Duapuluhsatu

570 41 0
                                    

Author Pov

Tiga bulan berlalu, setelah acara berlibur di kampung halaman Prilly. Kini Ali, Dyas, maupun Uli sudah memulai aktivitas seperti biasa nya. Dan tepat malam ini, adalah malam pesta pernikahan Uli dan Dyas, karena acara ijab qabul sudah di laksanakan pagi tadi. Bertempatkan di kediaman mempelai wanita nya.

Ali menggelar acara pesta tersebut sangat mewah, karena ia ingin membahagiakan sang kakak. Walaupun awal nya Uli menolak ide Ali, dan mengingin kan acara yang sederhana. Sama seperti saat acara pertunangan nya dulu, namun bukan Ali nama nya jika rencana nya tidak berhasil. Lihat lah gedung mewah yang sudah di dekorasi super indah, dengan tema hijau berpadu putih itu hampir selesai sempurna.

Acara nya pun dihadiri oleh para karyawan, sahabat, serta rekan-rekan bisnis nya. Walau begitu Ali sudah mengeluar kan undangan pernikahan sebanyak 2.000 lembar, dan semua itu atas ide nya serta ide tunangan nya. Siapa lagi kalau bukan Prilly, ya dua bulan yang lalu Ali kembali lagi ke kampung halaman Prilly. Untuk menemui orang tua Prilly, dengan bertujuan akan meminang putri mereka.

"Bunda sebelum nya Ali minta maaf, kalau datang kesini dengan tiba-tiba dan membawa Illy paksa" ucapan Ali terputus, ia menarik nafas lalu menghembus kan perlahan. Sejenak Ali menatap bunda Mirna serta mbok Minah, mantan pembantu nya dulu lalu tersenyum. Mereka saat ini berada di ruang tamu kecil milik Mirna bunda dari Prilly.

"Tujuan Ali kesini ingin melamar putri semata wayang nya bunda, apakah lamaran Ali di terima bunda.?" Ali menatap Mirna dengan was-was, takut jika Mirna tidak menyetujui nya.

"Nak Ali apa semua nya sudah di fikir kan matang-matang.? Nak Ali tahu sendiri, bagai mana kondisi keluarga kami." ucap Mirna membuat Ali tersenyum.

"Sudah bunda, Ali sangat yakin.! Ali mencintai Illy dengan tulus dan ikhlas. Ali tidak memandang Illy dari segi materi, Ali akan terima semua kekurangan Illy, karena kekurangan nya akan menjadi suatu kelebihan buat Ali " jawab Ali mantap, ia pun melirik Prilly sekilas.

"Bagaimana nduk, apa kamu terima lamaran nak Ali?" Minah menatap keponakan nya lembut, menunggu jawaban apapun yang akan Prilly keluarkan.

Prilly menarik nafas dalam lalu menghembus kan perlahan, karena jujur saja ia sangat nervous. Apa lagi semua ini sangat mendadak, dan ia tidak mempunyai persiapan apapun.

"Bismillah.! Illy terima lamaran mas Ali, karena Illy juga sangat mencintai nya tulus tanpa paksaan dari siapa pun" Jawaban Prilly membuat semua yang berada di ruangan tersebut bisa bernafas lega.

"Trimakasih sayang?" Ali kemudian menghadap Prilly yang duduk tepat di samping nya, ia pun mengeluar kan kotak beludru berwarna biru yang isi nya sebuah cincin perak berlapis berlian. Lalu memakaikan di jari manis Prilly.

"Sama-sama mas" balas Prilly tersenyum menatap Ali, semua yang diruangan itu pun ikut merasakan kebahagiaan.

"Li.! Ngelamun mulu lo, kesambet tahu rasa dehh" Daniel menyentuh pundak Ali, karena sejak tadi Daniel melihat Ali terus terdiam.

"Enggak kok Dan, gue lagi keinget aja pas gue ngelamar Prilly dulu"

"Emang kenapa Li, apa ada kendala.?"

"Enggak Dan, gue itu bahagia banget karena bunda Prilly terima gue dengan tangan terbuka" jelas Ali dengan binar bahagia.

"Oh syukurlah Li, kalau gitu. Gue juga ikut seneng denger nya" balas Daniel, yang kini tengah duduk di sofa ruang tamu Ali.

Setelah mengecek keadaan gedung yang akan di gunakan sebagai acara resepsi, kini Daniel dan Ali sudah kembali kerumah Ali.

"Hei kalian sudah pulang, gimana beres semua.?" Tanya Wulan menghampiri Ali dan Daniel, kemudian ia duduk tepat berada di samping Daniel.

Don't Let Me Down ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang