Cemburu

509 6 0
                                    

Wildan tidak biasanya menangis lama. Tapi kali ini ia seperti enggan menghentikan tangisnya.
Ada yang aneh dengan Wildan.
Hari ini ia minta puding yang Hana suka buatkan untuknya.
Hanapun membuat puding kesukaan Wildan. Namun ternyata salah cetak.
Wildan mau berbentuk pinguin, sedang Hana terlanjur mencetak berbentuk beruang. Jadilah Wildan menangis seperti ini.
Seminggu ini Hana dibuat kalang kabut dengan ulah Wildan.

Hana memijit pelipisnya seperti sedang memikirkan sesuatu.
Sebulan ini memang Hana kurang memperhatikan Wildan lantaran ia sendiri merasa mual berlebihan.

Reyhan sendiri juga sibuknya jangan ditanya. Sampai Wildan sendiri sering menanyakan kemana papanya. Pasalnya Reyhan pulang dari rumah sakit di rumah sudah ditunggu dengan beberapa pasien mengantri. Lebih sering jam 10 baru selesai, kadang lebih.

Malam ini Wildan yang biasa tidur jam 9 malem, ia masih bermain dengan mainan mainannya. Ketika Hana membujuknya mengajak tidur, Wildan menjawab tunggu papa selesai kerja. Sesekali Wildan mengintip papanya. Kadang ia mengintip ruang tunggu sambil komat kamit menghitung sisa pasien yang belum diperiksa.
Untung siang tadi ia tidur siang agak lama.

Untung siang tadi ia tidur siang agak lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih Wildan...ganteng ya

Persis pukul 10.15 Rey sudah free.
"Loh, sayang...belum bobo ya?" Terkejut Reyhan.
" Idan kangen papa, bobok sama papa ama mama boleh ya?" Ucapnya memelas.
Reyhan memeluk Wildan sambil berkaca kaca.
Ah, Wildan....
Senakal nakalnya ia, tetep manis.
"Boleh, yuk..." ajak Rey.
Sementara Hana menyiapkan baju tidur suaminya.

Mereka tidur bertiga dengan posisi Reyhan di tengah. Wildan kalau tidur suka bertingkah, khawatir mengenai perut Hana.

Sebetulnya Wildan sayang dengan calon adiknya itu, tapi karena akhir akhir ini ia merasa tidak di perhatikan, jadilah ia kadang buat masalah untuk mendapat perhatian.

----------------

Seperti biasa, Reyhan bangun di sepertiga malam untuk sholat tahajjud. Ia mencium Hana agar bangun karena terkena air wudhunya.

Sesibuk apapun Reyhan yang seorang dokter spesialis jantung, ia selalu tidak lupa mendirikan sholat di sepertiga malam. Inilah juga yang membuat Hana tidak mau banyak menuntut. Keinginan keinginannya selalu ia kendalikan.
Hana hanya meminta sesuatu jika sedang diketahui libur.

Hana bersyukur mempunyai Reyhan, walaupun tidak punya banyak waktu buat keluarga, tapi Reyhan bisa memberi contoh keluarganya untuk senantiasa bergantung kepada Alloh.

Kembali kepada Wildan. Jadi ceritanya Wildan merasa cemburu karena setiap tamu, eyang eyangnya selalu yang ditanyakan adalah gimana keadaan dedek bayi yang di perut mama Hana.

Reyhan tersenyum mendengar cerita Hana.
"Han, gimana kalau kita ajak Wildan juga ketika kita memeriksakan kandunganmu?" Usul Reyhan. Selama ini Reyhan selalu dititip ke eyangnya kalau Hana dan Rey memeriksakan kandungan Hana.
Hana tersenyum,"Bagus, dengan begitu ia tahu perkembangan adiknya," seru Hana bersemangat.

---------------

Hari ini jadwal pemeriksaan kandungan Hana yang menginjak bulan ke lima. Betapa gembiranya Wildan yang diberitahu Rey, bahwa Wildan bisa melihat dedek bayi di perut mama. Ia sudah heboh di dalam mobil ingin segera melihatnya.

Ketika diruang pemeriksaan, Wildan tak henti hentinya bertanya apa yang ingin ia ketahui kepada dokter Santi yang memeriksa Hana.

Hana tersenyum lega. Masalah Wildan akhirnya selesai dengan baik. Wildan selalu tertawa senang manakala meraba perut mamanya lalu direspon dengan gerakan di perut Hana. Tidak jarang Wildan mengajak bicara perut Hana seolah ia bicara kepada adiknya.

Semenjak Hana hamil, Rey melarang Hana mengajar di TK. Akhirnya Wildanpun sementara tidak aktif dulu di play group.

Biasanya Wildan bermain di sekitar rumah, sesekali wildan bertanya ini itu kepada Hana. Tapi ini aneh. Wildan tidak kelihatan sedari jam 10 an pagi.

Dengan hati cemas, Hana mencari kesekeliling rumah dan seluruh ruangan. Tapi tidak juga di temikan. Bi Inah pun sibuk kesana kemari mencari Wildan.

"Mas, Wildan hilang...." kata Hana sambil bergetar menelpon Rey.
"Innalillahi....kemana Han!" Cemas Rey masih di telpon.
"Ya udah, tunggu aku, aku pulang sekarang," ucap Reyhan
Kemana dia....ah....Reyhan mengacak rambutnya sambil melajukan mobilnya sedikit lebih cepat.


Nah lo....kemana Wildan...
Bukannya ia sudah menerima kehadiran adiknya...

Tapi kenapa Wildan kabur....

Aku Ingin Mama Seperti Bu GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang