Illy Pov
Pagi ini aku sudah di kurung dikamar sama mbak Wulan, bahkan pekerjaan rumah pun terbengkalai. Kata nya, aku harus istirahat buat nanti ke acara pernikahan nya sahabat mas Ali.
Jujur saja, aku merasa tidak pantas ada di antara mereka semua. Namun apalah daya ku, mbak Uli serta mbak Wulan memaksa bahkan sampai memohon. Aku pun tidak tega melihat mereka berdua melakukan hal seperti itu.
Dan disini lah aku saat ini, di dalam kamar mbak Uli bersama mbak Wulan. Dan kalian mau tau sekarang mbak Wulan sedang apa.? Mbak Wulan sedang membersih kan kuku kaki, serta tangan ku kalau kata nya sih meni pedi. Dia juga memakai kan masker di wajah ku, yaampun aku merasa sebagai calon pengantin nya saja. Huhh memikir kan nya saja pipi ku langsung memanas.
"Illy nanti kuku nya aku warnai merah ya.?" Ucap mbak Wulan menatapku meminta jawaban.
"Njeh seterah mbak nya aku nurut aja, lha wong aku ndak tau apa-apa kok" balasku tersenyum, menatap mbak Wulan yang juga tengah tersenyum.
Aku sangat bersyukur, bisa mendapat kan majikan yang sangat baik. Seperti mbak Uli dan mbak Wula juga mas Ali, ya walau pun wajah mas Alii selalu saja datar tanpa ekspresi.
Ahh mengingat mas Ali, aku jadi teringat saat kemarin mas Ali pingsan di dalam mobil. Kasihan sekali dia, kehabisan oksigen karena terlalu lama berada di dalam mobil tanpa udara yang masuk.
Mbak Uli sangat menyesal, telah melupakan mas Ali ia pun menangis sesenggukan menunggu mas Ali sadar. Dan untung nya, mas Ali tidak terkena masalah pada pernafasan nya.
"Udah yuk.! Kita bersihin masker di wajah mu dulu, abis itu kita luluran badan" ujar mbak Wulan menuntun ku, masuk ke dalam kamar mandi mewah milik mbak Uli.
Aku sangat takjub melihat isi kamar mandi mewah ini, apa lagi disana ada bak mandi besar yang kata orang sih nama nya bathup. Maklum saja aku kan orang kampung, jadi mana tahu yang begituan. Dikampung juga ada nya Jeding, trus disitu juga ada tempat mandi yang berbentuk tabung tapi dinding nya kaca yang di blur. Kayak nya sih enak itu mandi disana.
"Illy sini.!" Panggil mbak Wulan melambai kan tangan nya, menyuruh ku supaya mendekat dan membuyarkan lamunan aneh ku.
Mbak Wulan memberikan kain panjang berwarna putih polos.
"Kamu pakai ini ya, semua pakaian kamu di lepas. Daleman nya juga.!""Hahh.! Dilepas mb.?" Ulang ku sedikit terkejut.
"Lah iya, emang kenapa.?"
"Malu mbak" ucap ku menunduk malu.
Seketika mbak Wulan terbahak mendengar jawaban dari ku, ia sampai memegangi perut nya. Aku menatap nya heran, memang nya ada yang lucu apa.?
"Kan kamu pake kain itu Illy, lagian kalau enggak di lepas gimana mau luluran nya" jelas mbak wulan, masih menahan tawa nya.
Aku menggaruk kepala ku yang tidak gatal, benar juga ya apa yang dikatakan nya. Duh Illy, kenapa jadi aneh gini sih. Aku pun menatap mbak Wulan, sembari memamerkan gigi putih ku. Tidak menunggu waktu lama pun, aku sudah mengenakan kain putih panjang itu seperti para gadis di kampung yang mau mandi ke sungai.
"Sini rebahan disini.!" Titah mbak Wulan, menepuk sofa kecil di samping bathup yang berbentuk memanjang.
Aku pun menurut saja pada perintah mbak Wulan, karena menolak pun aku tak kuasa. Yah hitung-hitung sih nyalon gratis. Hehehe
Dengan lembut mbak Wulan memijit punggung ku, yang sudah di balur dengan lulur. Rasa nya aku ingin tidur saja kalau begini, tapi itu tidak aku lakukan karena sangat tidak sopan

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Let Me Down ( Completed )
أدب الهواةKehidupan tidak selama nya berjalan dengan mulus begitu pun perjalanan hidup seorang CEO tampan pecinta mobil sport ini, harta yang melimpah ternyata tidak bisa menyembuh kan rasa trauma nya akan sebuah penghianatan yang dilakukan oleh seseorang yan...