Chapter 6

1.5K 68 0
                                    

Seorang gadis berambut pendek masuk ke dalam kelas mengikuti seorang dosen yang berjalan di depannya.

"Hari ini kita kedatangan mahasiswi transferan dari kota lain." Jelas dosen di depan kelas "Silahkan perkenalkan diri."

"Pagi, nama saya Anna Lauren. Saya baru sampai di kota ini seminggu yang lalu karena masalah keluarga yang membuatku harus pindah." Jelas gadis yang bertubuh pendek itu sambil merapatkan kedua tangannya tanda dia sedang gugup

"Itu saja?" Tanya dosennya sambil membetulkan kaca matanya yang tebal

"Iya, Pak" kata gadis itu pelan sambil menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu, siapa yang kelompoknya masih berjumlah di bawah tiga orang?" tanya bapak dosen kemudian.

Di kelas yang berjumlah tiga puluh orang itu, yang mengangkat tangan hanya satu, yaitu Rossah. Dia mengangkat tangannya sambil melihat kiri kanan untuk melihat siapa saja yang angkat tangan  juga. Setelah sadar hanya dia sendiri, dia malu dan cepat-cepat menurunkan tangannya.

"Kalau begitu, masukkan Anna ke kelompok kamu." Perintah dosennya

"Iya, pak," jawabnya pelan.

Tanpa dipersilahkan lagi, Anna duduk di bangku belakang yang masih kosong. Yaitu tepat di sebelah Kevin yang sedang memandang ke arah Rossah. Di sedikit tidak senang karena tidak ingin ada orang lain yang masuk ke dalam kelompok belajarnya dengan Rossah.

Saat sedang jam istirahat, Rossah menghampiri Anna dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Anna mengiyakan dengan senang hati. Mereka berjalan berdampingan diikuti Kevin yang mengikuti dari belakang. Sesekali Anna tampak melihat kebelakang karena merasa sedang diikuti seorang laki-laki tertubuh tinggi kurus.

"Dia temanku. Namanya Kevin. Kami selalu makan siang bersama dan kerja kelompok bersama." Jelas Rossah senang. Dia bahagia karena temannya bertambah, apalagi teman sesama perempuan.

Anna menoleh kebelakang sambil menganggukkan kepala, Kevin mengangkat sebelah tangannya seolah-olah mengatakan "Hai" padanya dengan tampang cuek.

"Ingin makan apa?" tanya Rossah pada teman barunya sesampai di kantin

"Entahlah." kata Anna yang tampak takjub melihat gedung kantin yang sangat luas dengan stand yang menjual makanan dan minuman berbaris rapi di sisi kiri kanan gedung.

"Ayok kita keliling." ajak Rossah

Setelah puas berkeliling, akhirnya Anna memutuskan untuk memesan empek-empek yang tidak pernah dimakannya.

"Sudah lama aku ingin makan ini, tapi selalu tidak kesampaian." katanya senang saat memegang sepiring empek-empek di tangannya.

Mereka bertiga duduk di satu meja, Kevin melahap mie gorengnya tanpa berbicara sedangkan Rossah dan Anna tampak sibuk berkomentar tentang empek-empek yang mereka santap. Selesai makan, Rossah mengajak Anna keliling kampus dan terakhir mereka masuk kedalam perpustakaan yang belakangan ini menjadi tempat yang paling sering di kunjungi Rossah dan Kevin.

"Aku sedikit lambat dalam pelajaran. Mohon bantuannya." Kata Anna sungkan

"Aku juga sama, tidak begitu pintar." ngaku Rossah sambil tertawa "Tapi kita akan santai kalau ada Kevin."

"Oh ya? Kevin pintar yah?" tanya Anna lugu.

"Benar, setidaknya jauh lebih pintar dari aku."Puji Rossah. kedua gadis itu kemudian tertawa melihat tingkah Kevin yang garuk kepala sambil tersenyum malu.

Akhirnya sejam sebelum pelajaran berikutnya di mulai, mereka duduk bersama di meja panjang perpustakaan berkongsi satu unit Laptop milik Rossah sambil mendengar Kevin menjelaskan tugas kelompok yang harus mereka selesaikan sebelum minggu depan. Anna terbelalak kagum mendengar penjelasan dari Kevin, menurutnya penjelasan Kevin lebih mudah di mengerti dari pada dosen yang menjelaskan dengan bahasa buku yang formal dan dalam.

"Benar, Ross. Kevin pintar yah?" Bisiknya pada Rossah setelah Kevin selesai. Rossah mengangguk senang mengiyakan.

"Kalian pacaran yah?" Tanya Anna polos pada mereka berdua. Alhasil raut wajah Rossah dan Kevin menjadi kikkuk seketika. "Aku salah yah? Maaf."

"Kami tidak pacaran." kata Rossah seraya mendekatkan bibirnya ke telinga Anna dan berbisik "Dia itu Gay."

"APA?!" seru Anna di perpustakaan yang sepi dan hampir tak bersuara. Dengan secepat kilat, Rossah menutup mulut Anna dengan tangannya. Kevin langsung salah tingkah dan beranjak hendak mengembalikan buku ke rak. "Kamu serius?"

"Iya, serius." katanya pasti "Makanya aku bisa akrab dengannya."

"Kalau memang Kevin itu Gay, berarti dia itu teman Gay pertamaku." kata Anna sedikit bangga dan takjub

"Sama. Aku juga." Ngaku Rossah.

Anna mempunyai sifat yang menyenangkan, ramah dan sederhana. Dengan tubuhnya yang lebih pendek dari Rossah, dia tampak manis dan imut dan cocok dengan rambut pendeknya. Walau kadang-kadang dia sedikit ceroboh. Seperti pada satu hari dimana Kevin menyerahkan flashdisk berisi tugas yang harus di print. Berhubung Anna mempunyai printer di rumahnya, maka dia di beri tugas untuk menge-print tugas yang sudah harus di kumpulkan besok.

Keesokan paginya, Anna berangkat ke kampus seperti biasa. Kevin menanyakan tugas tersebut pada nya dan sekejab Anna seperti tersambar petir karena tugas tersebut lupa di bawanya. Dengan langkah seribu dan hampir terbang, Anna kembali pulang ke rumahnya untuk mengambil tugas mereka yang sudah di print dan terjilid dengan rapi itu. Walau begitu, mereka bertiga mulai berteman baik. Setidaknya hubungan Anna dan Rossah lebih baik dari pada dengan Kevin. Dua gadis itu sering saling mengirim sms dan teleponan saat sedang berada di rumah.

RossahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang