3. Kihyun-Nonsense Talk

2.1K 306 16
                                    

"Hyung, kau tidak benar-benar akan meninggalkan perusahaan kan?" tanya Changkyun.

"Terimalah kenyataan, Changkyun. Hyung favoritmu ini akan meninggalkan jabatannya dan juga akan meninggalkan kita semua." ucap Wonho seakan menggoda Changkyun.

"Tapi tenang saja, masih ada aku dan juga Wonho Hyung. Kau akan aman bersama kami." ujar Hyungwon seraya merangkul pundak Changkyun erat.

Aku hanya bisa tertawa melihat mereka bertiga. Mereka adalah teman dekatku selama aku bekerja di perusahaan. Segala hal telah kita lalui bersama dan rasanya berat untuk meninggalkan mereka. Hari ini, kami akan menggelar pesta perpisahan di sebuah kedai makan bertenda di sebuah pinggir jalan dan menikmati Gogigui (Korean BBQ).

"Kesannya seperti aku akan pergi jauh saja. Aku masih tetap tinggal di Seoul kok."

"Dan apakah rumor itu benar bahwa kau akan bekerja di In.Corp?" tanya Wonho.

Kuteguk segelas soju dan merasakan panas pahitnya masuk melewati kerongkonganku. "Benar. Aku akan menjadi Direktur Utama di sana."

"Kau bercanda?" pekik Hyungwon.

"Bagaimana bisa?" tanya Changkyun.

"Aku serius. Ayah kami berteman baik dan ada suatu hal yang membuat aku harus menjabat jabatan itu."

"Suatu hal? Apa itu?" tanya Wonho seraya meletakkan daging-daging di atas panggangan.

Aku sempat ragu sesaat. Namun perlahan mereka juga pasti akan tahu.

"Aku akan menikah dengan anak pemilik In.Corp, jadi mau tidak mau aku harus menjabat sebagai Direktur Utama di In.Corp."

"APA??" pekik mereka bertiga, terdengar sangat terkejut.

"Menikah? Kau akan menikah, Hyung?"

Aku mengangguk dan mulai mengambil daging dari atas panggangan. "Minggu depan pemberkatannya."

Pasti mereka merasa terkejut. Aku memang sengaja tidak memberi tahu mereka dari jauh-jauh hari, karena rasanya sangat aneh kalau aku memberi kabar pernikahanku secara tiba-tiba. Aku yang tadinya tidak menjalin hubungan dengan siapapun, lalu mengabarkan kalau aku akan menikah, itu terasa aneh bukan?

"Apakah kita diundang?" tanya Hyungwon.

"Tentu saja. Aku akan mengirimkan undangannya ke rumah kalian." ucapku santai.

"Lalu, ceritakan. Bagaimana calon istrimu itu?" Wonho terdengar sangat ingin tahu sekali.

"Ia....cantik."

"Oh, jangan katakan kalau ini semacam pernikahan yang dirancang oleh kedua orang tua kalian? Perjodohan. Ya, perjodohan. Kalian bukan dijodohkan, kan?" tanya Changkyun.

"Sayangnya, ini memang benar perjodohan, Changkyun-ah."

"JINJJA?"

Oke, sepertinya sebentar lagi aku akan membuat mereka bertiga terkena serangan jantung. Sudah berapa kali aku membuat mereka terkejut seperti itu dalam sehari ini.

"Di zaman modern seperti ini masih ada yang namanya perjodohan? Aku tidak percaya." ucap Hyungwon dan kemudian meneguk sojunya.

"Kau tidak menolak sama sekali? Calon istrimu juga tidak?" tanya Wonho.

"Awalnya ia menolak. Tapi setelah itu entah kenapa ia mulai menyetujuinya. Sedangkan aku mau tidak mau harus menerima perjodohan ini. Lagipula..."

"Lagipula??" tanya mereka bertiga penasaran.

Aku menggeleng dan mengibaskan tanganku. "Lupakanlah, anggap aku tidak pernah berbicara apa-apa."

"Kita hanya bisa berharap yang terbaik untukmu, Hyung. Semoga kau menempuh jalan yang bahagia." ucap Changkyun seraya menyodorkan gelas sojunya agar kita bisa bersulang.

"Selamat atas pernikahannya, Yoo Kihyun."

TOS! Kita berempat bersulang dan meminum soju dari gelas masing-masing. Sulit dipercaya bahwa minggu depan akhirnya aku akan menikah. Membayangkannya saja rasanya aku seperti bermimpi. Menikah? Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya, namun di sinilah aku, akan mengganti statusku secepatnya minggu depan menjadi suami seseorang.

Menjadi suami Haeun. Sekilas, wajahnya terbayang di kepalaku. Dan tiba-tiba aku membayangkan dirinya berdiri di ambang pintu Gereja dan berjalan ke arahku dengan gaun putihnya, tersenyum bahagia seraya memegang sebuket bunga di tangannya. Ia pasti akan tampak cantik sekali. Lagi-lagi, darahku berdesir hanya karena pikiran itu. Sial, ini pasti efek dari soju.


Lagipula, bagaimana bisa aku menolak menikah dengan seorang In Haeun?-Yoo Kihyun.


***

Aku telah sampai di apartemenku, dalam keadaan mabuk. Padahal awalnya aku tidak berencana untuk mabuk malam ini, tapi entah kenapa aku lepas kendali sehingga menyebabkan aku minum terlalu banyak. Untung saja, Hyungwon dan Changkyun tidak mabuk dan masih dapat mengantarkanku dan Wonho pulang. Kalau tidak, aku tidak tahu apa jadinya.

Kuhempaskan diriku ke atas sofa dan segera merebahkan diri di sana. Kutarik lepas dasiku dan membuka kancing kemeja karena ini membuat leherku terasa tercekat. Kepalaku sungguh terasa berat sekali. Ingin rasanya aku segera tidur, tapi entah kenapa tangan ini malah menyambar ponsel dari saku celanaku.

Dan, aku menghubunginya.

Sepertinya saraf otakku sudah rusak.

Ini sudah malam.

Semoga ia tidak menjawab.

Namun, ia malah menjawab panggilanku.

"Halo."

Aku terdiam. Aku masih berpikir apa sebenarnya tujuanku menelponnya malam-malam begini.

"Halo, Kihyun-ssi. Apakah kau mendengarku?"

"Ya, aku mendengarmu. -Ssi? Kenapa kau masih memanggilku dengan embel-embel -ssi?" ucapku sambil mendengus dalam senyum. Efek soju.

"Ne?"

"Haeun-ah, karena kita akan menikah, lebih baik kita menghilangkan rasa canggung di antara kita, bukan?"

Diam, Kihyun.

"Ah...oh...hmmm, benar juga, tapi..."

"Kau boleh memanggilku Oppa. Ya, Kihyun Oppa."

"Sepertinya kau mabuk, Kihyun-ssi."

"Aku tidak mabuk, Haeun-ah. Aku baik-baik saja."

"Apa aku perlu datang ke apartemenmu?"

"Tidak perlu. Aku hanya mau memberitahumu satu hal."

Tolong tutup mulutmu sekarang, Yoo Kihyun!

"Satu hal?"

"Benar, satu hal." Kuhela napasku perlahan. Sepertinya Haeun juga menahan napas di ujung sana. Kau masih bisa menarik perkataanmu, Kihyun, sebelum kau benar-benar menyesal! Namun, apa daya, semua perkataan itu sudah berada di ujung mulutku.

"Aku ingin kau tidak terlalu merasa terbebani dengan pernikahan ini, karena.... Karena aku berjanji akan membahagiakanmu, Haeun-ah. Melebihi pacarmu itu pernah membahagiakanmu. Kau akan menjadi istri yang paling bahagia di dunia ini. Aku berjanji."


TBC~

Falling Slowly | Yoo Kihyun (Monsta X)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang