Chapter 02 ~×~ Jebakan

6.5K 513 18
                                    

~~×~~Real Sehun~~×~~

Lili mengambil kamera dengan satu tangannya dan satu lagi senantiasa menahan Jae Rin. "Aku memfotomu, kau melepas tangan Jae Rin dengan kasar lalu kau berputar, saat itu dia pingsan. Apa kau yakin kau tak bersalah? Baiklah, aku akan sebar ini ke publik dan akan aku laporkan ke kantor polisi!" ancam Lili. "Kita lihat siapa yang benar dan siapa yang salah!" geram Lili.

"Mwo?" Sehun melongo. 'Dia benar-benar tidak waras! Bagaimana mungkin dia memotret itu? Apa itu terlihat seperti aku menyakitinya? Ah, sial! Kenapa aku malah terjebak kondisi rumit ini? Aku hanya berniat bermain-main sebentar, srkarang malah jadi seperti ini? Ah, Manager! Hyungdeul! Aku harus bagaimana?'

~•~Chapter 02~•~

.
.
.
.
.

"Cepat panggil ambulan!" perintah Lili melototi Sehun yang hanya diam saja.

'Dia yang memelukku terlebih dahulu. Hey..! Dia yang menyerangku lebih dulu!' protes Sehun dalam hati.

Sehun menyerah. Dia tak mungkin merusak citranya sendiri hanya gara-gara kejadian ini. Dia menuruti kata Lili, memanggil ambulan, dan membawa Jae Rin ke rumah sakit terdekat. Sehun menatap penuh kebencian ke arah Lili dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Apa lihat-lihat? Tidak suka? Macam-macam, aku berteriak di tengah jalan bahwa Oh Sehun sedang di sini, membuat seorang gadis pingsan dan berusaha lari dari tanggungjawab! Kalau tidak mau rusak di mata publik, baik-baiklah dan tutupi wajahmu selagi aku berbaik hati!" Lili memegang tangan Jae Rin. "Bertahanlah, sebentar lagi sampai di rumah sakit!"

Sehun memegang keningnya dengan tiga jari. 'Benar-benar membuat frustasi.'

Ambulan berhenti di rumah sakit dan dia turun dengan hoodie menutupi kepala plus kepala tertunduk. Dia harus melakukan itu sebelum orang-orang mengenalinya. Untuk apa dia ke rumah sakit membawa seorang gadis. Bisa kacau. Ini saja sudah cukup kacau, ya, sangat kacau.

Sehun duduk di sofa ruang rawat Jae Rin dengan wajah cemberut. Sementara Lili duduk di samping Jae Rin yang masih tidak sadarkan diri. Dokter sudah selesai memeriksa kondisinya, jelas dia hanya pingsan biasa dan akan segera sadar.

'Bukan terluka serius, tapi menahanku seperti ini? Apa dia tidak tau waktuku sangat berharga?'

Tidak lama kemudian, ponsel Sehun bergetar di sakunya. Sehun segera mengeluarkan ponsel itu dan menggeser tombol hijau pada layar. Baru saja dia berpikir untuk menghubungi seseorang dan menolongnya dari si penyihir—Lili.

"Luhan Hyung, wae geurae?" jawab Sehun langsung.

["Noe Eodiya?"]

"Aku di rumah sakit. Aku terjebak karena sasaeng fans," kata Sehun dan seketika itu juga Lili melirik Sehun dengan marah.

["Mwo?"]

"Ehm, sasaeng yang sangat mengerikan. Kau harus cepat ke sini dan tolong aku, eoh!"

["Sasaeng? Apa kau diancam? Aku dan Manager Hyung akan ke sana mengurusnya. Kirimkan alamatnya. Jangan gegabah, arachi?"]

"Ne Hyung!" Sehun menutup panggilan dan mengirim pesan pada Luhan.

"Kasar sekali, tidak tau malu!" sindir Lili.

Selang beberapa menit berlalu, Luhan dan manager datang. Mereka langsung masuk ke ruang rawat bernomor 513 tempat Jae Rin dirawat.

Dating With › Real SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang