Sakit

1.8K 184 2
                                    

*Bagian (y/n)

-keesokan harinya
"(Y/n), wajahmu pucat, kau sakit?" kata penata rias saat sedang memberiku makeup.
"Hm? Tapi.. Aku baik baik saja kok" jawabku sambil tersenyum ke arahnya.

Hari ini masih banyak pemotretan yang harus aku selesaikan, walaupun aku sudah tidak kuat lagi, tapi ini perkerjaanku, sepertinya aku kurang istirahat.

Hari ini masih banyak pemotretan yang harus aku selesaikan, walaupun aku sudah tidak kuat lagi, tapi ini perkerjaanku, sepertinya aku kurang istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cekrek cekrek~" suara kamera
"Oke (y/n)... Ganti baju lagi ya." kata photografer
"Baik pak.." jawabku dengan nada yang ramah.

Skip!!

Akhirnya penggambilan gambar terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya penggambilan gambar terakhir.
"Cekrek cekrek~" suara kamera
"(Y/n) Ganti gaya!" suruh photografer ke arahku, dengan cepat aku ganti posisi.

Selesai pemotretan aku langsung mengganti pakaianku dan berjalan ke arah Manager-ku.
"Apa aku bisa langsung pulang?" tanyaku pelan dengan nada lemas ke arah manager-ku.
"Baiklah, mau ku antar?" jawab Manager-ku khawatir.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri" balasku sambil tersenyum dan langsung memakai jaketku.

Saat berdiri di depan gedung aku menunggu ada taksi yang lewat, tapi tidak ada satu pun taksi yang lewat.
Tidak lama, tiba tiba ada yang menarik tanganku kasar, reflek aku nengok ke arah sebelah kananku.
"J..jun??" kagetku karena ternyata Jun yang menarik tanganku.
"Sedang apa di sini? Di sini dingin" tanya Jun dengan nada yang sedikit tinggi.

"Aku.. menunggu taksi" jawabku polos sambil melepas tangan Jun, dan langsung memalingkan wajahku dari Jun.

Tidak lama Jun menunduk dan melihat wajahku dari jarak dekat.
"Ke..kenapa?!" panikku sambil melangkah mundur.
"Pucat" jawabnya singkat
"Hah?" tanyaku bingung
"Kau belum makan kan? Ayo makan" ajak Jun dan langsung menarik tanganku untuk menuju mobilnya.

Skip!!

"Bubur??" tanyaku saat tidak lama datang semangkuk bubur di atas meja lestoran yang kami tempati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bubur??" tanyaku saat tidak lama datang semangkuk bubur di atas meja lestoran yang kami tempati.
"Makan" suruh Jun sambil menunjuk ke arah buburnya.
"Kau pikir aku sakit?" tanyaku dengan nada tinggi sambil menatap Jun.

Reflek Jun berdiri dan tangannya dengan cepat menyentuh jidatku.
"Akh" keluhku dan seketika wajahku memanas.
"Kau demam bodoh!!" bentak Jun dan langsung kembali duduk.

Anehnya aku tidak bisa membalas kata kata Jun dan hanya terdiam karena kaget dengan perlakuan Jun tadi.
"Kenapa sekarang wajahmu jadi merah?" tanya Jun bingung sambil menatapku.
Seketika aku sadar dan dengan cepat mengambil sendok di depanku.
"Selamat makan!" kataku mengalihkan pembicaraan.

"Bodoh! Yang membuatku demam itu kau!" batinku kesal sambil memakan bubur di depanku.

Selesai makan aku memutuskan untuk pulang sendiri ke rumah, tapi Jun tidak memperbolehkannya.
"Kenapa kau mau mengantarku pulang? Kau sudah terlalu baik padaku belakangan ini" keluhku saat duduk di dalam mobil Jun.

"Kau kan pacarku" jawab Jun singkat sambil menyalakan mesin mobil.
"Blushh" seketika wajahku memanas dan jantungku berdetak kencang, dengan cepat aku menyembunyikan wajahku dengan melihat ke luar jendela mobil.

"... Dan juga aku hanya tidak mau ada gosip kalau kau naik angkutan umum saat bersamaku, itu bisa memperjelek image-ku" sambung Jun panjang lebar, seketika aku kaget dan menatapnya sinis.

"Aku kira dia mengkhawatirkanku, ternyata hanya untuk diri dia sendiri" batinku kecewa.

"Bagaimana hubunganmu dengan Dino?" tiba tiba Jun bertanya hal yang aneh ke arahku.
"Dino? Benar juga! aku belum bertemu dengannya hari ini" jawabku sambil menyenderkan badanku di bangku mobil.
"Oh, Jadi kalian selalu bertemu" balas Jun dengan nada ketus.

"Hah?" tanyaku reflek
"Tidak" jawab Jun sambil membuang wajahnya.
"Cemburu? Mana mungkin" pikirku sambil melihat wajah Jun yang terlihat serius.

Sesampai di depan rumahku, Jun membuka jendela mobil.
"Terima kasih" kataku sambil tersenyum ramah ke arah Jun.
"Iya" jawab Jun singkat, tanpa menjawab aku hanya melihat wajah Jun yang datar.

"Oya.. Istirahat yang teratur!" suruh Jun tanpa melihat ke arahku, seketika aku bingung "ba..baik" jawabku singkat.

Saat aku berjalan mundur dan membalik badanku tiba tiba Jun berteriak.
"De..dengar (y/n)!" kata Jun, reflek aku membalik badanku ke arahnya dan melihat wajah Jun yang terlihat sedikit memerah.

"Usahakan kontrol warna wajahmu! Aku tidak mau wajahmu memerah di depan pria lain, mengerti? Yasudah aku sibuk!" kata Jun dengan nada tinggi dan langsung menutup jendela mobilnya. Tidak lama Jun pergi bersama mobilnya.

"Warna wajahku?" pikirku, tidak lama aku baru peka dan jantungku kembali berdetak.
"Deg-deg-deg!!" suara jantungku.

"Deg-deg-deg!!" suara jantungku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uh.. Udaranya kenapa jadi panas?" kataku bicara sendiri dan langsung memasuki rumahku.

Bersambung....
------------------------^^
Hy... Maaf baru update! Dan maaf kali ini kalau kurang panjang ceritanya..
Jangan lupa vote dan terima kasih :D
-salam CINTA dari Jun ❤

Jangan lupa vote dan terima kasih :D-salam CINTA dari Jun ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fake Love Story of an Artist (Jun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang