Delapanbelas

624 45 1
                                    

Prilly Pov

Hari ini aku, mas Ali, mbak Uli beserta mas Dyas yang satu bulan lalu resmi menjadi kekasih mbak Uli, berencana akan menghabis kan waktu liburan bersama di kampung ku. Tepat nya di Jatimulyo Jenggawah Jember (Jawa Timur), disana udara nya masih sangat sejuk dan asri.

Kebetulan mbak Uli dan mas Dyas setuju dengan pendapat mas Ali, yang sengaja ingin berlibur di kampung ku. Sekalian menjenguk bunda yang sudah lama sekali tidak bertemu denganku.

Setelah memberes kan pakaian ku, serta milik mas Ali. Kini kami semua sudah berkumpul di halaman depan, dengan mas Ali dan mas Dyas yang memasukkan barang-barang kami kedalam bagasi. Kami sengaja menggunakan mobil yang lumayan besar, mengingat perjalanan kami cukup jauh. Hingga menghabis kan waktu sekitar 24 jam untuk sampai di kampung ku.

Kami berdoa bersama demi keselamatan di perjalanan, sesudah nya kami berempat memasuki mobil. Dengan aku yang duduk di depan tepat nya di samping kemudi, mbak Uli dan mas Dyas memilih duduk di kursi penumpang. Saat ini mas Ali lah yang menyetir, dan kami bersepakat akan bergantian jika yang menyetir sudah terlihat lelah. Ini juga demi keselamatan bersama. Mobil pun perlahan melaju, meninggalkan pelataran rumah mewah milik mas Ali dan mbak Uli.

"Illy oleh-oleh buat bunda enggak ketinggalan kan.?" Tanya mbak Uli mengingatkan ku, karena memang dia membelikan oleh-oleh buat bunda. Dan aku kurang tahu itu apa, karena kata mbak Uli aku tidak boleh tahu isi nya.

"Udah mbak, beres dehh" Jawab ku, mengacung kan jempol lalu tersenyum.

"Yang, bukain aqua nya sih aku susah nih" mas Ali memberikan botol aqua, yang tadi ia ambil dari samping kursi nya.

Aku pun membukakan tutup botol tersebut, lalu memberikan kepada mas Ali kembali.

"Makasih yang.?" ucap nya tersenyum manis, dan ku balas dengan anggukan serta senyum manis pula.

Di tengah perjalanan, aku tak henti-henti nya bernyanyi mengikuti lagu yang mas Ali play. Dari mp3 yang terpasang di dashboard mobil, sesekali aku menyuapi mas Ali camilan yang sudah kami siap kan dari rumah.

"Dunia berasa milik berdua, kita mah ngontrak nee" Celetuk mbak Uli, dengan nada menyindir aku dan mas Ali.

"Iya nta, kita disini cuma numpang. Lebih tepat nya sih cuma jadi kambing congek" Sambung mas Dyas, membuat mas Ali terkikik geli.

"Ellah, syirik tanda tak mampu.!" ucap mas Alii kemudian terbahak.

"Helloww, kita mah enggak perlu di pamerin di muka umum keles" Timpal mbak Uli.

"Emang yang pamer di muka umum siapa.?"

"Kalian berdua lah, siapa lagi.!" Jawab mbak Uli ketus.

"Lah, bukan nya ini di dalam mobil yah.? Kalau di muka umum mah dipinggir jalan, atau di mall yang tempat-tempat rame kak.!" Balas mas Ali terus menggoda mbak Uli.

"Udah mas.! Gitu aja di ributin loh" lerai ku, karena tidak ingin melihat perdebatan kakak dan adik ini.

"Iya bawel.!" Pasrah mas Ali, kemudian fokus kembali pada jalanan yang lumayan lenggang.

Hari sudah menjelang malam, sehabis makan dan istirahat sejenak di warung lesehan yang terletak di pinggir jalan di daerah Semarang. Kini kami semua melanjut kan perjalanan, dengan mas Dyas yang bergantian menyetir karna mas Ali sudah sangat lelah.

Mas Ali menyandar kan kepala nya di pundakku, kasihan sekali dia pasti sangat lelah.

"Capek kan dek.? Kalau kita naek pesawat pasti udah sampai" ujar mbak Uli menatap mas Ali, yang berada di jok belakang tepat nya sedang bersandar di pundak ku.

Don't Let Me Down ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang