Menikah adalah impian setiap orang,begitu juga dengan yang Ve rasakan. menikah adalah impiannya,meskipun impiannya kini sudah terwujud tetapi Ve masih merasa itu semua belum sempurna. terlebih ia menikah bukan dengan seseorang yang di cintainya bahkan pernikahannya pun di anggap tabu ,ia menikah karena suatu perjodohan dan perjanjian. namun kini pernikahannya sedang di ambang kehancuran,entah Ve harus merasa senang atau harus bersedih. pasalnya kini Ve mulai merasa kehilangan akan sosok yang sudah beberapa bulan ini mendampinginya.
"papa berhutang budi dengan keluarga om Pras itu banyak Ve,mulai dari perusahaan papa yang hampir bangkrut tapi sekarang berkembang sangat pesat dan yang harus kamu tau,mendiang istri om Pras sudah menyelamatkan papa. papa masih bisa bertahan sampai saat ini karena donor jantung yang diberikan oleh mendiang istri om Pras dan perjanjian kami untuk menjodohkan kalian itu sudah sejak dulu semenjak kami masih kuliah papa dan om Pras sudah saling berjanji untuk selalu bersama dengan menjodohkan anak-anak kami. tapi ternyata papa dan om Pras hanya sama-sama di karuniai anak perempuan karena mama mu dan mami Naomi tidak bisa memberikan papa dan om Pras keturunan lagi. terlebih Naomi mengalami kebutaan semenjak lahir,papa tidak ingin membuat om Pras sahabat papa sejak kecil sedih. sebenarnya om Pras sudah merelakan dan melupakan hutang budi juga perjanjian yang kami buat tapi papa bukan orang yang gampang melupakan itu. papa sangat menjaga persahabatan kami,untuk itu papa meneruskan perjodohan kalian. maafkan papa Ve,papa benar-benar minta maaf"
Sudab hampir dua minggu lebih kata-kata itu selalu terngiang di pikiran Ve. dimana sang papa menjelaskan kepadanya asal mula perjodohan dan perjanjian itu. Ve sempat shock dan sempat tidak percaya tapi memang itu lah kenyataannya.
"Apa yang harus aku lakukan,aku tidak ingin membuat papa sedih dan terus-terusan memikirkan perjanjian dan hutang budi itu. apa iya aku harus memohon kepada Naomi untuk membatalkan perceraian itu? hft mungkin iya aku harus melakukannya,ini demi papa dan aku sendiri juga merindukannya"
Ve yang sedang dalam perjalanan menuju ke kantor kini mulai berbalik arah menuju rumah tuan Prasetya yang tentunya untuk bertemu dengan Naomi.
30 menit menempuh perjalanan akhirnya Ve sampai di kediaman tumah tuan Prasetya,dimana Naomi kini tinggal.
"semoga Naomi ada di dalam" gumam Ve yang kini mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah yang besar itu
sesampainya Ve didepan pintu ia melihat pintu tersebut dalam keadaan terbuka. hal itu memudahkan Ve untuk masuk ke dalam sana,sesampainya Ve di dalam ia bertemu dengan sosok yang sangat di kenalnya.
"Bi Inah" panggil Ve saat melihat bi Inah sosok yang di kenalnya ada di rumah tuan Prasetya
"non Ve" balas bi Inah,keduanya saling mendekat
"bibi kok ada disini?" tanya Ve
"iya non bibi ada disini atas permintaan non Naomi" jawab Bi Inah dan Ve mengangguk paham
"non Ve pasti mau ketemu non Naomi ya?" tebak bi Inah yang mendapatkan anggukan oleh V
"dia ada kan bi?" kata Ve
bi Inah tersenyum
"ada kok non,sepertinya non Naomi masih tidur soalnya semalam non Naomi pulang dari pemotretan sampai larut malam" jelas bi Inah
"kalo begitu saya boleh bertemu dengan Naomi nya kan bi?" tanya Ve
"tentu boleh dong non" jawab bi Inah
"ya udah kalo gitu saya permisi ke kamarnya dulu ya bi" pamit Ve yang di angguki oleh Bi Inah
kini langkah Ve menuju kamar Naomi yang berada di dekat tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Dia [END]
Fanfiction(+18) Menikah adalah impian dari setiap manusia di dunia ini,terlebih menikah dengan seseorang yang kita cintai.akan tetapi menikah dengan sesama jenis sungguh tidak pernah terbayangkan oleh siapapun. itulah yang di alami oleh wanita cantik bernama...