Menikahlah Denganku

600 10 0
                                    


Hana Pov

Kondisiku sudah mulai membaik. Jika mengingat aku pingsan ketika membuka pintu ruang tamu lantaran tidak ada orang di rumah, sungguh memalukan.
Mama Reyhan yang ku lihat ketika aku sadar mengatakan minta maaf dengan terpaksa Reyhan mengangkat tubuhku ke ranjangku. Karena memang tidak ada orang lain di rumah.
Mbok Sumi ke pasar, sementara mama mengontrol gerai batiknya di jakarta.

Aku sedang berfikir keras untuk menerima mas Reyhan sebagai suamiku, yang berarti juga menerima Wildan menjadi anakku.

Flashback

"Oke, maagmu kambuh, kamu pasti suka telat makan," katanya lembut ketika merasakan nyeri di perut atasku." Trimakasih dokter,"ucapku.

"Han, menikahlah denganku," ucap mas Reyhan tiba tiba. Sungguh aku terkejut dengan ucapan mas Reyhan barusan.
"Usiaku sudah tidak muda Han, aku belum pernah menikah," katanya lagi yang langsung membuatku lebih terkejut.
"  Aku akan memikirkannya," kataku tidak bersemangat.

Ucapan mas Reyhan yang katanya belum pernah menikah, itu yang membuatku berpikir keras.

Jika mas Reyhan belum pernah menikah, lalu bagaimana ia memiliki Wildan.
Sebenarnya aku juga menyayangi Wildan. Tapi yang membuatku berfikir ulang adalah penyataan mas Reyhan.
Apa Wildan hasil diluar nikah.
Aku pusing memikirkannya.

Jika mas Rehyan pernah ada hubungan dengan wanita lain sampai mempunyai anak, akankah ia bisa menjadi imam terbaik buatku.

Aku pusing memikirkan ini. Secara kasat mata, aku tidak melihat akhlak buruk mas Reyhan. Aku lihat mas Reyhan menjaga pandangannya di depanku. Kami juga tidak pernah bersentuhan. Ah...tapi kenapa ada Wildan.....
Aku tidak ingin berprasangka negatif.

-----------------

Aku masih bermunanjat di atas sajadahku di sepertiga malam ini. Menumpahkan kegundahan hatiku, menangis atas apa yang terjadi belakangan ini atas hatiku.
" Ya Alloh, ampunilah hambaMu ini. Yang lemah dan tidak menjaga hatiku ya Alloh...
Ya Alloh, hambaMu ini pernah berharap ingin menikah dengan mas Reyhan....
Dan sekarang, mas Reyhan sudah mengajakku menikah..
Ya Alloh.....tetapkanlah hatiku pada satu pilihan aku harus menerima atau tidak....
Jika mas Reyhan baik buatku dan akhiratku, mantapkan hatiku untuk menerimanya...
Dan jika mas Reyhan tidak baik buatku dan buat akhiratku, maka kuatkan hatiku untuk merelakan mas Reyhan menikah dengan oranglain." Bisikku dengan berurai airmata.

Ah, betapa kemarin aku melupakan bahwa aku punya Alloh tempatku berkeluh kesah. Hatiku diliputi ketenangan.

Aku akan mencoba menghilangkan pikiran burukku terhadap mas Reyhan. Semua orang pernah punya masa lalu, baik ataupun buruk. Biarlah aku melihat yang sekarang, masa lalu hanya bagian dari pembelajaran hidup kita.

Beberapa hari kemudian, aku sudah memantapkan hatiku, menikah dengan mas Reyhan dan menyayangi Wildan seperti anakku sendiri.

-------------------

Author

Hari ini pernikahan Reyhan dan Hana. Setelah jawaban Hana atas lamaran Reyhan, sebulan kemudian akad nikah akan diselenggarakan hari ini.

"Rey, Hana sudah tahu belum tentang Wildan," kata Rio sahabat sekaligus rekan kerja Reyhan.
" Belum, aku akan memberitahukan setelah kita resmi menikah," ucap Reyhan.
"Apa alasanmu tidak mengatakan sebelum resmi, untung Hana menerima, klo dia menolak bagaimana " ucap Rio.
"Hei, Hana sudah bersedia menikah denganku bukan, lihat aku sudah siap mengucapkan ijab kabulnya. Justru aku semakin yakin sekarang dengan Hana, ia wanita idaman, cantik luar dan dalam. Dan Ri, seandainya Hana mempermasalahkan kehadiran Wildan padahal aku belum menceritakan apapun padanya, aku akan membatalkan menikah dengannya. Tapi Hana menerima tanpa menanyakan hal itu. Itu yang membuatku semakin mantap." Kata Reyhan meyakinkan.

Tepat pukul 10 pagi, ijab kabul dimulai. Sedang resepsi dilakukan setelahnya.

Tamu tamu menyalami Reyhan dan Hana yang tersenyum bahagia. Tiba tiba di hadapan Hana berdiri seorang wanita yang menangis dan menatap benci pada Hana.

"Dasar wanita murahan...!!!" Teriaknya.....

Loh....!!!

Voment ya....biar semangat nih nulisnya...

Aku Ingin Mama Seperti Bu GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang