"ROSSSSAAAAHHHHHHHHH" Jerit Anna nyaring
Dia berlari mengejar Rossah yang hampir sampai di ruang perkuliahan. Anna masih jauh, rupanya. Tapi suaranya sukses membuat Rossah tuli.
"Ada apa dengan Anna?" tanyanya pada Kevin yang satu langkah di depan Rossah. Kevin menaikkan kedua bahunya, Tidak tahu. Dia tidak tertarik pada Anna yang berlari-lari seperti di kejar hidung belang sampai rambutnya melayang kebelakang dan poninya hilang menampilkan jidatnya yang kilat.
"Ross... hah...hah... hah.. ssahh.. ahhh.." Anna membungkuk memegang lututnya sambil terengah-engah.
"Kamu kenapa, Na?" tanya Rossah bingung. Tidak biasanya Anna yang tenang seperti sungai tak ber-ikan ini bisa menjadi ombak yang menghantam batu karang.
"Hahh.....heeehhhh...haaahhhh...haaahhh.."
"Ayok bicara di dalam saja sambil duduk. Dosen akan datang sebentar lagi."
Mereka duduk bertiga di barisan yang sama. Rossah duduk di tengah mereka. Perkuliahan hari ini di ruang besar dan anak-anak semua duduk di meja bertingkat dan dosen mengajar di panggung.
Seperti di bioskop.
Yang berbeda hanya tidak ada popcorn dan tidak ada film. Semua materi kuliah di tampilkan di layar proyektor yang besar. Gelap gulita,
Seperti di bioskop.
Hampir semua mata memandang kedepan, hening, hanya ada suara yang terdengar dari panggung dan hampir semua mendengar dengan seksama. Suasananya hampir sama,
Seperti di bioskop.
Anna dan Rossah tidak fokus. Mereka duduk dekat-dekatan, berbisik-bisik seperti orang yang sedang pacaran di bioskop.
"Aku buat biskuit, Ross."
"Benar? Thanks, Na. Kok tumben?"
"Bukan untuk mu, Ross. Maaf, banyakan yang hancur jadi tinggal sedikit yang layak. Lain kali aku buat lagi khusus buat mu dan Kevin yah."
"Jadi biskuitnya buat siapa?"
"Untuk. ehmmm... untuk... Kak Richard."
Rossah terpelongo, Richard Kakaknya? Serius si Anna ini?
"Ross.. Ross.. Kamu kemarin janji mau bantu aku, kan? Sekarang bagaimana caranya kita antar biskuit ini untuk nya?"
Kepala dan badan Rossah goyang-goyang di tarik Anna. Dia seperti bandul bergerak di tengah kegelapan.
"An, kakak ku susah di buat janji. Kalau mendadak gini aku gak yakin. Entah dia ada di luar negeri."
"Segitu sibukkah Kak Richard? Kemarin kamu bilang dia cuma pengusaha biasa?"
Rossah keceplosan, OMG. Pengusaha biasa juga ke luar negeri kan? atau enggak? Entahlah.
"Ehm.. aku coba sms kakak ku yah."
"Kak, ada waktu senggang hari ini? Ada yang ingin aku berikan pada kakak."
Send
Anna menunggu balasan sampai hatinya ingin meledak keluar dari mulutnya bulat-bulat.
"Aku hanya punya waktu jam makan siang. Perlu aku minta asisten ku untuk mengambilnya biar kamu gak usa repot-repot menjumpai ku?"
"Jangan, Ross. Aku ingin memberikannya secara langsung."
"Tapi jam satu kita ada kelas."
"Jam dua belas kita cepat-cepat menjumpainya lalu kembali lagi cepat-cepat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rossah
RomancePunya teman tinggal bersama di rumah kontrakan pasti rasanya seru. Tapi bagaimana kalau tinggal bersama seorang Gay sampai tidak sengaja jatuh cinta padanya?