Dylan duduk dengan kedua tangannya tertaut diatas meja. Matthew yang ada dihadapan Dylan menunduk, memainkan tangannya yang ia letakkan diatas kedua pahanya. Dylan masih diam menunggu Matthew bicara telebih dulu. Tadi Matthew mengajaknya untuk berbicara berdua.
Lama Matthew tidak bersuara, Dylan benci menunggu, ia tidak sabar. Apa yang sebenarnya Matthew mau?
"Jadi?" Akhirnya Dylan memutuskan membuka suara terlebih dahulu.
Matthew mendongak mendengar suara Dylan. "Ma-maafin aku kak." Itu kata Matthew.
Dylan menarik sudut bibirnya. Sedikit senyum tersungging di bibirnya. "Kenapa? Bukannya kita sama-sama salah?" Tanya Dylan lagi.
Matthew memegang tangan Dylan. "Enggak, aku yang salah, aku udah egois dan malah bikin masalah buat kalian berdua."
Dylan menggeleng, "enggak, gue malah mau bilang makasih sama lo. mungkin kalo gak ada lo, gue gak pernah tahu gimana perasaan gue ke Vale dan mungkin sekarang kami bakal saling memendam rasa entah sampai kapan." Jawab Dylan.
"Kakak maafin aku kan?"
Dylan mengangguk dan tersenyum.
"Makasih kak." Matthew melepas tangan Dylan dan berdiri dari duduknya. "Ah, satu hal lagi. Sampaikan salamku buat Vale kak dan tolong jaga Vale."
Dylan mengangguk dan tersenyum "pasti, gue sampein."
Matthew kemudian pergi meninggalkan Dylan yang masih duduk di bangku. Dylan menatap punggung kecil Matthew yang lama kelamaan semakin menjauh. Tiba-tiba ponselnya bergetar.
"Dimana?"
Dylan tersenyum mendengar suara khawatir Vale.
"Di kantin, Kenapa?""Tunggu disitu? Gue susul ke situ!"
Belom sempat menjawab, sambungan telfon sudah dimatikan oleh Vale.
Dylan menyimpan ponselnya di saku dan kemudian menghampiri Dewa dan Genta yang masih mengobrol.
"Habis diapain lo ama si Matt?" Tanya Genta.
Dylan hanya tersenyum lalu menyeruput es jeruk miliknya tadi. "Dia cuma minta maaf."
Dewa dan Genta mengangguk bersamaan. Mereka bertiga bercanda dan tertawa bersama lagi. Karena memang setelah UAS tidak ada pelajaran.
"Dy!"
Dylan menoleh, di lihatnya Vale sedang melambaikan tangan di ujung kantin. Dylan hanya menggelengkan kepalanya.
Dylan tidak menggubris ucapan Dewa. Ia kemudian kembali asik dengan minumannya,dan tidak memperhatikan Vale yang sudah dekat dengan bangku yang ia duduki.
"Lu gak diapa-apain kan ama si Matt?" Tanya Vale sambil meneliti tubuh Dylan, begitu sudah sampai di dekat meja Dylan.
Dylan menepis tangan Vale yang akan menyentuh tubuhnya lagi.
"Gak usah lebay!"Vale menarik tangan Dylan kemudian membawanya keluar dari kantin meninggalkan Dewa dan Genta.
Vale berjalan tergesa dan Dylan hanya mengikuti Vale sambil meringis, menahan sakit dipergelangan tangannya yang di cengkram Vale.
Vale membawa Dylan ke ruangan seni yang saat itu kosong."Lepas Val. Sakit!" Ujar Dylan.
Mendengar Dylan kesakitan Vale langsung melepas tangan Dylan. "Sorry,Dy!"
"Lo kenapa?" Tanya Dylan setelah Vale melepas tangannya.
"Gue cuma khawatir kalo lo diapa-apain ama Matthew!" Ucap Vale panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You Season 2
RomanceBisakah seorang Valencio Wijaya bertahan pada pendiriannya? Mencintai seorang Dylan Wijaya apapun itu yang terjadi? sekuel dari cerita "I won't Give up(let me love you)