[01] pertemuan

8.5K 358 1
                                    

Happy reading ^_^

****

"aduhh udah dong Denndy jangan nangis uncle bingung nih"
Keluh Nazmul harus dengan cara apa lagi cowok itu menghenti kan tangisan keponakan nya yang berusia 2 tahun itu, Denndy memang kalau sudah nangis sangat sulit untuk di Diam kan.

Nazmul merogoh i phone yang terletak di nakas kamar nya mendial nomor seseorang, namun menyebalkan sekali yang di telpon sama sekali tidak mengangkat,  huh kakak dan kakak nya ipar itu memang menyebalkan.

" aduh kalo kayak gini gue deh yang pusing" keluh Nazmul.

TING.. TONG...

Nazmul  menghela nafas lega,  pasti itu kakak dan kakak ipar nya sudah pulang,  cowok itu bangkit dari duduk nya dan menggendong si kecil Denndy menuju ruang tengah untuk membuka kan pintu,  mudah mudahan saja itu kakak dan kakak ipar nya.

CLEK..

Bingung.. Heran

Nazmul  mengernyit bingung dengan berbagai pertanyaan yang muncul di kepala nya,  ketika melihat kakak dan kakak ipar nya pulang dengan membawa seorang cewek berkacamata,  yang penampilan nya menurut Nazmul culun dan sama sekali tidak menarik.

"aduhh anak gue nangis ya sini sini sama bunda sayang" ujar Nazwa sambil mengambil Denndy di gendongan Nazmul yang masih bingung menatap gadis berkacamata tersebut dari atas sampai bawah seperti sedang menilai.

Denira  merasa risih juga di tatap seperti itu,  meski ia memang mengakui cowok yang di hadapan nya ini begitu tampan dan mempesona,, namun saat melihat cara cowok itu menatap nya dapat ia asumsi kan jika laki laki di hadapan nya ini adalah laki laki yang ...sombong mungkin.

"ohh itu adik saya,  nama nya Nazmul" ujar Nazwa seakan akan mengerti arti tatapan bingung Denira dan Nazmul.

"siapa kak?"  Tanya Nazmul datar sambil masih menatap Denira dengan tatapan menilai nya,, membuat Denira merasa gugup juga di tatap seperti itu,  lho memang nya kenapa ia harus gugup biasa nya juga ia tidak pernah merasa segugup ini apa lagi di depan cowok.

"oh.. Ini Denira,  kenalan dong" ucap Nazwa.

Denira  tersenyum tipis dan mengulurkan tangan nya.

"Denira" ucap nya pelan.

"udah tau kan tadi nama gue " Denira menarik kembali uluran tangan nya mendapat respon yang tidak baik dari cowok bernama Nazmul itu tuh kan benar dugaan nya cowok ini memang cowok yang sombong dan angkuh .

"Nazmul!  " tegur Nazwa sambil memeloti adik nya,  namun yang di pelototi hanya mengedikan bahu cuek dan melangkah pergi begitu saja.

"maafkan adik saya ya Denira,  dia memang seperti itu jika dengan orang yang baru di kenal nya,  aduh saya kok ngerasa jadi gak enak ya" ucap Nazwa tak enak hati.

"tidak apa apa kok kak Nazwa,  saya kan memang orang asing" tutur Denira dengan senyum tipis nya.

Sungguh menurut nya Nazwa dan Dennda itu adalah pasangan suami istri yang memiliki hati yang baik dan tulus,  bagaimana mungkin mereka mengajak Denira untuk tinggal bersama nya sedang kan Denira bukan siapa siapa dan memiliki asal usul yang tidak jelas.

"kami tulus kok nolong kamu Denira,  saya gak bisa bayang kan jika saya yang ada di posisi kamu" ujar Nazwa.

"ohya kamu udah kuliah atau masih sekolah? " gini gilaran Dennda yang bertanya.

Sekolah?  Mungkin Denira sudah mengubur dalam dalam tentang cita cita nya, ia sudah putus sekolah dan tak memiliki apa apa lagi.

"udah engga,  saya sudah putus sekolah" jawab Denira sambil tertunduk sedih.

Dia gadis berkacamata(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang