Chapter 21

1.9K 53 0
                                    


Ketika Rossah terbangun dari tidurnya, dia lupa sedang berada di mana. Tapi kemudian dia tersenyum karena mengingatnya lagi sedang berada di Villa miliknya bersama Kevin. Dia melirik jam di iphonenya. Sudah pukul sembilan pagi rupanya, pantas saja Kevin sudah bangun. Dia bangkit dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang masi polos.

"Kevin." Carinya beranjak dari kamar.

Dia mendapati Kevin sedang berada di teras sedang menyalakan earphone-nya dan memasang ke telinga. Kevin sudah mengenakan setelan jas dan kembali menjadi seorang pengawal. Rossah berbalik ke kamar, bersandar di pintu. Hatinya terasa sakit, dia memenjamkan matanya memutar kembali adegan-adegan kemarin. Hari ini dia harus kembali ke dunia nyata, dunia yang mengerikan dan menyakitkan.

Sepanjang perjalanan, Rossah mengajak Kevin mengobrol tapi jawabannya begitu singkat dan dingin.

"Jika aku menjadi kamu, aku tidak akan begitu, Kev. Kamu tahu kalau kamu bersikap begitu padaku, aku akan sangat sedih. Tapi mengapa kamu sekali demi sekali menyakiti ku. Tidak bisakah walaupun kamu sebagai pengawal ku tapi tetap bersikap seperti biasanya?"

Jika aku bersikap seperti biasa, kamu tidak akan pernah bisa melupakanku.

"Kemarin kita masih baik-baik saja. Tapi hari ini kamu begini lagi. Kamu aktor yah? Kamu uda bisa dapat penghargaan sebagai aktor terbaik, tau gak?"

Kevin tetap membisu, dia memilih tetap bersikap dingin. Sampai Rossah membencinya.

Yah, lebih baik begitu.

"Sudah puas, Ross? Ingat yang kamu janjikan padaku. Lusa, siap-siap berangkat ke New York. Bryan sudah menyiapkan bridal dan kamu tinggal memilih gaun terbaik yang akan kamu pakai nanti." Ucap Kakaknya saat Rossah sudah sampai di kantornya.

"Kak. Tidak bisakah kamu menyuruh Kevin untuk bersikap seperti biasa padaku?" 

"Tidak bisa. Mereka punya etika yang harus di patuhi. Aku tidak suka kamu bergaul akrab dengan pengawal-pengawal ku. Kevin sudah terkecuali karena aku menyuruhnya menyamar dan aku menyesal, Ross."

"Tidak. Kevin saat bersama ku tidak sedang menyamar. Itu adalah dirinya sesungguhnya."

"Tidak menyamar kamu bilang?" cemoh Richard "Kevin kesini."

Rossah hampir tidak bisa bernafas saat Kakaknya memanggil Kevin kemari. Dia tidak tahu apa yang maksud Kakaknya memanggil Kevin. Yang pasti jantungnya berdebar kencang.

"Kevin, katakan pada adikku ini bagaimana kamu yang sesungguhnya." Richard duduk di sofa ruang kerjanya membiarkan mereka bertatap muka.

"Ini lah aku yang sesungguhnya, Nona. Aku seorang pengawal. Dari kecil aku sudah di latih keras untuk bertahan hidup karena aku adalah seorang yatim piatu."

"Cukup, Kev. Aku tidak ingin mendengar masa lalu mu." Rossah menyela "Aku hanya ingin tahu perasaanmu padaku. Jawab sejujur-jujurnya. Aku bersumpah, apapun jawaban mu, aku akan tetap menikah dengan Bryan. Jadi tolong, kali ini di hadapan Kakakku, sebagai dirimu sendiri, katakan padaku perasaanmu padaku."

"Nona adalah majikanku. Tidak lebih dari itu."

"Apa, Kev? Perlukah aku bercerita disini apa yang kita lakukan kemarin?"

"Aku menerima perintah dari Boss untuk menemani dan menyenangkan hati Nona."

"Jadi yang kamu lakukan kemarin, karena perintah kakakku?" Rossah bertanya dengan suara tidak bertenaga dan serak. Air matanya mulai menetes. "Karena pekerjaanmu?"

RossahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang