TK Permata Bunda

996 19 0
                                    


Suasana sekolah menyenangkan, setidaknya itulah yang membuat Hana betah berlama lama di sekolah.

Ia menyukai dunia anak anak, yang menurutnya lucu lucu dan menggemaskan. Hal yang membuatnya senang ketika mereka berceloteh bertanya ini itu, berebut minta perhatian bu gurunya.

Sudah setahun ini Hana mengajar di sekolah ini. Sebelumnya ia tinggal di Jakarta bersama kedua orangtuanya.

Sejak papa meninggal, Hana ikut mamanya yang menetap di Yogyakarta.

" Bu guru!!!"
"Idan mau pipis....!" Kata Wildan setengah teriak tergesa gesa.
"Ah....sini bu Hana bantu....," kata Hana tersenyum hangat sambil melepas celana bocah usia 4 tahun itu.

Wildan segera ke kamar mandi sekolah, di ikuti Hana." Sayang, siram yang banyak ya...jangan lupa habis pipis diberihkan....," ucap Hana. Hana selalu mengajarkan anak anak bisa buang air kecil sendiri, menyiram yang banyak dan membersihkan setelah selesai.

Hana mengasuh play group yang berusia 4 sampai 5 tahun.
Ia bersama bu Desi yang sudah menikah dan mempunyai satu putra. Jumlah kelas play group 18 anak.

Setelah istirahat, anak anak kembali masuk kelas.
" Siapa yang bisa menyanyikan lagu kasih ibu!" Kata Hana sambil tersenyum hangat.
" Saya....saya....saya....," teriak anak anak bersahutan." Kalau gitu kita nyanyi bersama ya...!" Sambut Hana riang.

"Bu guru, Zia sayang sama mama....Uti juga bu guru...." teriak anak anak.

"Nah...kalau anak anak sayang, suka membantu mama nggak?" Tanya Hana.
"Suka bu guru, menyapu...!"teriak Dinda.
"Merapikan mainan bu guru...!"teriak Kiki.
"Iya...iya...semua sayaaaaang mama..." kata Hana puas.
" Bu guru, Idan nggak bisa bantu mama, kata papa Rey...mama Idan ada di syurga bu guru...." kata Wildan.
Hana simpati mendengar pernyataan Wildan.
Hana menghampiri dan memeluk Wildan sambil berkaca kaca.

"Sayang, Wildan anak baik, Wildan doain mama ya," Hana mengusap dengan sayang kepala Wildan.
Ah anak itu selain ganteng, ia sangat baik...penurut. Mungkin papanya yang mengajarinya, atau karena dia terbiasa tidak ada ibu yang memanjakannya sejak kecil. Kasihan anak itu.

Setelah bel tanda pulang berbunyi, anak anak berdoa.

Mereka berhamburan keluar kelas menuju mama atau papa yang menjemput.

" Wildan belum dijemput papa?" Tanya Hana.
" Belum bu..." jawab Wildan.

Sekolah sudah sepi, terakhir Wildan yang dijemput papanya.

"Papa...papa...mama kapan pulang dari syurga pa...Idan pengen bantu mama pa...!" Ucap Wildan ketika sampai di depan papanya.

Papa Wildan kaget atas pertanyaan Wildan. Ia mengajak Wildan pulang dengan bujuk rayunya.

" Bu guru, Idan pulang dulu ya....bu guru...kalau mama Wildan nggak mau pulang, nanti bu guru jadi mama Wildan ya....?" Celiteh Wildan.

Hana terkejut dengan ucapan Wildan di depan papanya. Ia bingung mau menjawab apa.
" Kami pulang bu guru...." angguk Rey seolah mengerti kebingungan Hana.

Hana mengangguk mempersilakan.

-----------

Hana termenung menghadap jendela. Mengingat perkataan Wildan. Hampir saja ia melupakan usianya yang menginjak 23 tahun.

Sejak papa meninggal karena sakit jantungnya, mama melanjutkan usaha batik yang telah di rintis papa.

Aummm....lelah mendera Hana, hingga tak kuasa menahan kantuk, padahal masih pukul 8 15 malam.

###

Hai Readers....bertemu lagi di cerita baruku....selamat menikmati....




Aku Ingin Mama Seperti Bu GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang