Seharian kemarin kami menghabis kan waktu untuk beristirahat, dan berjalan-jalan sekitar desaku dengan menggunakan sepeda goes. Aku dan mas Ali menggunakan sepeda milikku, sedang kan mas Dyas dan mbak Uli menggunakan sepeda milik bunda.
Dan hari ini, kami berencana jalan jalan ke pantai Watu ulo. Begitu lah orang sini menyebut nya, Kenapa di sebut sebagai batu ular.? Bukan batu akik, atau semacam nya..? Konon menurut cerita pada zaman dahulu, ada ular besar yang tertimpa gunung sehingga ekor, badan, dan kepala nya terpisah.
Ekor nya berada di Jawa Tengah, badan nya di Jawa Timur, dan kepala nya berada di Banyuwangi. Badan yang berada di Jawa Timur terletak di pinggir pantai, berbentuk batu memanjang dengan sisik menempel seperti ular namun berbentuk batu.
Dan menurut cerita orang tua disana, siapa yang bisa mengambil satu sisik di batu tersebut. Maka akan mendapat kan rezeki yang melimpah. Namun semua itu fakta atau pun mitos, kita tidak ada yang tahu. Karena pada dasar nya rezeki seseorang sudah ada yang mengatur nya, tinggal bagaimana kita menyikapi nya.
( Ini informasi yang author tahu saat berkunjung kepantai tersebut yes )"Mas sarapan dulu.!" Aku menghampiri mas Ali yang sedang memeriksa keadaan mobil, karena tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak di ingin kan diperjalanan nanti.
"Bentar lagi yang, nanggung nih" balas mas Ali tetap menatap mesin yang aku tidak tahu fungsi nya untuk apa, karena aku tahu nya tinggal bawa saja.
"Oh ya udah aku tunggu di dalem ya mas, yang lain udah pada siap tuh" pamit ku berlalu meninggal kan mas Ali, setelah mendapat kan anggukan setuju dari nya.
"Mana nak Ali nduk.?" Tanya bunda saat aku sudah duduk di meja makan sederhana ku.
"Bentar lagi bun, masih ngecek mobil nya" jawab ku.
"Nak Uli, nak Dyas, maaf ya sarapan nya cuma ada ini aja" ucap bunda ku merasa tidak enak.
"Ini udah lebih dari cukup bun, lagian kalau di rumah juga cuma sarapan sama nasi goreng" jelas mbak Uli.
"Berarti Illy ndak melayani kalian dengan baik nak.?" Kaget bunda menatap mbak Uli lekat.
"Bukan bun, bukan begitu.! Illy udah sangat baik kok melayani kami, memang kami berdua sangat suka nasi goreng buatan Illy. Makanya setiap pagi kami minta buatkan nasi goreng " Jelas mbak Uli.
Dan selama disini, mbak Uli maupun mas Ali tidak membahas pekerjaan ku. Yang beberapa bulan lalu ikut dalam dunia balap, nama keren nya Drag Racing. Itu semua membuat ku bernafas lega, karena aku tidak ingin bunda terlalu mengkhawatirkanku.
"Wah pada belum sarapan, kenapa.?" Tegur mas Ali, yang baru datang dari luar.
"Nungguin lo lah Lii, lagian lo lama banget kita sampe lumutan" celetuk mas Dyas asal.
"Ellah lo ma .... " Ucapan mas Ali terhenti saat aku menatap nya tajam, kemudian melirik bunda dengan ekor mata ku. Mas Ali pun mengikuti arah tatapanku, lalu tersenyum kikuk. "Ehh bunda, maaf ya bun kalau Ali lama.?"
"Iya ndak papa nak, ayo duduk sini ! Kita sarapan dulu, setelah itu kalian boleh pergi. Tapi jangan berbuat yang macam-macam, bicara nya harus dijaga karena kalian orang baru" pesan bunda, mendapat anggukan setuju dari kami semua.
Acara sarapan pagi ini terasa hangat, walaupun hanya dengan menu yang sederhana namun kebersamaan inilah yang sangat aku rindukan.
Selesai sarapan dan berpamitan kepada bunda, kami berempat pun berangkat ke tempat tujuan. Dengan perjalanan yang di tempuh sekitar 1 jam, apa lagi jalan yang akan kami lalui kecil dan hanya pas untuk satu mobil. Jadi harus mengendarai dengan pelan, karena jika berpapasan dengan mobil lain kita dapat dengan mudah meminggir kan mobil yang kita kendarai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Let Me Down ( Completed )
FanfictionKehidupan tidak selama nya berjalan dengan mulus begitu pun perjalanan hidup seorang CEO tampan pecinta mobil sport ini, harta yang melimpah ternyata tidak bisa menyembuh kan rasa trauma nya akan sebuah penghianatan yang dilakukan oleh seseorang yan...