Semua Tinggal Kenangan

443 5 0
                                    

Satu persatu orang meninggalkan pemakaman. Tinggallah Hana, Reyhan dan mama papa Reyhan. Sementara Wildan sudah lebih dulu di bawa Fara adik Reyhan yang kebetulan juga sedang pulang.

"Sayang, ayo kita pulang," ucap Reyhan sambil memeluk pinggang istrinya dari samping untuk memberi kekuatan. "Mas,aku tidak punya siapa siapa lagi," ucap Hana lirih dengan menyisakan tetesan airmata. Matanya sudah sembab, pipi dan hidungnya memerah.
"Kamu punya aku, mama papa, Wildan, Fara dan lihatlah," Reyhan menguatkan istrinya sambil mengelus perut istrinya dengan tangan satunya."Sebentar lagi anak kita akan lahir ke dunia ini," ucap Reyhan sambil mencium kepala istrinya.
Hana mendongak menatap suaminya kemudian mengangguk.

Hidup harus terus berjalan. Orang orang yang meninggalkan kita membutuhkan kita untuk mendoakan, sementara kita membutuhkan amal amal baik sebagai bekal kita meninggalkan dunia ini.

----------------------

Hari Sabtu malam Minggu biasanya Hana, suami dan anaknya akan menginap di rumah orangtua Hana, lalu besok paginya mereka seharian di rumah orangtua Reyhan.
Tapi kali ini semua berbeda.
Hana merasa kosong. Hana belum terbiasa jauh dari mamanya.

Tiba tiba Hana dikejutkan oleh seseorang yang memeluknya dari belakang seraya mencium pipi Hana. Hana menoleh, ia mendapati suaminya yang tersenyum padanya.
"Kok diem aja dari tadi," ucap Reyhan. Seminggu ini praktek di rumah ditutup sementara, karena Reyhan ingin menemani Hana yang sedang berduka.

"Gak pa pa mas, Hana cuma inget biasanya sabtu sore gini kita ke rumah mama. Tapi sekarang kita tidak lagi bisa bertemu mama," ucap Hana tanpa bisa menahan tetesan airmatanya.
" Udah sayang, yuk....nanti lambat laun kamu akan terbiasa ketidakhadiran mama bersama kita," ucap Reyhan menggandeng istrinya untuk duduk di sofa.

Wildan sedang asyik bermain dengan Fara tantenya. Fara memang jarang pulang karena ia tergolong mahasiswa yang aktif di kampusnya. Beberapa hari ini
Fara menginap di rumah Reyhan.

"Assalamu'alaikum,"tiba tiba muncul dari pintu depan papa dan mama. "Wa+alaikumussalam warohmatulloh, loh papa mama....nggak denger suara mobilnya," terkejut Reyhan.
"Iya, papa suruh pak Tino beli makanan, makanya kita turun di depan tadi. Gimana keadaan istrimu Rey," ucap papa.
"Ya, kadang kadang masih menangis kalau inget mamanya. Makanya Reyhan liburin dulu praktek di rumah, biar bisa nemenin Hana. Papa gimana, udah siap pensiun?" Tanya Reyhan.
"Siap Rey, papa udah capek, pingin istirahat, nemenin mama, ya kan ma?" Kata papa Rey.

"Assalamu'alaikum," tiba tiba muncul di depan pintu Susi. Yang membuat semua terkejut karena penampilan Susi yang sekarang.
Ia berhijab sekarang.
Mama Rey mengajak ke ruang dimana Hana berada. "Dik Hana, maaf ya kemarin mbak nggak bisa hadir ke rumahmu. Mbak menjenguk mas Vano," kata Susi.
"Nggak pa pa mbak. Mbak Susi tambah cantik pake hijab,"ucap Hana sambil tersenyum.

Reyhan, mama dan papa diam diam memperhatikan obrolan Hana dan Susi. Mama bangga mempunyai menantu seperti Hana. Bisa mempengaruhi orang lain menjadi baik walaupun usianya masih muda.

-----------------

"Fa, kamu bisa bantu mbak nggak?" Tanya Hana pada Fara.
"Bantu apa mbak?" Ucap Fara.
"Pegang gerai batikku yang di Jakarta, lumayan bisa nambah uang jajanmu, sekalian belajar bisnis " kata Hana.
"Iya Fa, kan deket tu sama kampus kamu di Jakarta. Mbak Hana sebentar lagi melahirkan," ujar Reyhan yang mondar mandir sambil bersiap ke rumah sakit. Reyhan sudah seminggu ini kembali bekerja.
"Boleh deh, aku coba bagi waktuku, semoga bisa ya mbak," ucap Fara. "Kamu pasti bisa Fa, masak anak UI nggak bisa,"ledek Hana. Hana sudah banyak senyum sekarang.

Tiba tiba....bi Ina tergopoh gopoh masuk membawa belanjaan dari tukang sayur keliling komplek.
"Nyonya, bu Ari sebelah bu Susi itu jahat nyonya," kata bi Ina memasang wajah jengkel. " Mulutnya itu nyonya..."tambahnya.
"Loh, memangnya kenapa bi?" Sahut Hana tenang.
"Masa dia bilang pak dokter selingkuh," kata bi Ina.

Deg...


Memang ya berprasangka itu todak bisa dipusahkan dari hidup kita....
Nah prasangka yang seperti apa...itu juga akan menentukan ucapan dan perbuatan kita....


Aku Ingin Mama Seperti Bu GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang