Chapter 11 ~×~ Mabuk

4.3K 335 18
                                    

Halo.., A/N-nya aku buat di awal gak apa dong ya? Wkwkwk.. Abis kayaknya ga ad yang bakal baca kalau di akhir cerita mulu. Sebenarnya gak yakin juga..
Kenapa aku pake foto Sehun yang sexy nari-nari gitu?

Jawabannya biar ada gambarnya. Wkwkwk.. Nanti di bagian ini bakal ada adegan mabuk-mabuknya jadi ya gitu deh..

Maaf gak nyambung!

Yuk langsung aja....

Hati-hati baper ⚠⚠⚠

Cekidot!!!


~~×~~Real Sehun~~×~~

"Apa pendapatmu jika EXO bubar?" tanya Sehun setelah Jae Rin yang mendengar hanya terdiam.

Jae Rin melihat Sehun. Wajah Sehun cukup buruk untuk saat ini. Dan sebagaimana yang dirinya tahu sebagai seorang fans, bahwa memang banyak masalah internal yang tidak diungkap ke publik.

"Kenapa kau menanyakan itu? Apa terjadi masalah?" Jae Rin berbalik bertanya.

"Luhan Hyung, dia mungkin akan meninggalkan kami!"

~•~Chapter 11~•~

.
.
.
.
.

Jae Rin terkejut. Memangnya kenapa Luhan akan pergi? Dan akan pergi ke mana? Kenapa Chanyeol tidak memberitahukannya. Malah Chanyeol masih membantunya dan membiarkannya tinggal di dorm mereka karena teror dari fans Sehun. Sehun sendiri tahu jelas kalau Luhan akan pergi tapi dia masih bermain dengan pernyataan palsunya tentang tunangan.

"Chanyeol tidak mengatakan apapun soal ini. Aku tidak tau. Bahkan tadi pagi saat sarapan, semua member terlihat ceria dan baik," kata Jae Rin mengeluarkan pendapat.

"Semua hanya berusaha menghindari kesedihan itu. Menurutmu apa yang harus kulakukan sekarang? Tidak ada yang bisa mencegahnya untuk pergi, karena dia sudah bertekad dan itu membuatku merasa buruk karena kondisi tubuhnya juga!"

Jae Rin melihat Sehun yang terlihat penuh beban. Dia yang paling kecil di EXO tapi dia adalah yang paling tertekan jika terjadi masalah pada EXO.

"Kris Hyung pergi dan Luhan Hyung akan pergi juga," jelas sekali kalimat yang dilontarkan Sehun penuh dengan kekecewaan.

Jae Rin hanya diam. Dia tidak tahu bagaimana menghibur Sehun yang sedang menceritakan tentang teman, atau lebih tepatnya teman yang sudah dianggap saudara olehnya.

"Maaf, aku tidak tahu harus bagaimana menanggapi ceritamu. Tapi mereka punya alasan untuk itu. Mereka pasti punya kesulitannya tersendiri. Iya 'kan?"

Sehun menghela napas kasar. Dia menghadap Jae Rin yang menatap kosong bangunan-bangunan di kota Seoul yang tampak kecil.

"Seandainya aku sepertimu. Kau terlihat tidak memiliki beban pikiran yang berlebihan!"

Dating With › Real SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang