, Oppa?"

"Baguslah kalau kau sudah menemukannya."

"Ne? Apa maksudmu? Katanya Oppa membutuhkan berkas kantor?"

"Tidak, Haeun-ah. Aku hanya bercanda. Aku justru ingin memberikanmu sebuah kejutan."

Aku mengerutkan keningku tidak mengerti. Apa maksudnya?

"Maksud Oppa?"

"Aku ingin mengajakmu berkencan, Haeun-ah. Kau mau kan berkencan denganku?"

Beberapa detik setelahnya, aku malah terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya sama sekali. Aku cukup terkejut mendengarnya.

"Ahh, ini bukan kencan seperti yang kau pikirkan. Maksudku, ini hanya ajakan untuk jalan-jalan bersama. Seperti...seperti teman, benar seperti teman." gagapnya.

Tanpa tersadar, aku malah tersenyum mendengarnya. "Baiklah, ayo kita berkencan, Oppa."

"Jadi, kau mau pergi bersamaku?"

"Tentu saja. Lagipula Oppa sudah membelinya. Tidak mungkin aku menolaknya, bukan?"

"Baiklah. Baiklah. Aku mengerti. Terima kasih, Haeun."

"Aniya, seharusnya aku yang berterima kasih padamu." ucapku tulus. Aku telah menutup laci dan juga pintu lemarinya, dengan masih menggenggam erat kedua tiket tersebut.

"Terima kasih, Kihyun Oppa."

"Jangan sungkan. Kalau begitu, aku harus kembali bekerja. Sampai bertemu nanti di rumah."

"Ne, baiklah."

Panggilan pun berakhir. Aku terduduk di atas kasur dan meletakkan ponsel tersebut di sampingku. Tatapanku masih saja terpaku pada kedua buah tiket dalam genggamanku. Aku masih tidak percaya kalau Kihyun dapat melakukan ini semua. Ia sungguh benar-benar baik. Dan untuk kesekian kalinya, aku kembali tersenyum, tanpa tahu alasannya mengapa.

Perasaan itu memang sulit sekali ditebak, tapi mudah sekali berubah-ubah.

TBC~

Climax (?) soon maybe (??)

Falling Slowly | Yoo Kihyun (Monsta X)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang