Duapuluhtiga (Ending)

968 57 13
                                    


"Kak.! Prilly mana.?" Tanya Ali menghampiri Uli beserta bunda Mirna, yang tengah membuat kue di dapur.

"Tadi kata nya pergi ke taman kota sebentar dek, emang dia enggak pamit sama kamu.?" Ali menggeleng, mendengar penjelasan Uli. Entah kenapa hati Ali begitu tidak tenang.

"Enggak kak, ya udah Ali susulin dulu."

"Hati-hati ya nak Ali.!" Pesan bunda Mirna calon mertua nya, yang satu minggu lalu sudah berada di Jakarta. Karena dua hari lagi adalah hari pernikahan Ali dan Prilly.

"Iya bun, Assallamuallaikum" Salam Ali kemudian berlalu dengan tergesa.

"Waallaikumsallam" Balas Uli dan Mirna bersamaan.

Setelah Ali berlalu pergi, kini mereka berdua pun melanjut kan kegiatan yang sempat tertunda. Mereka tidak menyadari jika kecemasan tampak jelas di wajah Ali.

"Bun, ini pake pasta apa.?" Tanya Uli, sambil terus mengaduk adonan kue bolu panggang nya.

"Enggak usah pakek pasta nak, ini pake nanas yang sudah bunda blender biar rasa nya itu rasa buah asli." Jelas Mirna menyerah kan semangkuk nanas, yang sudah di blender halus.

"Oh iya bun, biar lebih maknyus rasa nya" Canda Uli, membuat Mirna tertawa.

"Selamat siang menjelang sore semua nya.! Lagi pada buat apaan sih.?" Seru Wulan heboh, menghampiri Uli dan Mirna yang tengah berkutat di dapur.

"Lagi nyuci baju.!" jawab Uli asal.

"Dih di tanyain bener-bener juga" sungut Wulan kesal.

"Ini lo nak Wulan, kita itu lagi buat bolu panggang dengan rasa asli dari buah-buahan" jelas Mirna mendapat anggukan dari Wulan.

"Emang lo tau, maen ngangguk aja.?" Tanya Uli.

"Enggak.! Hehehe" cengir Wulan tanpa dosa.

"Dasar anak mami ya begitu"

"Yeee.! Ya kali, anak tetangga" balas Wulan.

"Sudah-sudah ayo di lanjut lagi, nanti ndak selesai loh buat kue nya. Nak Wulan mau bantuin.?" Lerai Mirna.

"Enggak bun, Wulan ada kerjaan nih mau ke Bandung sama Daniel" tolak Wulan halus, membuat Mirna mengangguk faham.

"Pacaran aja, alesan nya kerjaan. Lagu lama.!" goda Uli, tanpa mengalihkan pandangan nya dari adonan kue di hadapan nya.

"Ellah serah lo dehh kak, yang udah punya suami mah gitu. Yaudah Wulan pamit dulu. Assallamuallaikum" Pamit Wulan, tidak lupa mencium tangan kanan Mirna dan Uli bergantian sebagai tanda hormat nya.

"Waallaikumsallam" balas Uli dan Mirna bersamaan.

Setelah kepergian Wulan, kini Uli dan Mirna melanjut kan kembali acara membuat kue nya. Bukan Uli tidak ingin memesan kue, hanya saja ia ingin semua orang menikmati hasil dari tangan nya. Dan yang paling utama adalah sang suami yang sangat ia cintai.

"Nak udah ngisi belum.?" Tanya Mirna membuka suarar karena ia tidak menyukai suasana yang sunyi.

"Belum bun" balas Uli tersenyum.

"Yang sabar ya nak, mungkin Allah belum percayain kalian buat punya momongan"

"Iya bun, aku juga masih pengen menikmati masa pacaran dulu sama suami" ucap Uli tersenyum malu-malu.

"Iya nak, semoga cepet di kasih momongan ya. Jangan lama-lama pacaran nya, bunda kan pengen nimang cucu juga" Goda Mirna tersenyum jahil.

"Bunda bisa aja.! Iya Insyallah bun, minta doa nya ya. Emang bunda enggak pengen cucu dari Ali Prilly kah.?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Let Me Down ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang