Sejak tadi gadis cantik, dengan rambut yang selalu dikuncir dua itu tengah sibuk memberes kan pakaian nya. Memasukan kedalam koper mini, yang ia beli dari hasil berjualan kue keliling bersama sang bunda.Tiralya Aprillya, gadis manis yang biasa disapa Illy itu membulat kan tekad nya bekerja di kota metropolitan. Untuk menggantikan bude nya, karena memang sang bude sudah semakin menua. Illy tidak tega melihat nya, sehingga ia menawar kan diri untuk menggatikan tugas sang bude. Selain itu juga, sepupu nya sering sakit-sakitan.
Walau hanya bekerja sebagai Assistant Rumah Tangga, namun Illy tidak merasa malu atau semacam nya. Menurut nya, apapun pekerjaan tersebut tidak masalah yang terpenting ia mendapat kan uang dengan jalan yang halal.
"Bun, bude belum datang ya.?" Illy mendatangi sang bunda, yang tengah memasukkan kue buatan nya ke dalam mika kecil.
"Belum nduk (nak * Dalam bahasa jawa*), sebentar lagi kayak nya" jelas sang bunda dengan logat jawa nya.
"Bunda ndak papa kan Illy tinggal sendirian.?" Illy memeluk bundanya.
"Ndak papa nduk, sing penting hati-hati disana.! Jangan lupa sholat nya, dan lakukan pekerjaan itu dengan ikhlas. Satu lagi, harus jadi wong jujur ya nduk" pesan sang bunda, membuat Illy menetes kan air mata.
Dari hati kecil nya, Illy tidak tega meninggal kan sang bunda sendirian. Apa lagi, harus berjualan kue keliling tanpa bantuan nya. Namun disisi lain, ia ingin membantu bunda nya dengan bekerja walau ia tau pekerjaan itu jauh dari impian nya.
"Njeh bunda, insyaallah Illy selalu ingat pesan bunda" ucap nya terisak. Mirna mengelus punggung putri nya, ia juga merasakan hal yang sama namun sekuat tenaga ia menahan air mata nya agar tak keluar.
Tak lama orang yang mereka tunggu datang. Mbok Minah, yang biasa dipanggil bude itu memeluk adik serta keponakan nya dengan sayang dan penuh kerinduan. Mereka pun saling bertukar kabar, tak lupa pula mbok Minah membagikan oleh-oleh yang ia bawa dari Jakarta.
Setelah itu mbok Minah, memberi pesan serta sedikit cerita tentang sikap dan sifat calon majikan nya. Supaya nanti Illy mudah beradaptasi dengan cepat.
"Bude mas Ali nya itu jahat ndak,?" tanya Illy, sembari membayang kan bagai mana wajah calon majikan nya nanti. Semoga saja tidak jahat, seperti didalam sinetron yang sering ia tonton.
"Ndak kok nduk, mas Ali itu ramah, sopan banget. Apa lagi mb Uli kakak nya, udah cantik baik lagi. Ini aja oleh-oleh, mb Uli yang beliin pas nganterin bude ke terminal" cerita mbok Minah, begitu antusias.
Illy pun mengangguk paham. "Mereka cuma tinggal berdua bude.?" Sambung Illy, yang masih sedikit penasaran.
"Iya nduk, orang tua nya sudah meninggal. Pas pesawat yang mereka tumpangi meledak empat tahun lalu.
Illy meringis menatap bude nya. "Innallillahi, Kasian sekali mereka ya bude"
"Iya nduk, pesan bude kamu jangan aneh-aneh disana.! Selesain pekerjaan kamu tepat waktu, karena mas Ali itu orang nya disiplin banget. Ya sudah bude pulang dulu, kasihan Rani sama Ratna nungguin bude kelamaan nanti" pamit nya, kemudian berlalu meninggal kan rumah Mirna sang adik.
Sedikit banyak nya, Illy sudah mengetahui latar belakang calon majikan nya. Ia benar-benar harus mengumpul kan mental, jika terjadi sesuatu yang tidak diingin kan nya suatu hari nanti.
*
*
*
######
*
*
*
Pagi sudah menjelang, tiba saat nya gadis manis itu berperang mengadu nasib di kota metropolitan. Kota yang kata orang ibu tiri tak sekejam ibu kota. Memikir kan nya saja, sudah membuat Illy bergidik ngeri. Namun demi tekad dan cita-cita nya ia meyakin kan diri bahwa ia mampu menakluk kan ibu kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Let Me Down ( Completed )
FanfictionKehidupan tidak selama nya berjalan dengan mulus begitu pun perjalanan hidup seorang CEO tampan pecinta mobil sport ini, harta yang melimpah ternyata tidak bisa menyembuh kan rasa trauma nya akan sebuah penghianatan yang dilakukan oleh seseorang yan...