Dua minggu berlalu, semenjak insiden di pinggir kolam renang itu seperti nya Illy menghindari Ali. Bukan karena ia benar-benar membuang perasaan yang ada di hati nya, tapi Illy hanya belum siap jika bertatap muka dengan Ali.
Setiap pagi Illy selalu bangun lebih awal, membersih kan rumah dan memasak. Setelah itu Illy memilih berdiam diri di kamar, dan hanya mau keluar jika Uli memanggil itu juga saat Ali sudah pergi ke kantor.
Namun Illy juga heran, melihat Ali yang akhir-akhir ini selalu pulang malam. Bahkan pernah Illy melihat nya pulang jam 3 malam, perasaan khawatir semakin menghinggapi Illy. Saat tadi malam Illy tidak melihat Ali pulang kerumah, kemana Ai.? Apa dia baik-baik saja.? Fikiran fikiran negative pun menyelimuti otak Illy.
"Hmmm, kok ngelamun Illy.?" Tegur Uli menghampiri Illy, yang tengah mengepel ruang tamu. Karena sejak tadi Uli memperhatikan Illy, yang tidak fokus pada pekerjaan.
"Ehh mbak Uli, ini mbak aku ke inget sama bunda aja. Semoga bunda baik-baik aja disana" dusta Illy, karena tidak mungkin ia menceritakan hal yang sebenar nya.
"Oh, di telpon dong bunda nya"
"Iya mbak, nanti kalau udah beresan"
"Ya udah mbak ke kantor dulu ya, kayak nya ada masalah sedikit"
"Iya, mbak hati-hati ya.!" Uli tersenyum mendengar pesan Illy, ia pun melambaikan tangan nya sebelum ia masuk ke dalam mobil dan berlalu meninggal kan pelataran rumah mewah nya.
"Yah sepi meneh (lagi), rumah gede tenan tapi enggak ada temen nya. Piye iki.?" dengan logat jawa nya Illy berbicara sendiri, ia pun melanjut kan tugas nya yang belum selesai.
Setelah pekerjaan nya selesai, Illy pun menghabis kan waktu nya dengan menonton televisi di ruang tamu. Itu Illy lakukan hanya semata untuk mengusir rasa jenuh yang melanda.
Namun disisi lain.
"Ali bangun.!" Daniel terlihat kesal, karena sahabat nya ini tak kunjung membuka mata.
"Ini udah siang Ali, apa lo enggak ke kantor,,??" Seru Daniel mengguncang kan tubuh Ali lebih kencang.
"Males Dan, lo telpon Vira bilang gue ijin enggak masuk" suara Ali terdengar lemah, karena tidak tega pun Daniel akhir nya menghubungi sekretaris Ali tersebut untuk memberitahukan jika bos nya tidak masuk ke kantor.
"Li.! Ali,!!" Daniel menyentuh dahi Ali, Daniel pun terkejut ternyata sahabat nya ini dalam kondisi tidak baik.
"Li gue antar pulang ya,?" Daniel mencoba membujuk Ali, supaya ia kembali kerumah. Bukan karena apa-apa, Danielvhanya tidak ingin terjadi sesuatu pada sahabat nya itu.
"Males Dan, gue disini aja" tolak Ali lemah.
"Enggak ada.! Pokok nya lo harus pulang.! Kalau di rumah kan ada yang ngerawat lo Li, disini gue enggak bisa jagain lo 24 jam. Kali ini aja, lo nurut sama gue.!" Bujuk Daniel, dan akhir nya Ali menyetujui permintaan sahabat nya itu. Karena memang saat ini Ali membutuh kan seseorang yang bisa merawat nya.
Perlahan Daniel memapah tubuh lemah Ali, karena menggendong nya pun tidak mungkin. Daniel membawa Ali ke dalam mobil milik Ali, yang semalam Ali gunakan untuk balap liar.
Ya Daniel sudah mengetahui semua nya, Daniel juga sudah mendengar cerita Ali yang memiliki perasaan lebih terhadap Illy. Namun entah mengapa, akhir-akhir ini Ali melakukan hobby gila nya kembali. Yaitu melakukan balap liar dengan mobil sport terbaru koleksi nya. Ferrari F12 yang sudah dilengkapi dengan tombol NOS (Nitrous Oxide System), Salah satu alat yang di gunakan untuk membantu meningkat kan daya dorong kecepatan saat mengemudi dengan kecepatan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Let Me Down ( Completed )
FanfictionKehidupan tidak selama nya berjalan dengan mulus begitu pun perjalanan hidup seorang CEO tampan pecinta mobil sport ini, harta yang melimpah ternyata tidak bisa menyembuh kan rasa trauma nya akan sebuah penghianatan yang dilakukan oleh seseorang yan...