Tadi malam Vale sudah menghancurkan kamar Dylan, dan pagi ini Dylan sengaja menghindari Vale. Ia memilih untuk berangkat lebih pagi dari biasanya.
Harapan tinggal harapan, Valencio sudah berdiri tegap di bawah tangga sekolah. Dengan jaket denim kesayangannya, serta tas yang masih bertengger di punggungnya, Vale tersenyum ramah pada Dylan.
"Selamat pagi, Kudyl." Valencio menyapa Dylan sembari menaik-turunkan kedua alisnya.
Berandalan sialan, pikir Dylan.
"Puas lo udah ancurin mood gue?" Dylan mencoba memghindar dari Vale, ia berlari menaiki anak tangga. Dia sudah tidak tahan dengan tingkah Vale. Ini di sekolah, bagaimana bisa dia memperlakukan Dylan seperti di rumah. Harusnya dia tau batasan antara Kakak kelas dan adik kelas. Kalau sampai teman-teman seangkatan Dylan melihat atau bahkan mendengar panggilan yang disematkan Valencio tadi.
"Sial...sial!" Dylan membanting tasnya di meja. Ia duduk lalu mengatur nafasnya perlahan, moodnya sudah benar-benar hancur hanya karena seorang Vale.
"Lo kenapa Dy? Pagi-pagi udah misuh-misuh kayak cewek PMS!" Ujar Dewa teman sebangku Dylan.
"Gue pingin makan orang!" dengan nada sinis Dylan menjawab pertanyaan Dewa.
Dewa sudha bisa menebak, siapa yang ingin Dypan jadikan santapan. Tidak lain, tidak bukan Valencio. Si ganteng yang punya tingkat keusilan paling efektif untuk membuat seorang Dylan sampai seperti ini.
"Pernah gak sih, lo ama dia akur? Atau emang di rumah pun kalian gitu?"
"Boro-boro, semalam aja dia berantakin kamar gue seenak jidatnya gue. Dan barusan dia petentang-petenteng di bawah, sok-sok an akrab, engap gue lihatnya."
Dewa hanya menggeleng mendengar jawaban Dylan. Lama-lama mereka seperti tikus dan kucing yang selalu bertengkar.
* * *
Jam pelajaran pertama sudah di mulai, Dylan sudah mulai lupa dengan kejadian tadi pagi, kini perasaannya berangsur-angsur membaik.
Dylan belajar dengan penuh konsentrasi, 3 jam berlalu kini bel istirahat berbunyi. Semua makhluk penghuni kelas berhambur keluar menuju kantin.
"Dylaaaaaaaan.... ke kantin yuk?!" Itu suara Kanesha cewek yang selalu nempel sama Dylan, entah apa yang membuatnya begitu tidak tahu malu meski sudah di tolak Dylan mentah-mentah.
Dylan tidak menggubris ajakan Kanesha, ia melenggang sendiri ke kantin. Tetapi jiwa 'kstaria' Kanesha membuat Kanesha masih tetap setia membuntuti Dylan yang jutek dan galak ini.
"Dy, lu gak risih apa di ikutin nenek lampir ini?" Tanya Genta teman Dylan lainnya.
"Kalo gue layanin dia malah makin jadi, diemin aja."
Dylan dan teman-temannya sudah duduk di meja kantin sekolah, mereka sudah membawa makanan masing-masing. Saat Kanesha hendak duduk di samping Dylan tiba-tiba Vale muncul dan langsung menerobos ketengah.
"Lu duduk sono, ini area cowok. Area cewek di sono!" Ujar Vale yang sudah duduk di samping Dylan.
Dylan mendongak ia melihat Vale sedang bicara pada Kanesha, kekesalannya pada Vale belum terobat, tapi untuk kali ini Dylan berterimakasih pada Vale karena menjauhkan Kanesha dari Dylan.
"Lu makan apa?" Tanya Vale.
"Lo gak lihat?" Tanya Dylan balik.
"Judes amat, iya deh gue minta maaf soal tadi pagi, gue lancang."
Dylan mengacuhkan Vale, ia sibuk memisahkan bawang goreng yang ada di antara kuah baksonya.
"Dy ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You Season 2
RomanceBisakah seorang Valencio Wijaya bertahan pada pendiriannya? Mencintai seorang Dylan Wijaya apapun itu yang terjadi? sekuel dari cerita "I won't Give up(let me love you)