1. Marry?

80.3K 3.8K 36
                                    

Author's POV.

"Kamu mau apa lagi?" tanya Pita sambil menatap kearah kakak tirinya.

"Nikah sama kamu," jawab Keiro dengan santainnya membuat Pita terkejut, apa-apaan dengan kakaknya ini, gila?

"Kenapa? Untuk apa? Gak guna tau!" bentak Pita membuat Keiro menatap tajam kearah Pita dan Pita langsung segera diam saat melihat tatapan kakaknya tersebut yang tajam itu.

Dasar kakak tergila, kejam, pokoknya ada banyak kata umpatan yang ingin Pita layangkan ke kakaknya itu.

"Saya sebenarnya gak mau nikah sama kamu, tapi karena yang ada diperutmu itu anak saya, jadi saya rela harus nikah sama kamu," jawabnya sambil tetap fokus membawa mobilnya entah mau kemana.

"Gak guna! Pokoknya aku akan segera mengugurkan anak ini, anak ini juga gak guna lahir di dunia ini!" jawab Pita membuat Keiro geram saat mendengar ucapan Pita yang mulutnya dari tadi asal ceplas-ceplos membuat telinganya panas.

Plak!

Satu tamparan sudah menempel dipipi Pita membuat Pita kaget, ternyata tamparan itu rasanya emang sakit dan menurut Pita itu biasa aja dibandingankan dengan hatinya terasa hancur pada saat itu juga.

Sebenarnya dia sangat kecewa mengapa dia bisa berbicara seperti itu kepada anaknya yang bahkan belum lahir ke dunia ini.

Dia bingung, mengapa hidupnya sangat menyedihkan.

"Maaf," ujar Keiro lirih karena tau ini semua karena sebab perbuatannya dan itu membuat Pita merasa sangat sakit dihatinya.

Pita tau pasti Keiro sedang merasakan apa yang dia rasakan sekarang.

Kenapa dia terlalu bodoh!

Dia tau, kakaknya itu tidak sengaja membuat dirinya hamil.

Saat itu, kakaknya sedang kecewa gara-gara pacarnya menikah dengan pria lain.

Saat itu dirumah hanya ada Pita dan Keiro, ya kalian bisa tebaklah.

"Maafkan Pita, kak-" ucapan Keiro terpotong oleh Pita.

Keiro gak sadar kalau dirinya sudah membawa mobilnya pulang ke rumah.

"Gak perlu, ayo turun!" ujarnya sambil membuka pintu mobil.

Lalu berdiri di dekat mobil yang baru saja dinaikinya.

Pita akhirnya atau kata lainnya terpaksa pulang kedalam rumah ini.

Dia masih belum sudi saat mamanya bilang ingin menikah lagi.

Karena itulah dia lebih milih tinggal dirumah tantenya dan akan tidur dirumah mamanya ini setiap weekend itupun dipaksa.

Keiro sudah berjalan duluan meninggalkan Pita yang masih berdiri disamping mobil yang dinaikinya.

Lalu Keiro hanya menatap Pita tajam, membuat Pita tersadar dan berjalan dengan cepat menyusul kakaknya itu.

Tapi dia bingung, dia harus gimana kalau mamanya akan bertanya, kenapa kamu mau tinggal disini pada akhirnya?

Terus dia harus mengalahkan sikap egoisnya dan mulai berbaik hati kepada Papa barunya itu.

Dan dia harus menerima Keiro sebagai suaminya, nanti. Itupun belum pasti.

Dan yang paling penting, gimana dia akan berbicara bersama Keiro kepada mamanya soal dirinya sudah berbadan dua alias sudah hamil satu bulan ini?

Akhirnya Pita menghela napas panjang, semangat Pita.

Resiko yang harus dia tanggung lebih ringan, karena Kakaknya yang akan mendapatkan resiko yang paling berat.

Accident✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang