Bukan masalah yang besar, tetapi hatilah yang membuat masalah menjadi besar.Satu persatu orang meninggalkan pemakaman. Meninggalkan tempat yang menjadi pemisah antara dua alam. Tentu saja kita tidak tahu apa yang terjadi dengan manusia jika ia telah memboking tempat itu buat tinggal.
Susi tidak tahu, haruskah ia sedih atau justru senang. Ia hanya membiarkan semua berjalan seperti semestinya.
Bayi laki laki yang dinamai Reza pulas tertidur di pangkuannya. Sejak memutuskan berdamai dengan masa lalu kelam suaminya, Susi tenang sekarang. Dan ia sama sekali tidak terpaksa merawat bayi ini.Reza kecil tidak tahu apa yang terjadi dengan orangtuanya. Tapi toh ia tidak bisa dipersalahkan. Itu juga yang membuat Susi mau merawatnya. Walau sesekali ia ingat bahwa bayi itu adalah bayi yang lahir dari hasil perselingkuhan suaminya dengan sekretarisnya yang bernama Tia , Susi tetap ingin merawat Reza kecil. Biarlah Alloh yang mengurus kesalahan mereka, tapi ia tidak akan membalas dengan berbuat dosa pula. Begitulah Susi berpikir.
"Oeeee....oeeee....oeeee,"Susi yang melamun dikejutkan dengan suara tangis Reza kecil.
Ia bergegas mengangkat bayi itu, kemudian memberi dot yang baru saja ia buat.Ceklek...
"Assalamu+alaikum sayang," Vino tiba tiba muncul di kamar Susi.
"Wa'alaikumussalam warohmatulloh," Susi menoleh lalu tersenyum.
"Kok tersenyum," ucap Vino sambil mengecup kening Susi dan meletakkan bokongnya di sebelah Susi yang duduk di sofa kamar.
"Aku senang kamu sudah datang. Ini masih sore kan?" Ucap Susi.
"Aku kangen kamu," Vino sambil merangkul pinggang Susi.
" Makasih sayang,""Buat?"
"Kamu mau mengurus Reza. Padahal ia tidak dilahirkan dari rahimmu," ucap Vino sendu.
"Udahlah mas. Kita jangan membahas itu lagi. Lebih baik kita berpikir untuk masa depan kita. Kita bisa punya anak lagi, aku dan kamu masih muda," kata Susi.
"Benarkah?" Vino menatap Susi penuh arti.
Susi mengangguk.
Vino bersyukur mempunyai Susi yang hatinya seluas samudra.
_______________"Alhamdulillah ya mas," Hana sambil menyendokkan nasi merah ke piring suaminya.
" Akhir mereka bersatu lagi. Mbak Susi juga senang bisa merawat bayi itu," ucap Hana.
"Iya. Kalau kita benar benar menyerahkan semuanya kepada Alloh, ya pasti masalah itu Alloh sendiri yang memberi solusinya. Kita cuma harus belajar ikhlas dan lapang dada," ucap Reyhan.
"Jadi inget kisah seorang guru dan seorang pemuda. Sang guru menaburkan sesendok garam ke segelas air. Dan pemuda itu suruh meminumnya. Lalu katanya nggak enak, begitu," Reyhan lalu melanjutkan cerita Hana.
"Iya. Lalu sang guru menaburkan sesendok garam ke sebuah danau. Dan pemuda itu kembali meminum airnya. Lalu katanya segar, gitukan?" Lanjut Reyhan sambil tersenyum.
Reyhan mengacak rambut Hana gemas.
"Ih, mas Reyhan...," rengek Hana.
"Dan kamu Han, memiliki hati seluas samudra. Memahami kesibukan aku yang padat. Mengasuh Wildan dan Syifa setiap hari. Belum lagi menyelesaikan urusan orang lain. Seandainya hati kamu hanya sebesar gelas, tentu kamu akan protes dengan kesibukan aku yang padat. Protes aku yang tidak sempat membantumu mengasuh anak anak....," ucapan Reyhan dipotong oleh Hana.
"Mas....kamu yang terbaik buatku. Semua itu udah cukup," kata Hana dengan mengelus pipi Reyhan.
"Ngomong ngomong kemana ya Wildan. Apa sudah tidur anak itu?" Tanya Reyhan sambil celingak celinguk.
"Sssssttt...," Reyhan menajamkan telinganya.
"Coba dengar, aku mendengar suara isakan tangis yang ditahan " kata Reyhan lagi.
Hana ikut bangkit mengekori suaminya meninggalkan meja makan menuju suara isakan.Mereka berdiri di depan kamar Wildan.
Setelah yakin suara itu berasal dari kamar Wildan, mereka segera membuka pintunya.
Ceklek...
Wildan memeluk lututnya dipojokan ranjangnya sambil terisak.
"Wildan!"
"Sayang!"
Reyhan dan Hana bersamaan memanggilnya.
Wildan menoleh dengan muka penuh airmata.
"Kenapa sayang?" Bisik Hana.
Reyhan segera menggendong Wildan.
"Cerita sama papa," bisik Reyhan.
"Hiks...hiks...papa sama mama bukan papa mama Idan...hiks...hiks...," ucap Wildan bergetar.
Deg....Akhirnya publish juga...
Alhamdulillah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Mama Seperti Bu Guru
RomantizmWildan....balita ganteng ini berusia 4 tahun. Orangtuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat ketika dia berusia 1 tahun. Rayhan adalah adik ayah Wildan yang juga seorang dokter merawatj Wildan sejak orangtua Wildan meninggal. Wildan belum bisa meng...