Wildan Sakit

423 5 0
                                    


Semalaman Susi begadang menunggu Wildan yang demam. Sudah seminggu Wildan bersama Susi, dan sudah dua hari ini Wildan demam.
Tiap malam Wildan mengigau memanggil papa dan mamanya.
Sebetulnya Susi tidak tega dengan keadaan Wildan.

Susi bingung. Haruskah ia keluar dari persembunyiannya dan mengembalikan Wildan, sedangkan ia menginginkan Wildan bersamanya selamanya.

Susi mengelus kepala Wildan.
Mata Wildan tertutup rapat. Sesekali ia menggelengkan kepala dan mengigau memanggil mama Hana, sesekali papa Rey.
Susi mengompres kepala Zidan dengan handuk keci basah, berharap segera turun demam Wildan.

Susi dan Wildan tinggal di Cipanas, di villa  milik Yanti sahabat Susi. Awalnya Yanti tidak tahu rencana Susi. Tapi setelah tahu, Yanti pelan pelan menasehati Susi.

"Sus, biar bagaimanapun posisi kamu salah membawa Wildan," ucap Yanti sambil mengekori Susi yang sedang sibuk membuat bubur buat Wildan. "Sekarang aja kondisi Wildan mengenaskan. Kalau terjadi sesuatu dengan Wildan, kamu bisa dipenjara Sus," imbuh Yanti lagi. "Terus aku harus bagaimana Yan," ucap Susi bingung. Ia mulai bimbang dengan untuk mempertahankan Zidan. "Kembalikan dia pada oragtuanya. Kamu masih muda dan masih bisa punya anak lagi. Bukankah Vino sudah menyesalinya," ucap Yanti panjang lebar." Aku takut mas Vino mengulangi kesalahannya lagi. Jujur aku masih mencintai mas Vino. Bahkan sampai sekarang kami belum bercerai," ucap Susi sedih. "Lagipula Sus, bukannya kamu sudah dinyatakan sembuh dari rumah sakit jiwa, seharusnya kamu bisa menjaga sikap. Kalau kamu salah sikap, bisa jadi kamu akan dikirim kembali ke rumah sakit jiwa. Emang kamu mau?" panjang lebar Yanti menasehati.

Setelah kejadian meninggalnya Arsen anak semata wayangnya, Susi sempat depresi berat yang membuat keluarganya mengirim ke rumah sakit jiwa.Sebulan yang lalu Susi dinyatakan sembuh. Namun saat dia sudah sembuh, ia merasakan kekosongan jiwa. Rindu pada anaknya yang membuatnya terobsesi pada Wildan.Susi terus berpikir keras , berusaha mencerna perkataan Yanti sahabatnya.

"Baiklah Yan ," akhirnya Susi luluh. "Aku akan mengembalikan Zidan pada orangtuanya besok pagi," kata Susi mantap.
"Kau tidak ingin menemui Vino?"  tanya Yanti.
"Akan kupertimbangkan," ucap Susi.

-------------

Hana pov

Sudah seminggu Wildan pergi. Dan sampai detik ini tidak ada kejelasan dimana Wildan. Ku pandangi foto Wildan yang tersenyung diantara kami. Betapa rindunya aku dengar celotehannya.

 Betapa rindunya aku dengar celotehannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrrrtt...drrrtt...

Aku melihat pesan darimas Rey.

Han, aku ke cipanas
Mungkin nanti pulang telat
Tadi dikhabari keluarga Susi kalau ia berada di cipanas

Aku menulis balasan pesan mas Reyhan.

Ok mas, jaga diri sayang...

Aku menghela nafas." Semoga ada titik terang kali ini," batinku.

Aku mengelus perutku yang mulai membesar. Mas Rey melarangku terlalu keras memikirkan Zidan, khawatir berpengaruh pada kandunganku.

Bemmmm....bemmmmm

Aku terkejut suara mobil di depan rumahku. Ketika kubuka tirai jendela aku terkejut melihat siapa yang datang.

"Mamaaaa.....












Pendek ya...nanti part selanjutnya di panjangin.



Aku Ingin Mama Seperti Bu GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang