Vale berlari ke kamarnya, ia menatap jendela kamar Dylan. Tapi sayangnya tertutup oleh korden. Ia segera mengirim pesan pada Dylan, namun sepertinya ponsel Dypan tidak aktif. Vale segera menciba menguhubungi Dylan dan tetap tidak bisa."Koh," Deni masuk ke kamar Vale.
"Den, gue mau ke rumah Dylan."
"Tunggu Koh, lo jangan buru-buru ke sana. Yang ada lo malah bakal buat keadaan makin runyam, Mamih juga masih emosi banget."
"Tapi, Den ..."
"Koh, please, kali ini dengerin gue. Kalo lo khawatir Soal keadaan Koh Dylan, dia baik-baik aja, gue dama Adriel saling kasih kabar. Adriel baru aja bilang kalo Koh Dylan udah agak tenang."
"Sialan!" Vale membanting ponselnya ke atas ranjang.
"Sekarang mending lo tenangin diri dulu. Biar lo bisa berpikir jernih."
"Gue gak paham kenapa Mamih bisa sejahat itu, padahal dari dulu dia gak pernah nunjukin sikap gak suka ke Dylan, tapi kenapa sekarang dia jadi murka banget sama Dylan?"
Deni tidak mungkin menceritakan kejadian tadi dengan sebenar-benarnya, ia pun tidak mau jika kakak dan Mamihnya saling bertengkar.
* * *
Setelah pertengkaran tempo hari, Valeri lebih sering mengantar Vale pergi ke sekolah. Valeri bahkan menyita sepeda motor milik Vale. Valeri mengancam Vale kalau sampai di sekolah ia masih tetap berdekatan dengan Dylan maka Valeri tidak segan untuk memindahkan Vale ke sekolah lain.
Pagi itu, Vale sengaja berdiri di dekat tangga yang menuju ruang kelas Dylan. Ia menunggu Dylan, hari ini rencananya Vale akan mengajak Dylan untuk pergi dan berbicara.
Hampir sepuluh menit Vale berdiri, dari kejauhan muncullah laki-laki jutek yang beberapa hari ini menghindar darinya.
"Dy,"
Dylan seolah tak peduli, ia hendak menaiki anak tangga meninggalkan Vale. Namun, Vale menahannya.
"Lepasin."
"Lo mau nurut sama gue, atau gue bakal cium lo di sini?"
Dylan menoleh pada Vale, Dylan tidak mau membuat masalah, tapi jika ia tidak menuruti Vale pun, dirinya akan tetap terjebak pada masalah.
* * *
Setelah Dylan menuruti ucapannya, Vale meminjam motor milik Dewa untuk pergi membolos. Setelah memberikan beberapa lembar uang, Dewa menyetujuinya.
Dylan dan Vale sampai di sebuah taman bermain yang tak jauh dari sekolahnya. Mereka berdua duduk di sebuah bangku.
Mereka berdua masih saling terdiam, sampai pada akhirnya Dylan membuka suara.
"Kenapa lo bawa gue ke sini?"
Vale tidak menjawabnya, ia justru membalikan badan, menatap Dylan yang masih setia menatap pepohonan di hadapannya.
"Supaya kita bisa ngobrol, kenapa lo menghindar dari gue?"
Dylan tidak akan bercerita bagaimana perlakuan Valeri padanya, bagaimanapun Valeri adalah ibu kandung Vale.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You Season 2
RomanceBisakah seorang Valencio Wijaya bertahan pada pendiriannya? Mencintai seorang Dylan Wijaya apapun itu yang terjadi? sekuel dari cerita "I won't Give up(let me love you)