Chapter 5

1.6K 74 1
                                    

Siang itu Kevin dan Rossah baru saja menyelesaikan latihan yang diberikan Dosen mereka di perpustakaan. Mereka memutuskan akan mengumpulkannya dulu baru makan siang. Mereka berdua berjalan berdampingan menuju ruang dosen dan mendapati dosen yang mereka cari sedang bekerja di tempatnya.

"Siang, Pak. Ini tugas yang Bapak berikan kemarin." Kata Kevin sambil menyerahkan Flashdisk pada nya diikuti oleh Rossah.

"Baik, akan saya periksa." katanya sambil mengambil flashdisk berisi tugas  itu dari tangan mereka "Kalian akrab sekali, apa kalian pacaran?"

Rossah sedikit malu mendengar pertanyaan dari dosennya dan hanya bisa menyangkalnya dengan senyum. Sedangkan Kevin tertawa ngakak dan merangkul Rossah dengan sebelah tangannya berkacak pinggang.

"Kami hanya teman, pak. Sangat akrab." aku Kevin. Kali ini dosennya yang tertawa melihat tingkahnya.

"Aku hanya penasaran melihat kalian akrab. Tapi ini adalah hal yang positif karena saya lihat kalian jadi semangat mengerjakan tugas."Pujinya "Teruslah berkawan dan nilai akademik kalian pasti naik."

Kevin dan Rossah kemudian pamit dan keluar dari ruangan. Mereka berjalan membisu menuju ke kantin. Rossah membeli dua mangkuk mieso ayam kemudian membayarnya. Kevin sekalian membawakan bagian Rossah sebagai tanda terima kasih karena sudah di traktir.

"Kurasa kita tidak usah sedekat ini dulu." Kata Rossah sambil menuangkan kecap manis kedalam kuah mieso nya. Kevin dengan mulut menganga siap melahap tumpukan mie di atas garpu kemudian terhenti seketika.

"Kenapa?"tanyanya

"Kita dikira sedang pacaran." Rossah menatap wajah Kevin dengan tatapan sedih.

"Biar saja. Yang penting kita bukan seperti itu." serunya tegas

"Tapi, Kev." Rossah tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Dia tahu kalau ia sudah melukai perasaan Kevin. Dia hanya bisa mematung melihat Kevin yang menundukkan kepalanya sambil makan.

"Jangan pikirkan apa-apa. Makan saja." Kata Kevin cuek sambil mencuri beberapa helai mie dari mangkuk Rossah.

"Hei.. Kok ambil punyaku!" Serunya.

***

Malam yang dingin, di luar sedang hujan badai. Kevin dan Rossah sedang duduk di ruang tamu menonton film box office yang mereka rental ketika perjalanan pulang tadi. Mereka duduk berdekatan sambil berbalut satu selimut karena dingin. Rossah menaikkan kedua lututnya di depan dada dan menjatuhkan kepalanya di bahu Kevin. 

"Kamu suka tipe cowok yang bagaimana?"Tanya Rossah tiba-tiba

"Kalau fisik sih suka yang atletis. Kalau sifat, harus yang perhatian dan mencintaiku." Jelasnya.

"Loh? Yang aku tahu kalau Gay yang tampak normal suka tipe cowok yang kemayu. Ku lihat sih kamu tampak normal." Tanyanya heran

"Aku pintar menutupinya. Atau kamu mau lihat gaya ku yang kemayu?" Katanya lagi sambil menjentikkan jarinya berlagak kemayu

"Tidak.. tidak.. Kev." cegahnya "Sikap mu bisa di tutupi, tapi celana dalam mu tidak bisa menipu." Rossah tertawa ngakak setelah mengejeknya. Kev membalas ejekannya dengan menggelitik pinggang Rossah.

"Ok.ok.. Maaf." Rossah nyerah, dia paling tidak tahan di gelitik

Detik berikutnya mereka membenarkan selimut yang terjatuh dan kembali keposisi seperti tadi. Sekarang mereka fokus pada film yang masih di putar. Tapi Rossah tidak tertarik lagi dengan isi film itu.

"Sejak kapan kamu tahu kalau kamu Gay?" Tanya Rossah lagi

"Sejak putus dari pacarku semasa sekolah dulu." Ngakunya. Tentu saja itu bohong. Sekalipun Kevin belum pernah pacaran.

"Wow."seru Rossah takjub "Kamu pernah pacaran?" Kevin hanya mengangguk serius sambil menonton

"Bagaimana sih pacaran?" Tanya Rossah penasaran sambil memandang Kevin dari sandaran bahunya.

"Gak menarik. Karena aku gak mencintainya." Katanya lagi

"Kalian pernah kissing?" Bisik Rossah pelan sambil menutup mulutnya dengan tangan. Dia malu mengatakannya tapi dia penasaran. Kevin melihat ke arahnya dan tersenyum.

"Pernah." dustanya. "Tapi tidak seindah film yang kita tonton." Kevin menunjuk ke televisi, dan Rossah menoleh. Kemudian dia melihat dua insan yang sedang berciuman.

"Benarkah? Tampaknya kissing itu romantis, dimana dua napas bersatu, saling berpelukan hangat."

"Kissing itu menjijikan, ludah bercampur, gak berani bernafas karena takut bau, panas." ketusnya dengan wajah jijik. Pernyataan Kevin membuat Rossah ngakak.

"Jadi, bagaimana kamu bisa kissing dengan pacarmu dulu?" tanya Rossah yang benar-benar penasaran.

"Dia yang memulainya. Lama-lama aku jijik dan kami putus setelah itu." Kevin sedikit bangga pada dirinya yang semakin pintar mengarang cerita.

"Kejamnya. Jadi karena itu kamu sadar kalau kamu tidak suka cewek?"

"Iya. Aku lebih suka membayangkan cowok terlanjang dari pada cewek."

"Kalau begitu, sebenarnya kamu jijik dong sama aku?" Rossah sadar lalu bangkit menjauh darinya. Kevin menarik tangan Rossah dan menjatuhkannya kembali ke sofa.

"Tidak. Kita kan teman."katanya menenangkan Rossah. "Aku sudah menganggap kamu itu teman sesama cewek. Bukankah sesama cewek juga bisa mandi bareng, tidur bareng, saling berpegangan tangan? Aku jenis yang seperti itu."

"Benarkah?" tanyanya memastikan "Pantas saja kadang kamu bisa seenaknya merangkulku, dan menggandeng tanganku."

"Karena itulah, jangan pernah lagi bilang mau menjauh dari ku." melasnya sambil memonyongkan bibir bawahnya.

"Baiklah." katanya sambil mengelus kepala Kevin.

Hujan masih belum reda, film yang mereka tonton juga sudah habis. Mereka berdua sudah sama-sama mengantuk. Kevin bangkit merenggangkan tubuhnya ke atas sambil menguap. Rossah mematikan televisi kemudian memeluk sebelah tangan Kevin.

"Tidur bareng yuk." ajak Rossah. Kevin terlonjak mendengar ajakan Rossah.

"Apa?" tanyanya tidak percaya

"Ayoklah, bukankah kamu bilang kalau sesama cewek itu bisa tidur bareng. Aku ingin merasakan ada teman berbaring dan mengobrol sampai tertidur." Bujuknya lagi sambil menggoyang-goyangkan tangan Kevin.

Kali ini Kevin benar-benar termakan omongannya. Dia selalu sadar kalau Rossah itu majikannya, adik Boss yang harus dijaga keselamatannya. Tapi kali ini sepertinya dia menerobos terlalu jauh kedalam hidup Rossah. Kalau saja Bossnya tahu, mungkin dia bisa langsung dipecat karena menganggap telah melecehkan adiknya.

"Kamu tidak mau ya?" tanya Rossah kecewa

"Bukan begitu. Aku hanya mikir mau tidur di kamar siapa." katanya canggung tak bisa elak.

"Di kamarku saja" seru Rossah riang sambil menarik tangan Kevin masuk ke kamarnya.

Malam yang dingin. Kevin dan Rossah berbaring di dalam satu selimut yang hangat. Jarak mereka sangat dekat. Kevin berbaring terlentang dan Rossah menyamping menghadapnya. Hujan sudah hampir berhenti ketika Kevin mendengar dengkuran halus gadis di sebelahnya. Dia melirik sebentar dan melihat Rossah sudah tertidur pulas. Kevin bangkit, bermaksud hendak kembali ke kamar tidurnya.

"Mau kemana?" tanya Rossah setengah sadar sambil menarik ujung baju Kevin yang baru saja hendak melarikan diri.

"Kamar mandi." Dustanya

"Cepat yah." gumam Rossah seraya melepaskan baju Kevin yang di gengamnya.

Kevin keluar dari kamar Rossah dan tidak kembali lagi. Sedang Rossah menunggu Kevin kembali sambil memenjamkan mata. Dia tidak bermaksud tidur sebelum Kevin kembali, tetapi rasa kantuk menguasai dirinya sampai dia tidak sadar kalau sudah tertidur.

RossahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang