Sore ini, kuhabiskan waktu berada di ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertinggal. Ini sudah menjadi hari ketiga sejak aku mengambil cuti untuk merawat Haeun dan untung saja Haeun sudah merasa lebih baik. Tapi aku belum membolehkannya untuk meninggalkan rumah. Ia harus beristirahat sampai benar-benar sembuh.
Berbagai macam dokumen berserakan di atas meja. Aku sendiri sudah merasa lelah untuk melanjutkan pekerjaan ini lagi. Sudah hampir seharian aku berkutat pada pekerjaanku. Kupijat keningku perlahan supaya menghilangkan sedikit rasa penat.
Tok! Tok! Tok!
Pintu diketuk dan tak lama seseorang membukanya, kemudian munculah Haeun dari balik pintu.
"Maaf, apa aku mengganggumu?" tanyanya pelan.
"Sama sekali tidak. Masuklah, In Haeun."
Lalu ia masuk ke dalam ruang kerjaku dengan berjalan sedikit ragu. Mungkin karena ia hampir tidak pernah masuk ke sini.
"Apa kau masih sibuk dengan pekerjaanmu?" tanyanya saat sudah berdiri di depan mejaku.
"Memangnya ada apa?"
"Hmm, aku bosan, Oppa. Bolehkah aku pergi jalan-jalan?" Ia bertanya dan memberikan cengiran padaku seakan tanpa dosa, berharap agar aku dapat membolehkannya pergi ke luar.
"Tidak boleh. Bagaimana kalau nanti kau sakit lagi?"
Mendengar perkataanku, wajahnya menjadi memberengut dan menampilkan wajah penuh pemelasan.
"Aku sudah sembuh, Oppa."
Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku mendengarnya. Aku bangkit berdiri dan menghampirinya. Kupegang kedua pundaknya agar ia bisa menatapku.
"Memangnya apa yang ingin kau lakukan di luar sana?"
"Mungkin.....pergi ke bioskop?" ucapnya penuh pertimbangan.
"Kalau begitu kita nonton di rumah saja. Aku punya banyak film dan kau bisa memilih mana yang kau suka sesuai keinginanmu."
Sejenak ia tampak ragu untuk menjawab, namun setelahnya wajahnya kembali bersinar dan ia mengangguk-angguk bahagia.
***
Suasana ruang keluarga ini telah kuubah sedemikian rupa agar terlihat lebih nyaman dan kurang lebih menyerupai home theater. Lampu telah dimatikan dan hanya lampu-lampu kecil-lah yang menjadi sumber penerangan. Begitu juga dengan sofa yang sudah kurangkai dengan tambahan selimut dan juga bantal supaya ketika menontonnya nanti akan mendapatkan posisi yang enak.
"Wah, cantiknya! Ini sangat nyaman sekali." Haeun datang dengan membawa semangkuk popcorn yang baru saja ia buat.
"Ini lebih baik, bukan? Daripada kau pergi ke bioskop dan membayar tiket yang cukup mahal." ucapku dan mulai menyetel film pilihan Haeun.
Sejujurnya saja, film-film pilihan Haeun semua bergenre drama dan aku tidak begitu menyukainya. Aku mudah sekali mengantuk jika menonton film tersebut. Namun jika ini memang film kesukaannya, aku akan menemaninya walaupun itu berarti aku harus menahan kantukku.
"Sudah siap?" tanyaku padanya yang sudah duduk di atas sofa dan memakan popcorn buatannya.
"Sudah." Dan ia memberikanku acungan jempol.
Aku pun ikut duduk di sebelahnya dan juga mulai memakan popcorn yang terletak di atas meja.
Film dimulai. Haeun mengikuti alur ceritanya dengan penuh simak. Beberapa kali aku melihat wajahnya yang begitu serius sehingga aku ingin sekali tertawa.
"Tutup mulutmu, Haeun-ah. Jangan terlalu lama menganga, nanti...."
"Sssstttt! Diam, Oppa. Ini lagi seru."
Aku menutup mulutku dengan segera dan kembali memakan popcorn yang sudah diabaikan oleh Haeun sejak tadi.
Film sudah memasuki bagian pertengahan dan menuju akhir, dan ini entah sudah yang keberapa kalinya aku menguap. Mataku pun sudah berair. Baru saja aku hampir terlelap ketika Haeun bertepuk tangan bahagia.
"Happy ending! Aku kira itu akan menjadi sad ending." ucapnya dengan senang hati.
"Kau ingin lanjut film lainnya?" tawarku.
"Boleh, boleh."
Aku bangkit berdiri dan mengganti dari film yang satu ke film lainnya.
"Oppa. Kemana popcorn nya?"
Aku terkekeh pelan. "Maafkan aku. Popcorn nya sudah habis."
"Apa?"
"Salah kau sendiri terlalu fokus sampai lupa pada popcorn nya."
"Tapi kan..."
"Baiklah, baiklah. Akan kubuatkan lagi. Kau mulai nonton saja. Aku akan segera kembali."
Kuambil mangkuk yang sudah kosong itu dan meninggalkan ruang keluarga menuju dapur. Dibutuhkan sekitar 10-15 menit agar popcorn tersebut jadi. Setelah selesai, aku kembali masuk ke dalam ruang keluarga dan mendapati Haeun yang sudah mulai terkantuk-kantuk.
"Hei, kau ingin tidur saja?" tanyaku padanya dengan lembut.
Ia sedikit tersentak dan tersenyum padaku. "Tidak, tidak. Aku belum ngantuk kok."
Kuletakkan mangkuk popcorn itu di atas meja dan kembali duduk di sebelahnya.
Haeun kembali mencoba fokus pada layar TV, namun beberapa menit kemudian, kepalanya sudah mulai terkulai berkali-kali. Terkadang ia kembali tersadar dan mencoba fokus lagi. Tetapi setelah itu, kepalanya kembali terkulai dan hampir saja jatuh beberapa kali.
"Apa ini yang kau sebut 'belum ngantuk'? Dasar kau, In Haeun." Aku berdecak gemas padanya.
Kepalanya kembali terkulai, dan ia hampir saja akan jatuh ke depan, sebelum akhirnya aku menangkap tubuhnya. Kusenderkan kepalanya pada bahuku agar ia bisa tidur dengan lebih nyaman. Dengan lembut, aku mengelus kepalanya perlahan, supaya ia tetap bisa tidur dengan nyenyak. Kuraih selimut yang terletak di sampingku dan menyelimutinya. Tak heran kalau Haeun cepat sekali tertidur mengingat suasana yang kuberikan mudah memberikan efek kantuk.
Tak lupa kuraih remote TV dan mematikannya. Aku sendiri memang sudah menahan kantuk dari tadi dan inilah saatnya aku bisa mengistirahatkan diriku.
"Selamat malam, Haeun. Mimpilah yang indah."
Sebelum aku juga beranjak tidur, kuberikan kecupan singkat pada puncak kepalanya. Setelah itu aku mencoba mencari posisi yang lebih baik agar Haeun juga merasa nyaman dalam tidurnya.
Kau tahu rasa manis? Manis bukan hanya untuk makanan saja, tetapi manis bisa kau temukan di sekelilingmu. Seperti rasa saat bersamanya, sungguh terasa manis, sampai kau tidak tahu apakah ia terbuat dari cokelat atau cokelat terbuat darinya.
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Slowly | Yoo Kihyun (Monsta X)
Fanfiction[COMPLETED] In Haeun "Ajari aku untuk mencintaimu." Yoo Kihyun "Perlahan tapi pasti, aku akan membuatmu mencintaiku." In Haeun (OC) || Yoo Kihyun || Lee Minhyuk Please don't be silent reader 🙏 11.11.2016-22.12.2016