Chapter 12

1.2K 48 2
                                    

"Hey, Bro what's up !" seru Bryan senang saat melihat Richard menjemputnya di bandara.

"Wow, You look good ha." Richard merangkul pundak calon suami adiknya sambil jalan. Tampilan Bryan hari ini natural, kaos putih dengan jaket kulit dan jeans panjang. Bryan tertawa mendengar pujiannya.

"This is my most neat disguise, bro."

"What is this disguise now?" tanya Richard sekilas melihat Bryan dari bawah ke atas.

"Guess what."

"Ordinary man." tebaknya

"Almost right. College student." ngakunya. Richard tertawa mendengarnya. Dia tidak menyangka Bryan akan menyamar sebagai mahasiswa untuk mendekati Rossah. 

"She will surely fall in love with you."

"Terima kasih." Katanya. Bahasa Indonesia Bryan sedikit kaku karena sudah terlalu lama tinggal di Amerika. Terakhir di Indonesia ketika Ibunya yang seorang Indonesia melahirkan dia sampai dia berumur sepuluh tahun dan kemudian di jemput Papanya yang seorang Amerika kembali ke New York. Jadi sekarang, mau tidak mau dia harus membiasakan diri lebih banyak menggunakan Bahasa Indonesia agar komunikasinya dengan Rossah lebih lancar.

"Kamu langsung ke rumah atau ke hotel?" tanya Richard saat berada di dalam mobil dengan Bersama Bryan.

"Langsung saja kerumah." Bryan menyeringai.

Orang yang di lihat oleh Kevin dan Rossah tadi malam adalah Bryan yang sedang keluar rumah mengendarai motor Vyrus 9876 nya yang berwarna hitam.

Sore itu mereka bertiga sedang sibuk di Mini Sweets, Kevin sibuk membantu mbak Tika mengulen adonan, Rossah dan Anna sibuk bergosip. Tidak banyak pelanggan yang datang hari ini. Bulan tua, tidak ada yang kepingin makan kue dan biskuit. Maka, kesempatan ini di manfaatkan kedua gadis itu untuk mengobrol sepuasnya.

"Tadi malam Kevin bikin kaget deh." Kata Rossah teringat kejadian tadi malam

"Kenapa? Kamu di ciumnya?" Anna cekikikan

Rossah memukul sahabatnya pelan "Bukan! Dia gay, An. Ngapain pula dia cium aku, coba?" ketusnya.

"Katanya kamu kaget. Jadi bisa aja kan, kaget karena di cium Kevin." Anna tertawa semakin kuat karena berhasil menggodanya.

"Bukan. Tadi malam waktu hampir sampai rumah, Kevin tiba-tiba panik gegara ngeliat rumah sebelah yang kosong ada orang. Aku di tariknya tiba-tiba sampai lenganku sakit." Jelas Rossah sambil memperlihatkan lengannya yang sudah tidak ada bekas apa-apa.

"Emang ada siapa disitu?" tanyanya Anna

"Yah gak tau. Palingan ada orang yang baru pindah ke sana. Gak heran kan?" Katanya lalu mengintip ke dalam untuk melihat Kevin seolah-olah dia dapat mendengar percakapan mereka. "Yang lebih anehnya, wajah Kevin berubah jadi tegang. Tadi malam kami sama sekali tidak nonton, dia menyuruhku cepat tidur. Sampai tadi pagi juga dia tidak begitu banyak bicara padaku seperti biasa. Tidak cerewet, tidak ngomel, tidak centil."

"Jadi yang tinggal di sebelah itu cowok apa cewek?"

"Kemarin malam hanya nampak orang itu keluar dari halaman naik motor gede. Jalan ke arah berlawanan, jadi gak pasti cowok atau cewek. Bisa aja kan, cewek naik motor gede."

Ting.. Tong..

Tanda lonceng sensor berbunyi. Rossah dan Anna segera menghentikan percakapan dan berdiri di tempatnya masing-masing. Anna di kasir dan Rossah di balik estalase untuk menerima pesanan.

"Selamat Datang, silahkan." Kata Anna sopan

Seorang pria muda berkaca mata masuk dengan sedikit membungkuk-bungkuk malu sambil melihat ke sekeliling seolah-olah sedang bingung.

RossahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang