Tahun ini sudah memasuki tahun ketiga aku menjalani hari-hariku bersama dengan suami yang begitu kucintai, Yoo Kihyun. Kehidupan kami juga telah dilengkapi oleh kehadiran seorang anak perempuan di tengah-tengah kami, dan kami beri nama Yoo Yijin. Sekarang ini ia sudah berumur 2 tahun, usia dimana anak sedang sangat lucu-lucunya. Dan aku mulai mengerti mengapa orang-orang berkata seperti itu, karena aku dapat menyaksikan kelucuannya dengan kedua mataku sendiri.
Sejak lahir, banyak orang bilang kalau ia mirip sekali dengan Kihyun. Kedua matanya yang indah itu, hidungnya yang lancip itu, bibirnya yang kecil itu, semuanya terlihat di wajah Yijin. Kihyun merasa bangga sekali kalau mendengar pendapat orang-orang yang mengatakan hal tersebut padanya. Begitu bangganya sampai ia sering sekali menggugah fotonya bersama Yijin di media sosial. Aku sampai dibuat pusing olehnya.
Semua hari-hari terlewati bukan tanpa rintangan. Banyak sekali hal-hal yang terjadi selama tiga tahun ini. Tentu saja yang namanya pertengkaran itu ada, tetapi kami selalu mengakhiri masalahnya sebelum bertambah besar. Tentu saja membesarkan seorang anak itu sulit, tetapi kami selalu berusaha sebaik mungkin dalam mendidik dan menjaga Yijin agar ia tumbuh menjadi anak yang baik pula.
Kami berjanji untuk sebisa mungkin tidak akan membentak Yijin ketika ia melakukan kesalahan. Saat ia bersalah, kami akan menasehatinya dengan cara yang baik namun tegas agar ia dapat mengetahui kesalahannya. Melakukan hal tersebut sangatlah tidak mudah, dibutuhkan pengendalian diri yang kuat.
Dan semua pengendalian itu hampir saja runtuh hari ini, ketika...
"Yoo Yijin!"
Tanpa aku sadari, aku seperti membentaknya dan itu membuatnya kaget. Aku baru saja selesai memasak dan sedang membawa makanan tersebut ke meja makan ketika melihat Yijin yang seperti sedang memukuli kepala Happy.
"Apa yang kau lakukan, Yijin-ah?"
Happy telah berlari pergi menjauhi kami berdua, seakan takut melihatku. Yijin hanya dapat berdiri menatapku dengan kedua matanya yang menghindari tatapanku. Ia mengulum kedua tangannya tepat di bagian perut dan memainkannya.
"Yoo Yijin. Jawab Eomma. Apa yang baru saja kau lakukan?"
Aku sudah menyesuaikan tubuhku dengan Yijin dan berusaha membuatnya menatapku. Kedua mata kecilnya itu menatapku takut-takut.
"Kau baru saja memukul kepala Happy, kan?"
Ia menggeleng cepat-cepat. Tatapannya semakin sendu dan aku rasa sebentar lagi ia akan menangis. Jujur saja aku ingin berhenti memarahinya, tetapi apa yang ia lakukan tadi sudah sangat di luar batas. Kalau ia tidak dimarahi seperti ini, ia bisa saja melakukannya terus-menerus terhadap Happy.
"Jangan berbohong, Yoo Yijin. Eomma paling tidak suka itu." ucapku penuh ketegasan.
Hanya kalimat itu saja sudah dapat membuat Yijin benar-benar menangis kali ini. Tangisannya menusuk hatiku, tapi aku tetap harus melakukan apa yang harus kulakukan.
"Sekarang keluarkan kedua tanganmu."
Yijin menangis semakin menjadi dan ia sempat mundur beberapa langkah sebelum aku kembali mendekatinya.
"Yijin, dengarkan Eomma."
Sambil sesenggukkan, Yijin mengulurkan kedua tangannya perlahan dan penuh ketakutan. Air matanya sudah membasahi seluruh wajahnya. Aku tidak tega, tapi aku juga harus tega.
"Yijin, apakah baik jika memukul seekor anak anjing seperti ini?" Aku mulai memukul kedua tangannya dengan sangat pelan. Sungguh benar-benar sangat pelan. Namun pukulan itu justru membuat Yijin semakin menangis.
"Bagaimana rasanya? Sakit, bukan?"
Tangisannya semakin kencang dan aku pikir itu akan terdengar sampai rumah tetangga. Aku baru saja akan menasehatinya lagi ketika Kihyun muncul di hadapanku dan segera memeluk Yijin ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Slowly | Yoo Kihyun (Monsta X)
Fanfiction[COMPLETED] In Haeun "Ajari aku untuk mencintaimu." Yoo Kihyun "Perlahan tapi pasti, aku akan membuatmu mencintaiku." In Haeun (OC) || Yoo Kihyun || Lee Minhyuk Please don't be silent reader 🙏 11.11.2016-22.12.2016