Chapter 1

6.1K 113 3
                                    

"Kakak, please." Mohon seorang gadis di depan meja kerja kakaknya "Aku ingin ingin ingin ingin sekali kuliah. Kali ini biarkan aku bebas, pleaseeeeee." Gadis ini memohon sampai ingin berlutut di depan kakak laki-laki satu-satunya.

"Tidak gampang menjadi Dhananjaya, Ros." Kata kakaknya sambil sibuk dengan tumpukan dokumen yang sedang di tanda tangani satu persatu.

"Percayalah, Kak. Aku akan baik-baik saja." Rossah menghampiri kakaknya dan menggoyang-goyang pundaknya.

"Apakah kamu suka kuliah sambil di temani pengawal?" tanya kakaknya masih melakukan pekerjaannya.

"Gak mau. Aku mau sendiri, seperti yang lainnya." protes nya sambil geleng

"Maka, berdiamlah di rumah dan tunggu calon tunanganmu pulang dari Amerika."

"Apa?!" Seru gadis itu, matanya melotot seolah tidak percaya apa yang didengarnya."Calon tunangan?!"

"Iya. Lebih bagus lagi kalau kamu cepat menikah sebelum terlanjur bertindak konyol." Perkataan Kakaknya sukses membuat adik perempuan satu-satunya shock dan nyaris pingsan berdiri.

Gadis yang bernama Rossah Dhananjaya itu tahu kalau dia tidak bisa membangkang Kakaknya, Richard Dhananjaya --- Direktur perusahaan Jewerly terbesar ketiga se Asia.

"Aku masih delapan belas tahun, kak. Tega sekali mau nikahkan aku." Protesnya, matanya berkaca-kaca. Tidak bisa dibayangkan nasibnya setelah menikah. Dia akan disiksa mertuanya, dipaksa kerja, menyuci, memasak. Itulah yang ada di pikiran Rossah. Usianya memang terbilang terlalu dini untuk menikah, tak heran dia menganggap pernikahan itu momok yang mengerikan.

"Makanya mulai sekarang jangan pikirkan yang lain lagi, cukup fokus bagaimana menjadi istri yang baik. Jangan mempermalukan aku." kata kakaknya sambil menutup sebuah dokumen yang baru selesai diperiksanya.

"Tidak, kak. Aku tidak mau menikah dini. Aku mau ajukan syarat." katanya tegas. Detik berikutnya dia nyesal, karena sebenarnya dia tidak tau syarat apa yang harus di ajukan.

"Syarat apa?" tanya Richard yang sedang bangkit dari kursinya. Dia berjalan menghampiri adik perempuannya yang tampak bingung memutar bola matanya sambil mikir.

"Aku akan menikah setelah tamat kuliah." kata Rossah dengan cepat dan lantang. Tiba-tiba saja ide itu muncul di otaknya. Dengan begini, dia bisa kuliah dan masalah menikah nanti bisa di cari alasan yang lain lagi.

"Baiklah, pengawal... "

"Tidak. Tidak.  Aku tidak mau pengawal." Rossah menyela perkataan kakaknya setelah mendengar kata 'pengawal'.

Dia tidak suka diikuti pengawal, tidak bebas dan terasa risih. Dia lebih suka sendiri, bebas kemana saja, bergaul dengan siapa saja, dan melakukan apa saja. Sebenarnya seperti itulah seharusnya kehidupan remaja.

Kakaknya bersikeras ingin adiknya di kawal karena saat usia Richard berumur enam tahun, dia disandera oleh orang tak di kenal dan meminta sejumlah uang yang banyak pada orang tuanya.  Dia trauma dan takut adiknya akan mengalami kejadian yang sama dengannya. Maka sebisa mungkin dia tidak mau memunculkan Rossah di media atau memperkenalkan dia sebagai adiknya. Saat ini juga Rossah datang ke kantornya dengan memakai seragam perusahaannya menyamar sebagai karyawan yang bekerja di situ. Kematian kedua orang tuanya juga disebabkan ada kecemburuan dari pihak yang tersaingi dan membunuh mereka dengan tabrak lari. Pelaku sudah di tangkap dan perusahaan tersebut juga sudah bangkrut beberapa tahun yang lalu.

"Aku akan memakai nama belakang Mama saja.  So, tidak ada yang tahu kalau aku adalah Dhananjaya." ide yang dia anggap cemerlang itu sebenarnya sudah lama sekali ada di pikirannya. Dia memang bermaksud akan mengajukan ke kakaknya hari ini.

RossahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang